Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di Bank

Muhammadiyah kini komitmen bangun industri

Semarang, IDN Times - Membangun sebuah gedung sekolah, kampus maupun rumah sakit di Jawa Tengah, bukanlah hal yang mudah. Apalagi, ormas kelas Muhammadiyah mengakui banyak tantangan yang dihadapi selama mengurus sektor pendidikan dan kesehatan. 

Baca Juga: Muhammadiyah Jateng dan Cambridge Joint Bikin SD-SMP Bertaraf Internasional

1. Ada 27 kampus milik Muhammadiyah Jateng

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankGedung UMS (instagram.com/kotasala)

Saat menghadiri acara pelantikan Rektor Institut Teknologi dan Statistika (Itesa) Muhammadiyah Semarang, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr Tafsir bercerita saat ini di 27 kampus swasta, 53 rumah sakit dan masih banyak lagi sekolahan yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah. 

Dari sekian banyak kampus, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi kampus yang memiliki 41 ribu mahasiswa. 

“UMS punya mahasiswa terbanyak, yaitu 41 ribu mahasiswa. Dan tentu bukan Itesa yang terkecil (jumlah mahasiswa). Itesa itu menjadi satu dari 27 kampus yang ada di Muhammadiyah Jateng,” tutur Tafsir, Senin (31/7/2023).

2. Muhammadiyah juga gencar hidupkan kampus yang mati

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankKetua Muhammadiyah Jateng Tafsir. Dok Muhammadiyah Jateng

Lebih lanjut, menurutnya urusan mengelola perguruan tinggi, bagi Muhammadiyah sudah khatam atau selesai. Untuk saat ini Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menginstruksikan untuk menghentikan penghentian sekolah maupun kampus baru. 

Keputusan PP Muhamamdiyah itu ditandai dengan munculnya moratorium yang diterima masing-masing pengurus wilayah. 

"Sehingga urusan perguruan tinggi sudah selesai. Dari PP menginstruksikan untuk moratorium perguruan tinggi. Jadi sekarang bisa berdiri asal merger. Salah satunya seperti Itesa. Lalu UMUKA (Universitas Muhammadiyah Karanganyar) di Karanganyar yang menghidupkan tiga kampus yang mati. Untuk sekarang kita juga sedang hidupkan kampus mati lagi. Dari Aceh kita tarik ke Paguyangan Brebes. STIMIK Paguyangan dan STIMIK Aceh digabung," terangnya. 

3. Juga beli 5 RS

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankRSU PKU Muhammadiyah Bantul (Facebook.com/RSU PKU Muhammadiyah Bantul)

Diluar pendidikan, diantar juga memiliki 53 rumah sakit swasta dari total 120 rumah sakit yang dikelola Muhammadiyah seluruh Indonesia. 

Berbeda dengan kebijakan di sektor pendidikan, untuk urusan kesehatan, permintaan masih boleh membangun rumah sakit. 

Tapi belakangan ini memilih membeli lima rumah sakit. Yang dibeli di antaranya adalah RS Dr Oen Boyolali, RS Sompyong Banyumas dan RS Agisna Kroya Cilacap. 

4. Punya utang bank Rp3,3 triliun

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankPara nasabah melakukan transaksi di BNI (Dok. IDN Times/BNI)

Bagi Tafsir untuk memperkuat jaringan sektor pendidikan dan kesehatan membutuhkan upaya yang luar biasa. Agar dapat merealisasikan semua larangan itu, lega harus bersusah payah mencari hutang dari bank. 

Dan total pinjaman bank yang ada saat ini mencapai Rp3,3 triliun. 

“Itu semua pakai pinjam bank. Totalnya Rp3,3 triliun pinjaman kita di bank untuk bangun SD, SMP sampai perguruan tinggi dan rumah sakit. Namun, pinjaman di bank jangan dipahami sekedar pinjam tapi pra bayar. Kita punya prinsip fastabiqul qoirot. Artinya harus bisa dianyam jangan sampai didahului. Maka kita anggap rumah sakit sudah cukup dengan 53 unit. Baik dengan cara membangun atau membeli," ujar Tafsir.

5. Muhammadiyah Jateng masuk era industrialisasi

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankLogo Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)

Memasuki tahun 2023, warga Persyarikatan Muhammadiyah telah memasuki era baru. Selain tiga pilar utama yaitu pendidikan, kesehatan dan sosial, tantangan kini berhadapan dengan tantangan era ekonomi. 

Tafsir tekanan bahwa Muhammadiyah saat ini kini melihat era industrialisasi. "Sekarang sedang merintis industrialisasi. Jadi kita berpikir mau beli obat, beli tempat tidur dan alat kesehatan rumah sakit, maka kita sudah rintis berdirinya pabrik alkes di Sukoharjo. Sekarang sedang proses SNI," bebernya.

Tafsir pun mengapresiasi apa yang dilakukan Itesa Muhammadiyah Semarang yan mencanangkan pendidikan yang berorientasi pada sektor industri. 

“Maka ini jadi bagian terpenting bagi Muhammadiyah Jawa Tengah. Ini menjadi nyawa bagi pengurus Muhammadiyah Jawa Tengah. Setelah mapan di pilar ketiga pendidikan kesehatan dan sosial, maka kita masuk ke ranah industri. Semoga Itesa menjadi kampus yang berkemajuan,” kata Tafsir. 

6. Rektor Itesa merupakan mantan pegawai perusahaan Korea

Bangun SD Sampai RS, Segini Uang Pinjaman Muhammadiyah Jateng di BankRektor Itesa Semarang Nurul Huda. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sedangkan, Rektor Itesa Muhammadiyah Semarang Nurul Huda mengatakan dengan menjadi rektor perguruan tinggi menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi dirinya. Sebab, selama 14 tahun lamanya dirinya berkecimpung di industri dengan bekerja di perusahaan asal Korea. 

"Jadi selama 14 tahun terakhir saya kerja di perusahaan Korea, oleh karena itu mantan bos saya hadir di acara ini," kata Nurul saat memberi sambutan. 

Untuk kampus Itesa nantinya mengendap program edutaintech. Dirinya juga menargetkan kampusnya akan dikembangkan lebih pesat lagi karena memiliki sejumlah program studi unggulan. 

Baca Juga: Heboh Varian Kristen Muhammadiyah, Begini Sejarah Singkat Muhammadiyah

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya