3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks Lokalisasi

Dua wanita dilaporkan positif HIV

Semarang, IDN Times - Meski kawasan Lokalisasi Argorejo atau biasa disebut Resos Sunan Kuning telah ditutup Pemkot Semarang sejak tiga tahun terakhir, namun tidak serta-merta membuat masalah berakhir begitu saja. 

Tepatnya sebelum menginjak Bulan Ramadhan 1443 Hijriyah, pengelola kawasan Argorejo digemparkan dengan temuan kasus infeksi HIV/AIDS.

Temuan kasus HIV/AIDS itu terjadi ketika Paguyuban Karaoke Argorejo (Pakar) mendata ulang jumlah pemandu karaoke. Di saat bersamaan tim pemeriksa kesehatan dari Lentera ASA dan Dinkes Kota Semarang juga menggelar tes kesehatan bagi para pemandu karaoke yang bekerja di kawasan tersebut. 

"Ketika kita lakukan tes VCT bagi pemandu karaoke, ada dua orang yang hasilnya positif HIV. Ketahuannya pas mereka datang ke Aula Argorejo untuk daftar kerja sebagai LC. Itu kejadiannya sebelum puasa kemarin," kata Ari Istiadi Koordinator Lentera ASA saat dikontak IDN Times, Jumat (24/6/2022). 

1. Dua pemandu karaoke yang positif HIV pindahan dari luar Jawa Tengah

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks Lokalisasiilustrasi pita HIV, salah satu kondisi yang sebabkan kekebalan tubuh melemah (freepik.com/jcomp)

Ari menjelaskan setelah ketahuan positif HIV, kedua wanita tersebut mengaku pindahan dari wilayah Jawa Barat (Jabar). Saat dimintai keterangan lebih lanjut, kedua berkata masih berusia 19 tahun. 

Ari mengatakan sebelum dinyatakan positif HIV, dua wanita itu sempat tinggal beberapa minggu di sejumlah rumah karaoke di Argorejo. Ari bilang kedua wanita itu mengaku sebagai pemandu karaoke freelance yang beberapa kali bekerja di salah satu rumah karaoke Argorejo. 

"Beberapa hari abis dinyatakan positif HIV, mereka tiba-tiba menghilang dari rumah karaoke. Mungkin karena takut atau gimana, jadinya langsung kabur. Sampai saat ini keduanya sudah tidak berada di Argorejo," ujar Ari. 

Baca Juga: Personel Satpol PP Semarang Sikat Uang Rp618 Juta Iuran BPJS

2. Tes VCT untuk minimalisir penularan HIV/AIDS di Argorejo

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks LokalisasiIlustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Tes VCT belakangan menjadi senjata ampuh untuk mendeteksi penularan HIV/AIDS di Argorejo. Sebab, diakui Ari sejak operasional Resos Sunan Kuning ditutup oleh Kemensos dan Pemkot Semarang, tidak ada aturan resmi yang mengatur keluar masuknya pemandu karaoke. 

"Target kita tes VCT buat orang baru. Khawatirnya kita karena Argorejo kan sangat terbuka. Banyak sekali pemandu karaoke yang keluar masuk tanpa aturan yang jelas. Makanya kekhawatiran kita terbukti pas ditemukan dua wanita yang positif HIV. Terus habis Lebaran kita tes VCT ke semua pemandu, hasilnya negatif. Tapi dengan temuan ini kita jadi ekstra waspada," jelasnya. 

3. Ada 400 pemandu karaoke

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks LokalisasiSejumlah pemandu karaoke di Demak saat diperiksa aparat kepolisian. (Dok Polres Demak)

Berdasarkan pendataan terakhir, Ari menyampaikan jumlah pemandu karaoke di Argorejo sebanyak 400 orang.

Ia menyayangkan sikap Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang yang cenderung lepas tangan pasca penutupan sehingga membuat aturan operasional rumah karaoke Argorejo menjadi liar. 

4. Pemandu karaoke dari berbagai daerah bebas keluar masuk di Argorejo

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks LokalisasiIDN Times/Dhana Kencana

Padahal ketika Argorejo masih berstatus resosiliasi, terdapat aturan sangat ketat yang diberlakukan bagi para pemandu karaoke. Setiap rumah karaoke juga dilarang merekrut pemandu karaoke dari Jabar. Namun yang terjadi sekarang pemandu karaoke dari berbagai daerah diperbolehkan bekerja di Argorejo. 

"Mau gak mau kita yang bekerja keras membatasi lewat tes VCT. Kalau dulu kan pemandu karaoke dari Jabar dilarang kerja di sini. Tapi sekarang semuanya boleh masuk. Kebanyakan yang kerja di Argorejo itu pemandu karaoke asal Wonosobo, Purwodadi, Jepara malahan banyak dari Tasikmalaya, Bandung dan kota-kota lainnya. Mustinya Dinsos jangan lepas tangan, mereka kan yang harusnya berwenang mengelola persoalan ini," ungkapnya.

5. Kawasan Argorejo berpotensi memunculkan masalah baru

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks LokalisasiSejumlah pemandu karaoke saat digiring masuk ke Polres Demak. (Dok Humas Polres Demak)

Pihaknya pun tidak menutup kemungkinan bahwa dengan pengawasan yang lemah ke depan berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pengelolaan kawasan Argorejo. Bahkan, Ari menegaskan bisa jadi muncul prostitusi di Argorejo. 

"Tidak menutup kemungkinan ada prostitusi karena tidak ada yang menjamin hal itu. Kita kan gak bisa mengawasi 24 jam. Keberadaan pemandu karaoke tanpa aturan kalau dibiarkan aka timbul masalah baru," terangnya. 

6. Ketua pengelola karaoke anggap kasus HIV/AIDS masih sedikit

3 Tahun Sunan Kuning Ditutup, Kasus HIV/AIDS Muncul di Eks Lokalisasiilustrasi pita HIV (freepik.com/jcomp)

Sedangkan, Ketua Pakar, Rohmad membenarkan adanya temuan kasus HIV di Argorejo. Ia menambahkan kasus penularan HIV/AIDS di Argorejo hanya 0,5 persen dari total jumlah 400 pemandu karaoke. Untuk rumah karaoke sendiri hampir 200 unit. 

"Ya kita menemukan ada yang positif tapi jumlahnya gak banyak. Cuman dua tiga orang aja. Itu sekitar 0,5 persenan," terangnya.

Rohmad kini sudah berusaha membatasi jam operasional rumah karaoke. Setiap pemandu dilarang berpakaian terbuka saat pulang kerja. Rata-rata pemandu tinggal menyebar di sejumlah kos-kosan di luar kawasan Argorejo. 

Baca Juga: PSK Hamil 7 Bulan Kena Razia Satpol PP, Dibawa ke Panti Rehabsos Solo

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya