PPKM Lanjut, Pelaku Wisata di Kudus Nyerah: Jual Motor Buat Hidup

Gak ada bantuan dari pemerintah sama sekali

Kudus, IDN Times - Pengelola sebuah wahana wisata di Kudus, Jawa Tengah menyerah dengan perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 sampai 2 Agustus 2021. Mereka tidak berdaya tidak tahu harus bagaimana lagi menanggung beban operasional harian destinasi wisata tersebut.

1. Separuh karyawan terpaksa dirumahkan

PPKM Lanjut, Pelaku Wisata di Kudus Nyerah: Jual Motor Buat HidupLogo wana wisata Pijar Park di Kudus (Instagram.com/project.social.is.me)

Wahana wisata alam Pijar Park di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus kembali tutup lantaran adanya PPKM Level 4. Pengelola tempat wisata yang baru buka Maret 2021 itu mengaku tidak punya solusi untuk menghidupi 15 karyawannya karena sudah tutup selama dua bulan terakhir.

Kondisi diperparah dengan sejumlah stand pujasera yang juga ikut merugi. Setidaknya dari beberapa stand, ada 22 orang yang kini tidak bisa bekerja lagi. 

“Kami hanya mempekerjakan mereka yang tidak sampai separuh dari jumlah semua karyawan sebanyak 53 orang di Pijar Park. Separuhnya lebih terpaksa kami rumahkan. Jujur saja, selama ada aturan PPKM, kami sangat terseok-seok dan tidak sanggup lagi bertahan bila ini masih berlanjut," kata Pengelola Pijar Park, Yusuf melansir laman Radio Republik Indonesia, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: Khas Jawa Tengah, Ini 5 Perbedaan Mencolok Soto Kudus dan Soto Seger

2. Aset pribadi dijual untuk operasional harian

PPKM Lanjut, Pelaku Wisata di Kudus Nyerah: Jual Motor Buat HidupWana wisata Pijar Park di Kudus (Instagram.com/pijar.park)

Diakui Yusuf, selama PPKM usahanya terpukul dan tidak ada pemasukan sama sekali. Ia pun rela menjual aset pribadi semata-mata untuk membayar biaya perawatan dan operasional wahana wisata alam tersebut.

“Sampai saat ini saya udah jual mobil dan motor pribadi buat operasional dan perawatan di sini. Saya mohon pemerintah daerah bisa membantu kami dan memberikan solusi yang terbaik agar kami tidak semakin terpuruk. Kami minta 30 persen tempat wisata dibuka dan kami akan melakukan protokol kesehatan (prokes) ketat bagi pengunjung,” pinta Yusuf.

Dirinya tidak tahu, aset apa lagi bakal dijualnya untuk mempertahankan Pijar Park. Bahkan pihaknya juga belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah.

3. Pedagang di pujasera beralih profesi

PPKM Lanjut, Pelaku Wisata di Kudus Nyerah: Jual Motor Buat HidupIlustrasi PPKM mikro (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Salah satu pedagang di pujasera Pijar Park, Basir (60) mengaku dirinya berjualan terakhir pada sepekan Lebaran Idul Fitri 2021. Setelah itu, tidak bisa berjualan lagi lantaran kasus COVID-19 melonjak di Kudus.

Padahal, usaha bakso pentolnya adalah penghasilan utama bagi keluarganya. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia menjual motor satu-satunya. Kini pun, uang hasil jual motor tersebut juga telah habis.

“Karena uang hasil jual motor udah habis mas, sekarang saya setiap hari jual ayam. Kebetulan saya juga punya ayam. Sampai sekarang saya sudah menjual 30 ekor ayam untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya mas,” aku Basir.

4. Pijar Park ada di kawasan lereng Gunung Muria

PPKM Lanjut, Pelaku Wisata di Kudus Nyerah: Jual Motor Buat HidupWana wisata Pijar Park di Kudus (Instagram.com/pijar.park)

Pijar Park adalah wana wisata dengan konsep alam ala Lawu Park yang ada di Magetan, Jawa Timur. Kata Pijar merupakan singkatan dari Pinus Kajar.

Lokasinya dulu terkenal dengan nama Bumi Perkemahan Kajar lereng Gunung Muria.

Berbagai spot menarik dibuat pengelola. Mulai dari camping grounds, spot foto instagramable, pasar krempyeng, pujasera, wedding outdoor, outbound, wisata berkuda serta eduwisata kopi muria dan pembuatan getuk nyimut.

Baca Juga: Ajukan 7.000 Vial Vaksin, Pemkab Kudus Tunggu Dropping dari Provinsi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya