6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas Borobudur

Kota Lama Semarang jadi favorit wisnus

Semarang, IDN Times - Pengembangan pariwisata Kota Lama Semarang yang setiap tahunnya digencarkan oleh Pemkot setempat diklaim telah memberikan multiplier effect (efek berganda) bagi masyarakat setempat. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah menyebutkan, tren kunjungan wisatawan di Kota Lama Semarang beberapa tahun terakhir telah melebihi capaian yang diraih Candi Borobudur. 

1. Kota Lama Semarang konsisten terlibat event berskala nasional

6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas BorobudurGedung Jiwasraya Kota Lama Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata, Disporapar Jateng, Riyadi Kurniawan mengatakan, sejak dilakukan penataan tahun 2017-2023, jumlah kunjungan wisatawan di Kota Lama terus mengalami peningkatan.

"Mulai 2017 sampai sekarang terlihat jumlah kunjungannya mengalami grafik yang perlahan tapi terus meningkat. Lonjakan kunjungannya sekitar 5 sampai 10 persen per tahunnya. Dan sampai sekarang Kota Lama Semarang konsisten terlibat dalam event skala besar yang didaftarkan ke Kemenparekraf," ungkapnya kepada IDN Times, Kamis (15/2/2023). 

Baca Juga: Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang Bakal jadi Hotel Bintang Empat

2. Masuk kawasan wisata tak bertiket dengan angka kunjungan tertinggi

6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas Borobudurdokumenpribadi/FadhilaLuqyana

Dirinya mengakui, dengan penataan yang gencar dilakukan Pemkot Semarang, kawasan Kota lama telah menjadi magnet bagi para wisatawan nusantara (wisnus) untuk berlibur setiap akhir pekan maupun saat momentum libur panjang akhir tahun. 

Lebih lanjut, ia menuturkan Kota Lama Semarang juga menjadi destinasi wisata tanpa tiket yang cenderung digemari para wisatawan karena memiliki banyak destinasi gedung-gedung tua yang sarat sejarah maupun spot wisata pendukung lainnya yang menarik. 

"Kalau untuk wilayah Jateng, Kota Lama saat ini menduduki peringkat pertama kategori tempat wisata tanpa tiket yang banyak dikunjungi wisnus. Jadi ini sebagai nilai tambah baru karena bisa menggerser dominasi dari Candi Borobudur. Apalagi di Kota Lama ada beberapa spot wisata yang berhasil dimaksimalkan oleh Pemkot. Cuman seberapa banyak wisatawan yang liburan ke Kota Lama, detailnya belum kita hitung. Tapi sudah termasuk tertinggi untuk kawasan wisata yang tidak bertiket," kata Riyadi. 

3. Warga setempat rasakan multiplier effect

6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas BorobudurPenampakan gedung-gedung tua di Kali Mberok Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Riyadi juga berkata pengembangan wisata Kota Lama Semarang juga telah memunculkan pemberdayaan ekonomi yang langsung dirasakan warga lokal. Ia menyebutkan, pemberdayaan bisa dilihat dari kemunculan banyak warung, kafe, tempat penginapan dan banyak jasa foto yang bertebaran di setiap jalan di Kota Lama. 

"Sehingga bisa menambah lapangan kerja, produk usaha ikut bergerak dan tumbuh. Efeknya, ada banyak usaha kafe, jasa foto, warung dan penginapan di sana," cetusnya.

4. Potensi wisata Lasem, Banyumas dan Parakan akan dikembangkan tahun 2023

6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas BorobudurStasiun Lasem tempo dulu (Dok. Istimewa)

Lebih jauh lagi, menurutnya keberhasilan Pemkot Semarang menggali potensi wisata Kota Lama juga akan diikuti pengelolaan kota tua di kabupaten/kota lainnya. 

Di Jateng, katanya potensi yang bisa digarap yaitu pada kawasan Pecinan Lasem di Rembang, Alun-alun Kota Lama Banyumas dan Parakan Temanggung. 

Pihaknya tahun 2023 sudah mematangkan tahap perencanaan dengan berkomunikasi bersama tim Bapeda masing-masing daerah. 

Pengembangan wisata di Lasem Rembang akan didorong sesuai kearifan budaya yang diangkat sebagai atraksi pariwisata. Untuk menggarap pariwisata Alun-alun Kota Lama Banyumas, pihaknya mendorong penataan bangunan tua peninggalan zaman revolusi kemerdekaan Indonesia. Dan untuk wisata di Parakan Kabupaten Temanggung, nantinya akan mengelola sektor rumah adat, rumah budaya dan bangunan klenteng.

"Masing-masing pengembangan wisata kota tua akan dilakukan sesuai tema kearifan lokal yang muncul di situ," jelasnya. 

5. Pemprov Jateng andalkan bantuan BUMN

6 Tahun Ditata Ulang, Kota Lama Semarang Diklaim Geser Popularitas BorobudurMenteri BUMN Erick Thohir resmi menyandang marga Sidabutar dan juga resmi menjadi bagian dari suku Batak, Sumatera Utara. (Dok Instagram Erick Thohir)

Soal pembiayaan pengelolaan wisata kota tua, ia menegaskan nantinya bersumber dari berbagai program kementerian. Dengan begitu, ia bilang sumber penataan kota tua akan dilakukan lintas sektor.

"Untuk anggaran kita lintas sektor. Misal ada BUMN melakukan perawatan pada gedung A atau B. Jadi prinsipnya pengembangan wisata akan dibiayai dari banyak sumber anggaran. Tinggal siap yang punya program, nah itu yang akan kita tangkap," ujar Riyadi.

Baca Juga: KPK Awasi Setoran PAD Kota Semarang: Jangan Pasang Target Jauh dari Ideal

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya