70 Spesies Pohon Direkonstruksi, Tiga Cagar Alam di Jepara Kian Lebat

KPHK Pati Barat rutin lakukan pemulihan pohon

Sejumlah spesies pohon yang direkonstruksi ulang membuat areal lahan di tiga cagar alam wilayah Kabupaten Jepara semakin tertutup rapat. Bahkan, pepohonan yang nyaris punah, kini kembali tumbuh subur berkat usaha yang maksimal dari masyarakat dan komunitas peduli konservasi hutan. 


Berdasarkan catatan pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat, terdapat tiga cagar alam yang melalui tahapan rekonstruksi atau penanaman kembali. Masing-masing Cagar Alam (CA) Keling II dan Keling III, CA Keling I ABC, CA Celering. 

 

1. Tutupan lahan CA Keling ABC sudah mencapai 100 persen

70 Spesies Pohon Direkonstruksi, Tiga Cagar Alam di Jepara Kian LebatPetugas KPHK Pati Barat dan warga menunjukan tapal batas CA Keling

Kepala KPHK Pati Barat, Budi Santoso mengaku kondisi tutupan kawasan hutan lindung di CA Keling I ABC saat ini relatif membaik. Tutupan lahannya telah mencapai 100 persen. 


Kemudian tutupan lahan wilayah CA Keling II/III kini sedah menunggu proses pemilihan secara berkala. Sedangkan CA Celering telah memiliki tutupan lahan mencapai 80 persen. 


"Yang CA Keling I ABC tahapannya 100 persen bagus. Kondusif. Lalu Keling II/III CA Keling II/III baru dalam tahap pemulihan ekosistem. Setelah diokupasi oleh masyarakat pada masa reformasi, saat ini ditanami dengan tumbuhan asli yang ada sebelumnya. Sekarang sudah semua ditanami, tinggal nunggu besar saja. Yang CA Gunung Celering mungkin 80'an persen ketutup," ujar Ambong, sapaan akrabnya saat dikontak IDN Times, Minggu (15/1/2023). 

Baca Juga: Lagi Susuri Gunung Celering, Petugas Temukan Kura-kura Bergerigi yang Nyaris Punah 

2. Lahannya ditanami pohon asam Jawa, wuning, salam sampai kedoya

70 Spesies Pohon Direkonstruksi, Tiga Cagar Alam di Jepara Kian LebatPapan informasi CA Celering dibersihkan oleh petugas. (Dok KPHK Pati Barat)

Ambong menjelaskan ekosistem tumbuhan yang paling subur berada di CA Keling. Lebih lanjut, ia mengaku selama ini ada 70-8 spesies pohon yang ditanam kembali di CA Keling sebagai pengganti daerah resapan air sekaligus tempat sumber mata air yang baru bagi masyarakat sekitar.


Sejak lama pihaknya telah mengidentifikasi apa saja jenis tanaman dan pohon pernah rusak akibat ulah manusia. "Dan selama ini kita tanam banyak pohon terutama untuk jenis wuning, asam Jawa, salam dan jambu kluthuk. Kalau ditotal ada 70 spesies yang direkonstruksi. Luasnya cagar alam Keling kan 61 hektar yang ditanam 40 hektar. Disitu juga ada pohon kedoya sama pohon beringin," ungkapnya. 

3. Sudah ada satwa liar yang menghuni CA Keling

70 Spesies Pohon Direkonstruksi, Tiga Cagar Alam di Jepara Kian LebatCagar Alam Keling Jepara. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Tahapan rekontruksi pohon dimaksudkan untuk mengembalikan ekosistem asli supaya kembali pulih. Pendataan yang ia lakukan telah mencatat sudah banyak pohon yang tumbuh besar serta satwa liar yang kembali masuk ke areal hutan lindung. 


"Satwa liar yang hilang bisa masuk kembali. Umur pohonnya bisa ratusan tahun. Kita berharap rekontruksi pohon di kawasan Keling I II dan III bisa menahan rob agar tidak masuk ke kampung. Minimal bisa menghambat air laut biar tidak masuk ke kampung. Karena CA Keling I II dan III di sisi utaranya langsung berbatasan dengan Laut Jawa dan lokasi hutan produksi milik Perhutani," tambahnya. 

4. Buah jeruk Jepara yang punah masih bisa ditemukan

70 Spesies Pohon Direkonstruksi, Tiga Cagar Alam di Jepara Kian LebatCagar Alam Celering Jepara. (IDN Times/bt)

Lebih jauh lagi, buah jeruk Jepara yang telah dinyatakan punah juga berhasil ditemukan oleh pihaknya. Buah jeruk Jepara yang merupakan varietas lokal ditemukan di CA Keling I ABC pada 29 September 2022 silam. 


Berdasarkan riwayatnya, jeruk Jepara merupakan varietas jeruk yang memiliki daya tahan yang kuat. Pertama kali jeruk Jepara ditemukan tahun 1854 silam di desa Kabupaten Rembang. 

 

"Untuk saat ini pohon jeruk Jepara statusnya terancam punah sesuai daftar IUCN. Ahli geologi di Indonesia juga menyatakan hal yang sama. Dari Informasi yang kita dapatkan, jeruk Jepara terakhir kali tumbuh tahun 1984," paparnya. 


Ia menjelaskan ada warga yang mengaku melihat pohon menyerupai jeruk Jepara yang tumbuh di Cagar Alam Keling I ABC. "Pohon jeruk Jepara ternyata bisa ditemukan tapi di hutan lindung wilayah Grobogan. Varietasbya terkenal tahan serangan hama. Jeruk Jepara ini satu-satunya varietas jeruk lokal yang masih tumbuh di Pulau Jawa," pungkasnya. 

Baca Juga: Lacak Titik Rawan Kebakaran, Petugas Pakai Drone di Cagar Alam Celering

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya