Ini Biang Keladi Selisih Data Vaksinasi COVID-19 Pusat Vs Jawa Tengah

Jateng input data vaksinasi via Pcare, pusat lihat di SMILE

Grobogan, IDN Times - Sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah protes kepada pemerintah pusat soal ketersediaan vaksin COVID-19. Sebab, data vaksinasi antara pemerintah pusat dan daerah tidak sama.

1. Ada selisih data vaksinasi pemerintah pusat dan daerah

Ini Biang Keladi Selisih Data Vaksinasi COVID-19 Pusat Vs Jawa TengahIlustrasi Vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Hal itu diakui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sebab, masih banyak daerah di Jateng yang kehabisan stok vaksin. Tapi, data yang dimiliki pemerintah pusat melalui aplikasi SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik) menunjukkan daerah-daerah yang kehabisan stok tersebut masih memiliki stok vaksin cukup banyak. Belakangan diketahui, data di aplikasi Smile tidak sesuai seperti di lapangan.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sang Bupati, Sri Sumarni terus-menerus meminta tambahan vaksin kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Dari data pada aplikasi Smile milik pemerintah pusat, stok vaksin di Grobogan masih banyak sehingga tidak dikirim.

Saat mengecek pelaksanaan vaksinasi di Desa Wolo, Grobogan pada Selasa (3/8/2021), Ganjar menemukan titik persoalan tersebut. Rupanya setiap ada kegiatan vaksinasi, semua data diinput secara langsung melalui aplikasi Pcare. Baru setelah itu dimasukkan melalui aplikasi SMILE.

"Lha kenapa tidak ke SMILE pak, kan itu pusat melihatnya pakai itu," tanya Ganjar ke petugas.

Baca Juga: 6 Sentra Vaksinasi di Semarang ini Tutup, Stok Tersisa 28 Ribu

2. Aplikasi Pcare dan SMILE tidak sinkron juga

Ini Biang Keladi Selisih Data Vaksinasi COVID-19 Pusat Vs Jawa TengahGubernur Jateng, Ganjar Pranowo (Dok. Humas Pemprov Jateng)

Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, Slamet Widodo menjelaskan jika input data ke aplikasi SMILE membutuhkan waktu yang lama. Data baru diinput setelah ada rekapan dari aplikasi Pcare.

"Itu butuh waktu lama pak, kami tiap hari kalau vaksinasi sudah langsung input ke aplikasi Pcare," jelasnya.

Dari hal itu muncul ketidakcocokan data antara pemerintah pusat dan daerah. Bagi Ganjar, pemerintah pusat melihat stok masih banyak, karena input data ke aplikasi Smile belum sempurna.

"Saya hanya mau meluruskan saja, karena (Senin (2/8/2021)) saat saya sampaikan ke pusat, hampir seluruh kabupaten (di Jateng) protes. Lho kami sudah menyuntikkan banyak dan sudah habis, kok datanya seolah-olah kami masih menyimpan stok. Ini bu Bupati Grobogan juga komplain, makanya langsung saya cek," katanya dalam keterangan resmi kepada IDN Times.

3. Aplikasi vaksinasi Pcare lebih realtime

Ini Biang Keladi Selisih Data Vaksinasi COVID-19 Pusat Vs Jawa TengahGubernur Jateng, Ganjar Pranowo (Dok. Humas Pemprov Jateng)

Ternyata diketahui ada dua sistem yang perlu dikoreksi. Pertama Pcare, yakni aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data setelah orang divaksinasi. Setiap yang datang, divaksinasi langsung diinput.

"Ini (Pcare) sebenarnya adalah data paling riil, karena itu lebih realtime. Sementara pusat yang dipakai acuan data dari aplikasi SMILE. Ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke aplikasi SMILE, mulai disuntik, direkap di aplikasi Pcare, baru dilaporkan. Lha ini kalau belum diinput di SMILE, maka dibaca dan dianggap stok masih banyak," terang Ganjar.

Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar mengusulkan agar ada integrasi data. Ia juga meminta pemerintah pusat untuk juga melihat proses vaksinasi melalui aplikasi Pcare.

Ganjar berharap kedepan tak lagi ada ribut-ribut soal perbedaan data. Yang perlu diributkan saat ini menurutnya adalah seberapa cepat warganya bisa divaksinasi virus corona.

"Biar energinya tidak dibuang untuk perdebatan yang tidak penting lagi, karena kita bisa memperbaiki (sinkron data SMILE dan Pcare) itu," pungkasnya.

Baca Juga: Jika Tak Ditangani Dengan Tepat, Limbah Vaksin Bisa Picu Vaksin Palsu

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya