Tampil di Fashion Show Paris, Tenun Troso Jepara Malah Dipetisi

Dianggap meniru motif tenun ikat Sumba

Jepara, IDN Times - Penenun kain Troso di Kabupaten Jepara Jawa Tengah angkat bicara terkait tuduhan dan klaim bahwa motif kain tenun tersebut merupakan motif tenun ikat khas Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ramainya hal tersebut lantaran motif kain Troso digunakan dan dipamerkan saat ajang fashion show berskala internasional di Paris, Prancis beberapa waktu lalu, oleh dua siswa SMK dari Kudus, Jawa Tengah.

Baca Juga: 5 Brand Batik dan Tenun dengan Desain Modern, Cocok buat Anak Muda!

1. Belum pernah ada klaim motif lain

Tampil di Fashion Show Paris, Tenun Troso Jepara Malah DipetisiANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Troso, Jepara, Nasta'in mengatakan bahwa kain Troso Jepara sudah memiliki motif khas yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh daerah lain. Sebab selama ini belum pernah terdapat klaim terhadap motif tenun ikat Sumba sebagai motif tenun Troso Jepara.

Ia bahkan mencatat jumlah motif tenun ikat Troso cukup banyak. Dalam waktu dekat juga akan diperkenalkan sejumlah motif Troso, yang disesuaikan dengan kearifan lokal Jepara. Motif-motif tersebut juga akan dipatenkan.

"Kami pastikan motif yang akan dipatenkan nanti tidak meniru motif daerah lain, termasuk yang sedang ramai di media sosial terkait tuduhan menjiplak motif Sumba," kata Nasta'in dikutip dari Antara, Selasa (2/7).

2. Penjualan tenun Troso sudah ke berbagai daerah

Tampil di Fashion Show Paris, Tenun Troso Jepara Malah DipetisiANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Ia memastikan penenun Troso, Jepara tidak akan mengklaim motif tenun ikat khas Sumba karena motif yang dibuat selalu berkembang dengan menyesuaikan tren.

Bila terdapat motif Sumba yang dibuat oleh penenun Troso, Jepara, imbuhnya, karena penjualan tenun Troso selama ini sudah ke berbagai daerah di Tanah Air, termasuk di wilayah Sumba. Bahkan, pedagang tenun di Bali juga memasarkan tenun hasil produksi Jepara, sedangkan motifnya disesuaikan dengan keinginan konsumen setempat, yakni motif Bali.

"Secara bisnis, pedagang di Bali tentunya akan meminta disediakan motif tenun sesuai khas Bali, selain pula disediakan motif khas Jepara," ujar Nasta'in.

3. Hampir 10 ribu orang tanda tangani petisi

Tampil di Fashion Show Paris, Tenun Troso Jepara Malah DipetisiIDN Times/Dhana Kencana

Klaim tenun Troso Jepara muncul setelah adanya petisi yang tersebar di sosial media. Berdasarkan penelusuran IDN Times, melalui laman resmi change.org, petisi dibuat oleh Herman Umbu Billy. Ia menulis petisi tersebut, ditujukan kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Barat, Bupati Sumba Tengah, Bupati Sumba Barat Daya.

"Sebetulnya saya tidak begitu gelisah saat tenun ikat kita dipalsukan, karena yang asli memiliki segmen dan kehormatannya sendiri. Namun pada saat mereka membawa klaim bahwa motif ini milik mereka (Tenun Troso Jepara) diajang Internasional saya rasa kita tidak boleh diam apalagi dibiarkan...," kata pengantar dalam petisi tersebut, sperti dikutip dalam laman change.org.

Petisi tersebut dibuat empat hari yang lalu atau pada Sabtu, 29 Juni 2019. Hingga berita ini dibuat, sudah terdapat 9.889 orang yang telah menandatanganinya. Jumlahnya semakin naik. Sebab petisi berjudul "Gugat Pemalsu Tenun Ikat Sumba" itu juga telah tersebar di berbagai sosial media, mulai dari Facebook hingga grup Whatsapp.

4. Viral kiprah dua anak SMK di Paris

Tampil di Fashion Show Paris, Tenun Troso Jepara Malah Dipetisiinstagram.com/shiningstatement.id

Petisi tersebut muncul setelah viralnya kiprah dua pelajar SMK NU Banat Kudus, Fitria Noor Aisyah (19) dan Farah Aurellia Majid (17) yang menjadi perwakilan siswi SMK se-Indonesia di Paris, Prancis. Mereka menghadiri ajang fashion show skala internasional "La Mode" Sur La Seine à Paris yang digelar oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Dengan mengusung tema Troso Nimbrung, yang merupakan kain tenun khas Troso Jepara, Fitria dan Farah menyita perhatian banyak pengunjung di Paris. Bahkan sejumlah media luar negeri ikut memberitakannya. Tema Troso Nimbrung merupakan kain tenun dengan perpaduan warna-warna laut.

Mereka mengusung tema "Troso Nimbrung" yang disesuikan dengan karakter ZELMIRA (brand rancangan busana SMK NU Banat Kudus). Sengaja mereka menggunakan kain tenun Troso Jepara karena dinilai paling pas dan sesuai untuk pangsa pasar Eropa.

Troso Nimbrung terinspirasi dari pantai dan laut di daerah pesisir Jawa Tengah. Koleksi tersebut mengeksplorasi warna laut dengan motif tenun yang tidak terlihat rumit mengikuti selera pasar Eropa.

Koleksi yang ditampilkan mereka dalam ajang tersebut meliputi dua kategori, yaitu busana konvensional dan modest wear dengan konsep padu-padan, sehingga buyer tidak harus membeli seluruh outfit, namun dapat terpisah per item.

Baca Juga: 5 Pelajaran Penting Bagi Siswa SMK Sebelum Masuk Dunia Kerja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya