Layanan Prolanis untuk Kesehatan yang Humanis kala Pandemik

Kebermanfaatannya terasa bagi lansia dan penderita komorbid

Semarang, IDN Times - Tuhan Yang Maha Esa masih memberikan kesempatan hidup kepada Soenardi. Pria berusia 81 tahun itu mengaku hampir meninggal dunia akibat COVID-19 yang melanda secara masif pada akhir Juli 2021 lalu.

"Kala wingi kula meh ditimbali Gusti. Tanggal kaleh. (red: kemarin saya hampir dipanggil sama Tuhan. Tanggal dua (Agustus))," kata pemilik nama lengkap Stephanus Soenardi tersebut.

Saat itu, kondisi kesehatannya sempat drop. Situasi bertambah parah lantaran Soenardi belum mendapatkan vaksinasi virus corona.

"Awalipun radi meriang, ajeng mendet balsam malah dhawah. Lajeng mboten saget tangi. Nggletak wonten bangku terus kados cegukan ngoten, terus mboten eling napa-napa. (red: awalnya agak meriang, mau ambil balsam malah jatuh. Kemudian tidak bisa bangun. Saat terkapar di bangku, merasa seperti cegukan dan langsung tidak ingat apa-apa)," ucapnya menceritakan kala itu.

Ia kini banyak mengucap syukur lantaran tidak sedikit teman sebayanya yang meninggal dunia karena amukan COVID-19.

Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang tergabung dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), Soenardi merasakan kebermanfaatan program tersebut. Salah satunya untuk program vaksinasi COVID-19.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memprioritaskan peserta JKN-KIS Prolanis--seperti Soenardi--mendapatkan vaksin virus corona. Pasalnya, masyarakat dengan penyakit penyerta (komorbid) Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 dan Hipertensi (HT) yang masuk dalam Prolanis, menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19.

Hal itu sejalan dengan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas COVID-19, serta Sasaran Tunda.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Soenardi akhirnya menerima undangan vaksinasi di kantor Kecamatan Mijen, Kota Semarang pada Jumat (13/8/2021). Ia pun datang bersama sang istri dengan protokol kesehatan lengkap. Soenardi lega sudah divaksinasi sehingga dapat terlindungi dari ganasnya COVID-19.

Baca Juga: Daftar Tarif Iuran BPJS Kesehatan per 1 Januari 2021

Prolanis membuat aman dan nyaman peserta

Layanan Prolanis untuk Kesehatan yang Humanis kala PandemikStephanus Soenardi (kiri) saat akan vaksinasi COVID-19 di Kecamatan Mijen, Kota Semarang (jatengprov.go.id)

Kepesertaan Prolanis terus meningkat seiring dengan bergabungnya peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri dan peserta penerima bantuan iuran (PBI).

Salah satunya adalah Emy Iriyanti. Perempuan 59 tahun itu tidak lagi kebingungan atau khawatir meski ada pembatasan mobilitas saat harus mengecek kondisi kesehatan ditengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Rupanya, layanan Prolanis melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) masih tetap berjalan secara online (daring).

"Ada grup Whatsapp (WA) khusus untuk (peserta) Prolanis dari Klinik Pucang Anom (FKTP-nya), jadi komunikasi dan konsultasi (medis) tetap berjalan efektif. Saat COVID-19, kesehatan tetap terpantau tenaga kesehatan. Tes rutin juga gratis, tidak bayar. Kalau tahu kondisi kita, kan bisa diantisipasi dan paham apa yang harus dilakukan, biar gak semakin parah," tuturnya kepada IDN Times di Demak, Senin (30/8/2021).

Dengan treatment atau perlakuan tersebut, wawasan serta kemandirian peserta Prolanis dapat terjaga sehingga mampu memulihkan penyakit yang diderita, meningkatkan status kesehatan mereka, dan mencegah munculnya komplikasi lain.

Emy menyebut fasilitas ekstra dari Prolanis juga membuat mental para peserta Prolanis lebih aman dan nyaman pada masa pandemik COVID-19. Sebab, tidak sedikit mereka yang panik terhadap kondisi tersebut, sehingga burn out berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh dan kesehatan.

"Termasuk informasi rutin tes cek gula darah, tes pendukung lainnya, dan edukasi kesehatan lewat WA. Kita jadi mantap, tahu penanganan dan tata laksananya. Buat peserta (Prolanis) yang belum vaksinasi COVID-19 juga ada pendampingan. Pokoknya jadi aman dan nyaman saat pandemik begini," aku Emy yang sudah divaksinasi virus corona.

Prioritas vaksinasi khusus lansia dan masyarakat dengan komorbid DM dan HT bukan tanpa alasan. Berdasarkan catatan Kemenkes per 30 Agustus 2021, jumlah mereka yang belum divaksinasi masih tinggi. Selain itu, berdasarkan data kematian akibat COVID-19, rata-rata tertinggi adalah mereka, lansia dan penderita komorbid.

"Kira-kira ada 1,2 juta (masyarakat dengan komorbid) yang belum (divaksinasi). Total ada 1,5 juta masyarakat yang komorbid di Jawa Tengah. Apabila sekarang masyarakat dengan komorbid dapat terdeteksi melalui kepesertaan JKN-KIS Prolanis, pola vaksinasi bisa diarahkan. Kita minta Puskesmas terdekat mencari mereka. Begitu kita tahu, bisa jemput bola, mereka disuntik lebih dahulu. Dengan cara itu, kita bisa melindungi mereka, kita prioritaskan," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melansir keterangan resmi yang diterima IDN Times.

Inovasi pemanfaatan data kepesertaan JKN-KIS Prolanis untuk percepatan vaksinasi COVID-19 serentak diterapkan di 29 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kegiatan hasil sinergi BPJS Kesehatan dengan dinas kesehatan daerah dan FKTP itu menargetkan vaksinasi COVID-19 dengan sasaran 4.268 orang yang berpenyakit DM dan HT.

“BPJS Kesehatan berkomitmen dalam penanganan COVID-19, serta percepatan pencapaian target vaksinasi. Salah satunya dengan dukungan sumber data khususnya bagi penderita DB dan HT yang dikelola FKTP melalui program Prolanis,“ kata Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan (Dirjampelkes) BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati.

Adapun, saat acara peluncuran di Kabupaten Brebes, Jumat (27/8/2021), vaksinasi menyasar 50 orang untuk masing-masing FKTP dengan target 250 peserta Prolanis.

"Program vaksinasi berbasis Prolanis yang dilakukan FKTP--baik itu dokter praktek perorangan, klinik, atau Puskesmas--mendekatkan mereka (lansia dan penderita komorbid). Ini untuk menurunkan angka kematian mereka," tutur Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo.

Baca Juga: Bawa 2 Lansia Dapat Vaksin COVID-19 Gratis di Semarang, Ini Caranya

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya