Green Toll Road: Konektivitas Industri dan Ekosistem yang Ramah Bumi

Dukungan untuk pemenuhan target emisi nol bersih pemerintah

Pemerintah terus menggalakkan gaya hidup menggunakan peralatan serba elektrik yang ramah lingkungan (electrifying lifestyle). Salah satunya dengan mendorong masyarakat menggunakan mobil listrik karena tidak beremisi karbon, untuk mendukung pengembangan transportasi ramah lingkungan (green transportation) di Indonesia.

Green transportation merupakan komitmen pemerintah untuk memitigasi perubahan iklim (climate change), melalui transisi energi sebagaimana target nol-bersih emisi (net-zero emissions/NZE) yang ditetapkan untuk tahun 2060.

Program NZE populer setelah Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) tahun 2015. Program tersebut bertujuan untuk menekan pencemaran lingkungan yang berpotensi menimbulkan pemanasan global (global warming).

Dalam peta jalan (roadmap) transisi energi Indonesia menuju NZE disebutkan, target hilir mudik mobil listrik di Indonesia pada tahun 2021--2025 mencapai 300 ribu unit. Kemudian, untuk tahun 2026--2030 bisa menembus 2 juta unit.

Bersamaan dengan target tersebut, penjualan mobil berbahan bakar minyak (fossil fuel) bakal dikurangi mulai tahun 2041--2045.

Minat masyarakat terhadap mobil listrik tinggi. Hal itu terlihat dari penjualan mobil listrik di Indonesia dalam satu tahun terakhir yang tumbuh signifikan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan, penjualan mobil listrik selama tahun 2022 mencapai 15.437 unit. Jumlah tersebut naik 383,46 persen atau hampir lima kali lipat dari tahun 2021, yang hanya 3.193 unit.

Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi meyakini pada tahun 2023, penjualan mobil listrik diperkirakan meningkat dari tahun 2022 meski dibayang-bayangi isu resesi ekonomi Global.

"Tren (penjualan mobil listrik) tahun 2022 akan terus berlanjut. Insentif untuk pembelian mobil listrik produksi dalam negeri sebesar Rp80 juta dan potongan pajak pada tahun 2023 bisa memicu penjualan EV (electric vehicle)," katanya dilansir laman resmi Gaikindo, Kamis (23/2/2023).

Mempercepat pertumbuhan ekosistem

Green Toll Road: Konektivitas Industri dan Ekosistem yang Ramah BumiMobil listrik mengisi daya di charging station yang ada di Semarang, Jumat (13/1/2023) (IDN Times/Dhana Kencana)

Keseriusan pemerintah mendorong percepatan penggunaan dan pengembangan mobil listrik sebagai alat transportasi nasional direalisasikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Beleid itu ditindaklanjuti dengan dua Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 27 tahun 2020 dan Nomor 28 tahun 2020. Keduanya membahas aspek-aspek dalam mempercepat terbentuknya ekosistem mobil listrik di Indonesia.

Salah satunya berhubungan dengan fasilitas penyediaan infrastruktur pengisian daya atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Peneliti Sistem Ketenagalistrikan dan Sumber Daya Energi Terdistribusi Institute for Essential Services Reform (IESR) Faris Adnan Padhilah menyebutkan, SPKLU berperan penting dalam kecepatan adopsi mobil listrik. Pasalnya secara psikologis, keberadaan jumlah SPKLU mampu memengaruhi keputusan calon konsumen dalam menggunakan mobil listrik.

Dari catatannya, jumlah SPKLU di Indonesia tahun 2022 sudah mencapai 588 unit yang tersebar di 257 lokasi. Jumlah tersebut naik 120,22 persen persen dibandingkan tahun 2021, yang hanya 267 unit di 197 lokasi.

Adapun, target jumlah SPKLU tahun 2023 naik dua kali lipat atau berjumlah 1.030 unit. Kenaikan itu untuk memenuhi sasaran sebanyak 24.720 SPKLU pada tahun 2030.

“Secara angka, jumlah SPKLU terus tumbuh. Perluasan jangkauan dan ketersediaan charging infrastructure di jalan-jalan, jalan tol, baik antarkota maupun antarprovinsi, akan berdampak pada meningkatnya minat masyarakat memiliki mobil listrik,” ujarnya sebagaimana keterangan resmi yang diterima IDN Times, Rabu (20/2/2023).

Green Toll Road: Konektivitas Industri dan Ekosistem yang Ramah BumiPetugas mengecek dan merapikan kabel di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di rest area KM 389 B ruas tol Batang-Semarang (IDN Times/Dhana Kencana)

Keberadaan SPKLU ikut memudahkan pemilik mobil listrik mengisi daya baterai. Mereka tidak perlu lagi pusing soal pengisian daya saat bepergian, khususnya ketika ke luar kota. 

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberikan dukungan dengan menyediakan SPKLU di sejumlah Tempat Istirahat dan Pelayanan (rest area) Travoy (Travel with Comfort and Joy) sepanjang jalan tol Trans Jawa, sehingga memberikan kenyamanan kepada para pengguna mobil listrik. Inovasi layanan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2020.

Dari penelusuran IDN Times, SPKLU tersebut berada di 10 titik sebagai berikut ini.

Kesepuluh SPKLU berada di rest area Travoy yang dikelola oleh PT Jasamarga Related Business (JMRB), sebagai anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Penyediaan SPKLU menjadi implementasi Jasa Marga Group dalam merealisasikan program Jalan Tol Hijau (Green Toll Road) dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Green Toll Road merupakan program dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada sektor pembangunan jalan di Indonesia. Indikator perwujudannya meliputi akses, kelayakan dan pelayanan, efisiensi energi dan air, lingkungan, material konstruksi, dan kerja sama kewilayahan.

Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Lisye Octaviana menjelaskan, keterbatasan jarak tempuh dan minimnya infrastruktur pengisian daya (SPKLU) selalu menjadi kendala para pengguna mobil listrik. Mereka tak leluasa saat pergi ke luar kota. Oleh karenanya, kebanyakan mobil listrik hanya digunakan terbatas untuk di dalam kota saja.

Adanya SPKLU di jalan tol Trans Jawa menjadi solusi dan memudahkan para pengguna mobil listrik ketika ingin berpergian jarak jauh. Selain itu, menjadi kontribusi dan kolaborasi nyata Jasa Marga untuk kemajuan infrastruktur penunjang mobil listrik di Tanah Air.

"Kehadiran SPKLU di jalan tol untuk menyiapkan sarana guna mendukung implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019. Sarana tersebut dapat memberikan rasa nyaman kepada para pengguna mobil listrik dan mengakomodir kebutuhan mereka untuk pengisian daya baterainya. Ini bentuk dukungan untuk menumbuhkan ekosistem mobil listrik di Indonesia. Kami juga kerja sama dengan sesama BUMN mempercepat pengembangan SPKLU di masa mendatang," ujarnya dalam keterangan resmi pada laman resmi Jasa Marga, Kamis (2/3/2023).

Konektivitas industri mobil listrik

Green Toll Road: Konektivitas Industri dan Ekosistem yang Ramah BumiJalan di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang (IDN Times/Dhana Kencana)

Dua dari 10 titik SPKLU di jalan tol Trans Jawa terdapat di rest area Travoy bertipe A dan B ruas tol Batang-Semarang. Yaitu di KM 379A dan KM 389B.

Secara khusus, keberadaan SPKLU di ruas tol Batang-Semarang merupakan dukungan Jasa Marga untuk konektivitas akses Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang terhubung melalui simpang susun sepanjang 3,1 kilometer (km).

Pasalnya, dari catatan Kementerian Investasi (Kemenves) per Desember 2022, sudah terdapat tiga perusahaan berbasis industri mobil listrik yang menghuni KITB. Mereka adalah dua perusahaan yang memproduksi baterai listrik asal Korea Selatan dan Taiwan, serta satu perusahaan produsen mobil listrik dari Amerika Serikat.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menetapkan KITB sebagai kawasan industri terpadu mobil listrik nasional, pada 8 Juni 2022. Saat peresmian, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya menggunakan mobil listrik melintasi ruas jalan tol Batang-Semarang dan simpang susun KITB.

Direktur Utama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), Nasrullah optimistis, pertumbuhan pengguna mobil listrik meningkat dalam satu sampai dua tahun ke depan, seiring dengan bertumbuhnya perusahaan-perusahaan tersebut di KITB.

Hal tersebut berjalan beriringan dengan target pemerintah dalam upaya mengurangi emisi karbon sebagaimana tertuang dalam roadmap transisi energi menuju NZE tahun 2060.

"Trafik kendaraan di Batang-Semarang cenderung naik karena ada KITB yang terus bertumbuh. Apalagi mobil listrik. Fasilitas SPKLU di rest area untuk mendukung terciptanya ekosistem mobil listrik sehingga pengguna makin ramai dan tidak lagi kerepotan untuk pengisian baterai saat melintas di ruas jalan tol Batang-Semarang," ujarnya saat ditemui IDN Times, Jumat (24/2/2023).

Ketua Forum Transportasi Lingkungan dan Energi Masyarakat Transportasi Indonesia, Indira Darmoyono menyatakan, kolaborasi dengan berbagai pihak mampu mendorong masyarakat ambil bagian dalam transisi energi di Indonesia.

Kolaborasi Jasa Marga dengan berbagai pihak dalam penyediaan SPKLU mampu mempercepat pertumbuhan ekosistem mobil listrik di Indonesia sehingga mendorong perubahan perilaku masyarakat.

Baca Juga: [FOTO] Prima dan Siaga Melayani Pengguna Jalan Tol Batang-Semarang

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya