1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di Semarang

Kasus ISPA mulai marak. Waspada!

Semarang, IDN Times - Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) saat ini tengah dialami sejumlah warga Kota Semarang. Bahkan, berdasarkan penanganan yang dilakukan petugas Puskesmas Mijen Semarang, terdapat 1.354 warga yang berobat karena mengalami ISPA. 

Baca Juga: Pemkot Semarang Cari Dana Segar untuk Pindahkan Balaikota ke Mijen

1. Ribuan warga Mijen sudah kena ISPA

1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di Semarangilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Menurut Kepala Puskesmas Mijen, dr Agus Susanto, ISPA yang dialami para pasiennya masih stadium ringan. Namun sejak dua bulan terakhir, jumlah pasien ISPA yang ditangani puskesmasnya mulai bertambah banyak. 

"Sebulan ini di Puskesmas Mijen ada pasien ISPA 1.354 orang. Ya ketimbang bulan sebelumnya kecenderungannya ada peningkatan cuman gak signifikan. Yang kita tangani saat ini kan masih infeksi pernapasan akut yang ringan-ringan," kata Agus ketika dikonfirmasi IDN Times, Kamis (31/8/2023).

2. Ada 70 lebih pasien ISPA yang berobat di Puskesmas Mijen

1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di Semarangilustrasi polusi udara dari kendaraan bermotor (ANTARA FOTO/Rahmad)

Agus bilang kenaikan jumlah pasien ISPA terjadi mulai pertengahan dan akhir Juli kemarin. Mayoritas pasien ISPA di puskesmasnya berasal dari kalangan balita sampai orang yang sudah lanjut usia (lansia). 

Dalam sehari petugas Puskesmas Mijen bisa menangani pasien ISPA lebih dari 70 orang. 

"Kira-kira akhir Juli dan awal Agustus sudah mulai banyak berobat karena kena ISPA. Ada yang balita, lansia juga banyak. Prosentasenya hampir 30-40 persen yang datang kemari karena sakit ISPA. Atau estimasi kita sehari sekitar 70-an pasien ISPA," ujar Agus. 

3. Ditangani dua cara

1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di Semarangilustrasi ibu sedang merawat anaknya yang sakit ISPA (vecteezy.com/Puwadon Sang-ngern)

Agus juga bilang para pasien ISPA ditangani di ruangan pelayanan umum. Petugasnya telah diintruksikan untuk menangani pasien ISPA dengan detail agar tepat memberikan resep obat. 

"Karena tidak ada ruangan khusus ISPA, jadinya kita gak nambah petugas untuk menangani penyakit itu. Tapi kalau ada yang mengarah ke TBC tentunya diarahkan untuk ditangani Poli TBC," ujar Agus. 

Puskesmas Mijen menangani pasien ISPA dengan dua cara. Agus mengaku ketika pasien ISPA datang, maka selalu diedukasi untuk rutin memakai masker dan memakai tisu kalau sedang batuk atau bersin.

Tisu yang dipakai pasien ISPA, katanya juga wajib dibuang ke tempat sampah yang steril. 

"Selalu kita ingatkan kepada pasien ISPA, kalau habis pakai tisu ya harus dibuang ke tempat sampah biar gak menularkan kemana-mana. Terus kita juga periksa dari anatesa. Terkait pertanyaan apakah aktivitasnya banyak diluar atau dalam ruangan. Karena polusinya di Semarang kan dari datanya sudah makin meningkat. Suhunya terasanya memang sangat panas. Jadinya pasien kita edukasi pakai masker," ungkapnya. 

4. Berikan resep obat anti radang

1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di SemarangIlustrasi seseorang sedang mengambil vitamin (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Bagi pasien ISPA yang rawat jalan, petugas Puskesmas Mijen kerap memberi resep obat anti radang, obat anti demam, obat anti pilek. Ada juga resep berupa tambahan vitamin guna meningkatkan antibodi dan parasetamol. 

Di luar itu, Agus menyarankan kepada para pasien ISPA supaya mengatur pola makannya selama puncak musim kemarau tahun ini. 

Karena dengan tingginya suhu udara ditambah polusi udara yang bertambah pekat, pasien ISPA sebaiknya menghindari makanan berminyak dan berbahan pengawet. 

"Yang penting pola makannya musti diatur ketat. Jangan makan tambah batuk. Hindari makanan gorengan, jangan yang keripik-keripik," urainya. 

5. Udara yang bersih hanya di Gunungpati dan Mijen

1.354 Warga Mijen Terkena ISPA Dampak Polusi Udara di SemarangObjek wisata Omah Ampiran Wonolopo di Mijen Semarang. (Instagram/@omahampiranwonolopo)

Sedangkan, Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan penyakit ISPA yang terjadi belakangan ini memang grafiknya meningkat. 

Hakam menjelaskan walaupun polusi udara bertambah banyak, tetapi yang terkena ISPA tidak mengalami peningkatan yang tajam. "Tapi tidak begitu signifikan karena rata-rata hampir sama dengan bulan sebelumnya," akunya. 

Ia menyampaikan kalau kawasan Semarang bagian bawah mayoritas telah terpapar polusi udara dengan indikasi tanda pemantau berwarna oranye. 

"Kita punya tiga pos pemantau kadar polusi ya. Yang lebih paham dari tim DLH. Tetapi dari indikatornya, yang area bawah (Semarang) sudah oranye, paparan polusinya sudah tinggi. Yang masih bersih atau indikatornya warna hijau hanya di Mijen dan Gunungpati. Karena secara daerahnya juga ada di kawasan perbukitan, banyak hutannya," ujar Hakam saat dikonfirmasi IDN Times.

Baca Juga: Pemprov Jateng Diminta Tambah Anggaran untuk Program Perempuan

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya