[FOTO] Suplai Energi Pertamina Menjaga Ketahanan Pangan Dalam Negeri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wonogiri, IDN Times - Beras menjadi bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kecukupan ketersediaan beras menjadi prasyarat terwujudnya ketahanan pangan, baik di tingkat nasional maupun regional.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mewujudkan ketahanan pangan, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002.
Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, dengan tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah atau mutu, aman, merata, dan terjangkau.
Seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi,
kebutuhan akan pangan terus meningkat. Suplai energi ikut mendukung ketersediaan pangan karena keduanya saling berkaitan terhadap perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) di sektor pertanian ikut berkontribusi merealisasikan ketahanan pangan. Selain manfaat keekonomian dan ramah lingkungan, dampak positifnya adalah menjadi jalan untuk memenuhi target nol bersih emisi (Net Zero Emissions/ NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Petani di Wonogiri menggunakan mesin pompa air berbahan bakar elpiji 3 kilogram untuk mengairi sawah
Mereka memanfaatkannya untuk membantu menyedot air dari sendang saat memulai masa tanam ketika musim kemarau
Penggunaan mesin pompa air elpiji menolong petani terhindar dari kekeringan lahan pertanian
Penggunaan mesim pompa berbahan bakar elpiji lebih irit sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi petani hingga 65 persen
Baca Juga: 7 Fakta Daun Beluntas, Sayur Lalapan yang Kaya Manfaat
Karena 2 tabung gas melon setara dengan 15 liter BBM untuk sekali kegiatan mengairi tanaman sehingga lebih efektif dan efisien
Mesin pompa air elpiji juga digunakan untuk mengairi sawah sejak pagi hingga sore hari dengan durasi 8--10 jam per tabung
Editor’s picks
Petani cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp85 ribu untuk pengairan sawah saat proses tanam sebanyak empat kali
Jika menggunakan bahan bakar minyak (BBM) kebutuhannya mencapai 10 liter yang biayanya bisa mencapai Rp150 ribu
Selain mahal, petani kesulitan membeli BBM dibandingkan elpiji lantaran keterbatasan akses sarana dan prasarana
Baca Juga: Bone Tab, Sumber Pangan dari Buah Mangrove asal Banyumas
Penggunaan mesin pompa air berbahan bakar elpiji sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019
Peraturan tersebut mengatur soal Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan harga tabung tiga kilogram untuk kapal ikan dan mesin pompa air bagi petani
Penggunaan mesin pompa air elpiji menjadi solusi bagi petani di tengah mahalnya harga pupuk dan ancaman gagal panen
Mesin pompa air elpiji ikut menjaga ketahanan pangan sehingga harga beras di pasaran tetap stabil dan tidak langka
Ketahanan pangan menjadi sesuatu yang harus diupayakan agar terhindar dari krisis pangan. Dukungan energi dari Pertamina memberikan keamanan dan mewujudkan ketenangan soal ketahanan pangan dalam negeri.
Dengan demikian, tiga dimensi utama ketahanan pangan yaitu, ketersediaan pangan, aksesibilitas (keterjangkauan) masyarakat terhadap pangan, dan stabilitas harga pangan dapat terimplementasikan.
Baca Juga: 5 Manfaat Memakan Ulat Sagu bagi Tubuh Manusia, Kaya Nutrisi!