Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan Bumi

Gaya hidup sehat sudah merambah di mana-mana

Semarang, IDN Times - Mencegah lebih baik daripada mengobati. Semboyan tersebut tepat dijadikan pedoman agar selalu menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental. Sebab, sehat harganya tidak ternilai dan tidak bisa digantikan dengan materi apa pun.

Oleh karena itu, penting melakukan upaya preventif untuk menjaga kesehatan.

1. Pentingnya sebuah langkah preventif kesehatan

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan Bumiilustrasi menjalani gaya hidup sehat (pexels.com/William Choquette)

Royal Philips menyurvei soal gaya hidup sehat di sejumlah negara di Asia, seperti di Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia.

Hasil survei yang dirilis pertengahan Juli 2022 itu menyebutkan, sebanyak 99 persen responden di Indonesia sudah mengerti akan arti penting dari langkah preventif kesehatan. Yaitu, tindakan keseharian dalam upaya mencegah penyakit atau mengurangi risiko kondisi kesehatan di masa mendatang.

Seperti mengikuti gaya hidup sehat dengan menerapkan pola makan, berolahraga, dan mengecek kesehatan baik fisik dan mental menyeluruh, hingga pemeriksaan serta pemantauan kesehatan secara berkala.

2. Gaya hidup sehat menjadi kunci di era modern

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan Bumiilustrasi gaya hidup sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Lebih lanjut, survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian Kantar Profiles Network itu mengungkapkan, 33 persen dari jumlah responden Indonesia telah mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan sebanyak 37 persen menginvestasikan uangnya untuk menjalankan gaya hidup sehat.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ikut mengintervensi dengan mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat di seluruh Dunia untuk menerapkan gaya hidup sehat. Pasalnya, pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor kerentanan terjadinya risiko kesehatan.

Belum lagi ditambah dengan kemajuan teknologi pangan sedemikian rupa sehingga produksi makanan olahan (Ultra-Processed Foods/ UPF) meningkat, murah, mudah didapatkan, dan dikonsumsi tanpa kontrol atau melebihi ambang batas.

3. Menumbuhkan kepedulian untuk kesehatan dan lingkungan

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiSuasana Festival Pasar Sehati di Urban Farming Corner (UFC) Semarang, Minggu (14/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Gerakan untuk membumikan gaya hidup sehat mulai eksis di beberapa daerah di Indonesia. Antara lain di Semarang, Jawa Tengah.

Sejumlah pegiat dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang gaya hidup sehat menggelar Festival Pasar Sehati pada Minggu (14/5/2023).

Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah tenant para pelaku UMKM yang bergerak di bidang pangan sehat, produk organik, ramah lingkungan, serta acara coaching clinic mengenai soal kesehatan.

Ketua Komunitas Pasar Sehati Semarang, Aria Masita mengatakan, acara yang diadakan di Urban Farming Corner (UFC) kawasan Menteri Supeno Semarang itu berfokus untuk merawat kesehatan dengan memberi ruang, support system, dan kemudahan akses terhadap produk-produk locally made.

“Komunitas ini sudah enam tahun ada. Tujuan utamanya ingin belajar bersama tentang arti sehat. Karena menjadi sehat itu dimulai dari kesadaran dan panggilan hati. Kami-kami yang ada di sini semua bersama-sama mendukung gaya hidup sehat dengan hati yang bahagia," katanya saat ditemui IDN Times.

Selain kesehatan, kegiatan Pasar Sehati Semarang juga berfokus untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan, dengan meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai (single-use plastic). Hal itu sebagai gerakan untuk menekan peredaran sampah plastik.

4. Khusus UMKM dengan persyaratan tertentu

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiPemilik UMKM Psikombucha, Sari Astuti (53) melayani pembeli minuman kombucha di Semarang, Minggu (14/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Dengan persyaratan khusus tersebut, pelaku UMKM yang ikut serta pada acara tersebut juga tidak sembarangan. Sita menjelaskan, mereka harus melalui proses kurasi ketat sehingga produk yang dijual memang berfokus pada kesehatan dan ramah lingkungan.

"Kami ikut melihat (dalam mengkurasi UMKM) bagaimana praktik usahanya, bahannya, produknya, hingga pemasaran, juga penjualan transaksinya, apakah juga sehat, aman, dan pastinya juga ramah lingkungan," jelasnya.

Salah satunya UMKM yang lolos kurasi untuk menjadi bagian Pasar Sehati adalah Psikombucha. Sang pemilik, Sari Astuti mengatakan, usahanya merupakan produsen minuman kesehatan berbasiskan fermentasi (kombucha) berbahan asli lokal Indonesia.

"Karena kami adalah produk pangan, sehingga proses pembuatan hingga pengepakan Psikombucha cukup mendetail dan sangat-sangat memperhatikan aspek-aspek keamanan pangan bagi konsumen," ujar perempuan berusia 53 tahun itu.

Baca Juga: Pekerja UMKM Eboni Klaten Bisa Beli Rumah Sendiri Berkat Digitalisasi

5. Kombucha mengandung banyak vitamin

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiSalah satu varian minuman kombucha produk UMKM Psikombucha Semarang (Instagram.com/psikombucha)

Kombucha adalah minuman probiotik hasil fermentasi teh yang berasal dari Asia Timur.

Umumnya, minuman tersebut difermentasikan selama 7--14 hari untuk mendapatkan khasiat, bakteri baik, dan memunculkan kandungan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Contohnya Asam folat, Antibiotik, Katekin, Vitamin B, Vitamin B1 (Tiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3 (Niasin), Vitamin B6 (Piridoksin), dan Vitamin B12 (Sianokobalamin).

Adapun, untuk manfaat minuman probiotik tersebut di antaranya untuk menjaga imunitas dan menstabilkan metabolisme tubuh, sebagai detoksifikasi-antioksidan, menurunkan tekanan darah, memperbaiki fungsi hati dan aktivitas antimikroba.

Selain itu juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, radang sendi (artritis), dan dapat dipakai sebagai diet.

6. Ada 20 varian minuman kombucha

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiSejumlah varian minuman kombucha produk UMKM Psikombucha Semarang (Instagram.com/psikombucha)

Sari merintis usaha sejak awal tahun 2020, kini sudah memiliki sebanyak 20 varian rasa minuman kombucha. Mulai dari varian buah, kopi, lavender, bunga telang, hingga parijoto.

Harga per botol Psikombucha mulai Rp20 ribu untuk kemasan 150 mililiter (ml).

"Kami sengaja memilih botol kaca (eco-green) untuk kemasan minuman kombucha, tidak botol plastik. Secara tidak langsung kami ingin mengajak konsumen ikut memperhatikan lingkungan dengan produk Psikomnbucha. Makanya kami juga membuka layanan refill dan refund kombucha," ucap istri dari Yohanes Harjanto tersebut.

Ia mengawali usaha berangkat dari pengalaman diri lantaran menjadi seorang penderita autoimun. Hampir separuh waktu hidupnya berkutat dengan penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh tersebut.

"Dari awalnya saya mencoba resep untuk diri sendiri, akhirnya bisa berkembang untuk menjadi UMKM. Saya sudah bersyukur sekali. Saya juga siap membagikan metode pembuatan kombucha ini kepada siapa pun, gratis. Mungkin yang jauh di sana, yang tidak bisa menjangkau minuman saya secara langsung bisa membuatnya sendiri sesuai dengan selera masing-masing," ungkapnya.

7. Mendapatkan peluang saat aktif di media sosial

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiPemilik UMKM Psikombucha, Sari Astuti (53) melayani pembeli minuman kombucha di Semarang, Minggu (14/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Selain pameran dan penjualan konvensional seperti di Pasar Sehati Semarang, Sari aktif memasarkan produk Psikombucha secara online melalui media sosial Instagram, @psikombucha. Meski tak lagi belia, ia justru bersemangat bisa terus mempelajari hal-hal baru di era kekinian tersebut.

Hasilnya, selama kurang lebih 2 tahun, sebanyak 85 persen penjualan Psikombucha datang dari online.

Kebermafaatan lain dari transformasi digital yang dilakukan Sari yaitu terbukanya peluang untuk mengikuti beberapa event pameran UMKM, baik yang berskala regional, nasional, bahkan internasional. Satu di antaranya yang paling prestise adalah ditunjuknya Psikombucha untuk mengikuti BRILIANPRENEUR 2022, di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, 14--18 Desember 2022.

"Saya bisa ikut BRILIANPRENEUR 2022 juga tidak tahu dan tidak menyangka. Semua mengalir saja, ikut jalan Tuhan. Saya ditelepon dari BRI kalau produk saya diminta untuk diikutkan acara itu," imbuh Sari.

Dari pameran tersebut, Psikombucha menjadi UMKM Binaan BRI dan produknya makin terkenal dan produksinya kini meningkat, hampir mencapai 100 liter per bulan. Adapun, omzetnya bervariasi Rp5--10 juta dalam satu bulan, dengan pelanggan terbanyak rata-rata dari Jakarta dan sekitarnya, Malang, Sidoarjo, dan Gresik.

8. Cashless memudahkan pembeli bertransaksi

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan BumiPemilik UMKM Psikombucha, Sari Astuti (kedua kanan) melayani pembeli minuman kombucha di Semarang, Minggu (14/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Melonjaknya penjualan Psikombucha ikut memengaruhi jumlah transaksi keuangan yang banyak dilakukan secara digital. Ia pun lebih memilih pembayaran cashless karena lebih transparan dan memberikan kemudahan dalam pencatatan keuangan.

Oleh karenanya, Sari tidak pernah lelah untuk mengedukasi pelanggan agar menggunakan cashless (pembayaran nontunai) saat pembelian produk Psikombucha. Meski demikian, ia juga tidak menolak jika terdapat pembeli yang membayar menggunakan uang tunai (cash).

"Coba minuman kombucha di sini kok enak pas dikasih tester. Dari pada kehabisan dan lama gak kalau beli online, akhirnya beli saja. Untung bisa cashless soalnya gak bawa uang cash, jadi simpel," ujar salah satu pembeli Psikombucha saat Festival Pasar Sehati, Anjas.

9. Transaksi tunai menyumbang pemanasan Global

Digitalisasi ala Psikombucha Semarang Bikin Sehat Diri dan Bumiilustrasi scan QR (freepik.com/freepik)

Berdasarkan laporan Program Lingkungan PBB (UNEP) dilansir laman resmi, transformasi digital diketahui membantu mengurangi emisi karbon dioksida mencapai 20 persen, menurunkan angka eksploitasi sumber daya alam dalam produk hingga 90 persen, dan memotong rantai pasokan limbah dan detoksifikasi hingga 10--100 kali lipat.

Masih pada laporan yang sama, pembayaran konvensional berupa justru ikut menyumbangkan sampah dan limbah ketika memproduksi kertas untuk bahan pembuatan uang dan setruk atau nota.

Pasalnya saat memproduksi kertas, menimbulkan polusi udara berupa nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon dioksida yang terlepas sehingga menghasilkan efek rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan Global (Global warming).

Baca Juga: Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk Semesta

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya