Kasus COVID-19 Melonjak, Akses ke Kudus Tutup, 20 Petugas Makam Siaga

Efek anjangsana Lebaran yang bebas tanpa protokol kesehatan

Kudus, IDN Times - Akses masuk ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sejak Rabu (27/5/2021) ditutup demi mencegah masuknya kendaraan luar kota, termasuk wisatawan. Penutupan sementara tersebut bertujuan guna menekan penyebaran COVID-19 yang jumlah kasusnya di kabupaten tersebut terus meningkat.

1. Sebanyak 70 petugas disiagakan menghalau kendaraan dari luar kota

Kasus COVID-19 Melonjak, Akses ke Kudus Tutup, 20 Petugas Makam SiagaPetugas kepolisian menurunkan wisatawan yang hendak masuk menuju Kota Kudus di jalan jalur pantura Jati, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/rwa.

Salah satu akses masuk ke Kabupaten Kudus yang ditutup adalah di kawasan Tanggulangin. Daerah tersebut menjadi pintu utama masuknya kendaraan dari luar daerah, terutama dari arah Kota Semarang. Penutupan akses menggunakan pembatas air dan hanya menyisakan akses untuk kendaraan roda dua.

"Kami memang perlu melakukan langkah konkrit, salah satunya dengan menutup akses masuk ke Kudus dan menyekat agar warga luar daerah untuk sementara tidak masuk ke Kudus," kata Bupati Kudus, Hartopo melansir ANTARA, Kamis (27/5/2021). 

Pencegahan akses masuk tidak hanya untuk bus wisata dari luar kota, termasuk bus mikro maupun kendaraan pribadi dari luar kota. Dinas Perhubungan (Dishub) Kudus menyiagakan 70 personel untuk menghalau bus wisata di enam titik yang terbagi menjadi tiga gilir kerja. Di antaranya di Kerawang, Ngembalrejo, Jalan Lingkar Kencing, Tugu Dawe, Poroliman Tanjung, dan Jetak. 

2. Banyak warga anjangsana Lebaran hiraukan protokol kesehatan

Kasus COVID-19 Melonjak, Akses ke Kudus Tutup, 20 Petugas Makam SiagaPetugas perangkat desa menutup pintu tempat karantina khusus bagi pemudik di Desa Jepangpakis, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (5/5/2021). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus sebelumnya telah menutup seluruh objek wisata untuk sementara waktu. Hartopo mengaku tidak bisa memastikan kapan penutupan akses masuk, penyekatan, juga objek wisata akan dibuka karena disesuaikan dengan perkembangan kasus COVID-19 di Kudus.

Melonjaknya kasus virus corona, menurut Hartopo, yang juga Ketua Satgas COVID-19 Kudus secara siginifikan akibat munculnya klaster rumah tangga setelah banyak warga melakukan anjangsana tanpa mematuhi protokol kesehatan virus corona. Penyebarannya hampir merata di 9 kecamatan di Kudus.

3. Sehari memakamkan 11 pasien virus corona

Kasus COVID-19 Melonjak, Akses ke Kudus Tutup, 20 Petugas Makam SiagaTim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan jumlah relawan yang bertugas memakamkan pasien COVID-19 yang meninggal dunia mencukupi meski kasus meninggalnya terus meningkat. Lonjakan kasus meninggal terjadi sejak 18 Mei 2021. Yakni dalam satu hari terdapat 4 kali pemakaman. Padahal pada awal Mei 2021, hanya 1--2 orang saja.

Kepala Pelaksana Harian Kepala BPBD Kudus Budi Waluyo di Kudus mengatakan dalam beberapa hari terakhir, terdapat 17 kasus kematian dalam sehari. Sedangkan pemakaman, ada 11 kali karena enam kasus meninggal dimakamkan pada hari berikutnya.

"Pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal tertinggi baru 11 kali pemakaman dalam sehari. Jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan pada pertengahan 2020 dalam sehari bisa mencapai 12 kali pemakaman," katanya.

4. Petugas pemakaman pasien COVID-19 disiagakan 24 jam

Kasus COVID-19 Melonjak, Akses ke Kudus Tutup, 20 Petugas Makam SiagaTim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Sebanyak 20 relawan disiagakan untuk bertugas memakamkan pasien COVID-19 di Kudus. Jumlah tersebut menurut Budi masih aman dan belum kewalahan karena dibagi menjadi dua tim. Termasuk ketersediaan alat pelindung diri (APD) maupun sarana dan prasarana pendukung lainnya juga masih mencukupi.

"Untuk setiap pemakaman memang dibutuhkan 10 relawan. Sedangkan masing-masing tim bisa memakamkan hingga lima kali lebih dalam sehari," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudusm Badai Ismoyo menambahkan bahwa pada Kamis (27/5/2021) terdapat 6 pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Mereka berasal dari Desa Bacin, Kajeksan, Pasuruhan Lor, Sadang, Kedungdowo dan Tenggeles.

Dengan tambahan kasus meninggal tersebut, total kasus meninggal hari tersebut telah mencapai 592 kasus. Lalu kasus sembuh virus corona ada 5.524 kasus dari total kasus positif COVID-19 sebanyak 6.938 kasus. 

Baca Juga: 24 Jam, Pasien COVID-19 Kudus Melonjak 79 Kasus, Dokter Juga Kena

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya