48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 M

Klaim ini sejak Februari 2021, belum dibayarkan

Semarang, IDN Times - Lonjakan kasus penularan COVID-19 rupanya membuat sejumlah rumah sakit swasta yang dikelola Muhammadiyah di Jawa Tengah menjadi tak berkutik. Setidaknya saat ini terdapat 48 rumah sakit yang bernaung dibawah ormas Islam terbesar kedua di Indonesia itu telah disesaki para pasien virus corona.

1. BOR semua RS Muhammadiyah di Jateng penuh

48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 MIlustrasi Logo Muhammadiyah. muhammadiyah.or.id

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng, Tafsir menyatakan bed ocupanccy rate (BOR) yang ada di 48 rumah sakitnya telah mencapai 100 persen. Bahkan, saking membludaknya pasien, pihaknya sampai harus menolak pasien dan menyarankan mencari tempat isolasi di lokasi lainnya.

"Situasi saat ini benar-benar mengkhawatirkan. Kondisi bed di rumah sakit milik Muhammadiyah sudah full. Setiap rumah sakit ada 20--50 bed dan itu sudah penuh semua. Kita dengan terpaksa meminta para pasien yang datang untuk cari rumah sakit lainnya yang masih menyediakan tempat tidur," ujar Tafsir kepada IDN Times via telepon, Senin (28/6/2021).

Baca Juga: Jadwal Imsak Beda 8 Menit dengan Kemenag, Begini Alasan Muhammadiyah

2. RS Roemani Semarang pasang tenda darurat untuk pasien COVID-19

48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 MKondisi tenda darurat RSUD Tugurejo yang dipenuhi para pasien COVID-19. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Pihaknya mengaku saat ini hampir seluruh rumah sakit milik Muhammadiyah dipasang tenda darurat di area parkirnya. Sama seperti rumah sakit pada umumnya, Tafsir bilang tenda darurat diperuntukan bagi pasien COVID-19 yang tak tertampung di dalam rumah sakit.

Kondisi tersebut salah satunya terjadi di RS PKU Roemani Jalan Wonodri, Semarang.

"Malahan sebuah tenda darurat sudah dipasang di Roemani. Satu diisi banyak tidur agar bisa menampung pasien yang butuh perawatan infeksi virus corona," ujarnya.

3. Muhammadiyah Jateng ikut siapkan gedung isolasi terpusat di Mijen

48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 MPetugas merapikan fasilitas lokasi isolasi sementara penanganan COVID-19 di Gedung Balai Latihan Kesenian Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (17/5/2020). Gedung tersebut akan digunakan sebagai tempat isolasi sementara bagi warga yang hasil tes cepatnya (rapid test) reaktif. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Tafsir menyebut untuk mengatasi BOR rumah sakit yang penuh, pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) guna menyiapkan satu gedung isolasi COVID-19 di Kelurahan Wonolopo, Mijen.

Di gedung tersebut, Muhammadiyah Jateng menyediakan sejumlah ruang isolasi COVID-19 yang dilengkapi 100 tempat tidur. Sedangkan sarana dan prasarananya difasilitasi oleh Dinkes. Untuk tenaga kesehatanya dipastikan berasal dari lulusan Unimus.

"Gedung isolasi di Wonolopo kita jamin lebih aman, jauh perumahan, parkirannya luas sehingga cukup nyaman buat dipakai isolasi COVID-19. Cara ini kita tempuh untuk menyikapi lonjakan kasus COVID-19 di Semarang yang makin tidak terkendali," akunya.

4. Pemerintah didesak bayar tunggakan dana COVID-19 senilai Rp300 miliar

48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 MTim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Tafsir mengungkapkan dampak dari BOR rumah sakit Muhammadiyah yang tinggi di 35 kabupaten/kota, memunculkan persoalan lain. Menurutnya, sejak Februari 2021 kemarin klaim tunggakan anggaran penanganan COVID-19 tak kunjung cair.

Total klaim anggaran COVID-19 yang belum cair mencapai Rp300 miliar. Tafsir mendesak pemerintah pusat untuk segera melunasi tagihan anggaran COVID-19 karena situasinya sudah berdampak terhadap finansial masing-masing rumah sakit.

"Sejak Februari sampai sekarang klaim tagihannya belum cair. Ini tentunya mengganggu operasional dan kondisi finansial rumah sakit kami. Sebab, dana yang belum cair itu jumlahnya mencapai Rp300 miliar. Estimasinya di setiap rumah sakit tunggakannya ada yang Rp7 miliar sampai puluhan miliar. Kalau seperti ini terus dampaknya pada tenaga medisnya. Sebetulnya tunggakan anggaran penanganan COVID-19 ini mayoritas untuk biaya obat, pembayaran listrik, gaji pegawai dan untuk kebutuhan lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: Call Center COVID-19 Jateng 24 Jam, Ada Warga Ngeluh Dikucilkan

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya