Disertasi Abdul Aziz Dinilai Merendahkan Martabat Perempuan Indonesia

Meresahkan karena sudah berdampak negatif

Semarang, IDN Times - Disertasi Abdul Aziz, mengenai konsep Milk al-Yamin terkait hubungan seks di luar nikah diminta untuk dirombak total lantaran tidak sesuai dengan budaya di Indonesia. Bahkan, disertasi tersebut dinilai merendahkan martabat perempuan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Tengah, Muhamad Ngainirrichadl saat dihubungi secara khusus oleh IDN Times, Kamis (5/9).

Baca Juga: Sosok Abdul Aziz, Penulis Disertasi tentang Seks di Luar Nikah

1. Tidak bisa dijadikan sebagai produk hukum

Disertasi Abdul Aziz Dinilai Merendahkan Martabat Perempuan IndonesiaIDN Times/pito agustin rudiana

Menurutnya, yang harus dipahami bahwa disertasi Abdul Aziz bukan merupakan produk hukum.

"Sebagai pemikiran sah-sah saja. Yang dipahami, itu (disertasi) bukan produk hukum," katanya.

Meski Abdul Aziz sudah meminta maaf, Richadl meminta agar disertasi tersebut dirombak total, termasuk diubah judulnya. Ia juga mendesak agar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta membatalkan disertasi tersebut, sebelum judulnya diganti.

"Kalau masih membedah pemikiran tersebut, maka masih ada tafsir-tafsir lain. Menurut saya ganti judul saja," terangnya.

2. Berdampak negatif

Disertasi Abdul Aziz Dinilai Merendahkan Martabat Perempuan IndonesiaIDN Times/pito agustin rudiana

Menurut Muhamad Ngainirrichadl disertasi yang menyajikan tafsir Milk Al-Yamin dari Muhammad Syahrur itu saat ini juga sudah berdampak negatif secara luas di masyarakat, karena tafsir masing-masing individu.

"Itu meresahkan karena menafsiri sendiri, terkait berhubungan di luar nikah, bisa dilakukan dan boleh dilakukan. Kita (dalam Islam) menganut kalau berhubungan seks di luar nikah ya kategori zina. Kalau itu dikembangkan, berbahaya," papar Richadl, yang juga sebagai anggota DPRD Jawa Tengah.

3. Konsep Syahrur tidak pas untuk budaya Indonesia

Disertasi Abdul Aziz Dinilai Merendahkan Martabat Perempuan IndonesiaUnsplash.com/Artembali

Disertasi mahasiswa Program Doktoral Interdisciplinary Islamic Studies di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu secara tegas menurut Richadl tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.

"Di Indonesia diatur, ada Undang-Undang Perkawinan dan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi. Batasan-batasan seks harus sesuai, karena harus secara sah secara agama dan sah secara negara. Konsep Syahrur tidak bisa diterapkan di Indonesia. Jangan dipublikasikan di Indonesia, tidak pas," aku Richadl.

4. Merendahkan martabat perempuan Indonesia

Disertasi Abdul Aziz Dinilai Merendahkan Martabat Perempuan IndonesiaPixabay/Eko1810

Lebih lanjut, disertasi tersebut justru merendahkan martabat perempuan Indonesia, bahkan bias gender. Sebab konsep tersebut banyak dilatar belakangi dari pola kehidupan dan budaya di Eropa.

"Di konsep itu perempuan yang sudah bersuami tidak boleh melakukan hubungan, tetapi laki-laki yang sudah beristri boleh berhubungan tanpa nikah dengan perempuan lain, yang tidak bersuami, sepanjang itu suka sama suka," tutupnya.

Baca Juga: Disertasi Dianggap Kontroversial, Abdul Aziz Siap Lakukan Revisi 

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya