Bengawan Solo Tercemar, DLHK: Limbah Pabrik Ciu dan Perajin Tekstil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times - Pencemaran Sungai Bengawan Solo yang tergolong mengkhawatirkan disinyalir berasal dari sejumlah limbah industri yang tersebar di sekitar muara sungai tersebut.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah yang telah menyelidiki kasus tersebut menemukan fakta bahwa para perajin tekstil hingga pembuat ciu merupakan biang keladi atas munculnya masalah tersebut.
"Sumbernya dari limbah rumah tangga dan industri. Di sana kan ada industri besar, seperti industri tekstil, etanol Dan industri kecil batik. Belum lagi itu ada pabrik ciu yang jumlahnya banyak," kata Pelaksana Tugas Kepala DLHK Jateng, Ammy Rita, Kamis (21/11).
1. Terdapat ratusan pabrik ciu yang beroperasi di tepi Bengawan Solo
Ammy menyebut bila di sepanjang tepian Bengawan Solo, terdapat tak kurang ratusan pabrik ciu. Sebarannya, kata Ammy yakni sebanyak 59 pengusaha ciu beroperasi di Kecamatan Polokarto dan masih ada ratusan orang lagi yang beroperasi di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
Baca Juga: Bengawan Solo Tercemar Limbah, Ganjar: yang Mencemari Harus Bayar
2. Ada limbah babi juga yang dibuang ke sungai
Editor’s picks
Ia bilang tingkat pencemaran Bengawan Solo juga diperparah dengan banyaknya limbah yang dihasilkan dari pabrik batik.
"Ada juga pabrik tekstil di Pucangsawit Solo. Ditambah limbah-limbah yang dihasilkan dari peternakan babi. Karena, dari hasil investigasi yang kita lakukan di sana, ditemukan limbah industri yang dibuang ke sungai mengandung senyawa COD, BOD, senyawa minyak dan bakteri E-coli," terangnya.
Baca Juga: Bengawan Solo Tercemar Bakteri E Coli, DLHK Duga dari Limbah Ternak
3. Pemerintah menyiapkan dana belasan miliar untuk revitalisasi IPAL
Akibat pembuangan limbah tersebut, pihaknya mendapati kualitas air sungai mengalami penurunan. Bahkan beban pencemarannya kian meningkat setiap hari.
Pihaknya sedang berupaya memperbaiki Daerah Aliran Sungai (DAS) agar debit air sungai bisa stabil saat musim kemarau maupun penghujan tiba.
"Saat ini kita sudah berkoordinasi dengan pusat dan kabupaten untuk menangani pencemaran Bengawan Solo. Caranya dengan melakukan revitalisasi IPAL komunal. Dananya sudah disiapkan sekitar belasan miliar rupiah," tandasnya.
Baca Juga: Terkendala Pembebasan Lahan, Proyek IPAL Komunal untuk 1700 KK Macet