Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin Nagih

Seporsi wedang kacang Kapuran harganya Rp11.00

Semarang, IDN Times - Berada di pinggir Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang Tengah, sebuah tenda berkelir hijau muda tampak dijejali banyak orang. Di dalamnya, orang-orang rela duduk berdesakan agar dapat mencicipi sebuah kudapan bercitarasa manis.

Ya, wedang kacang menjadi kudapan yang ditunggu-tunggu para pembeli. Disuguhkan hangat-hangat ditambah aneka camilan membuat wedang kacang Kapuran mampu memanjakan lidah setiap orang. 

1. Wedang kacang Kapuran dirintis sejak 1975

Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin NagihWedang kacang yang dijual di Kapuran menjadi salah satu kudapan yang melegenda di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wedang kacang Kapuran memang begitu mahsyur di Ibu Kota Jateng. Yusmanto semula merintis usaha penjualan wedang kacang sekitar pertengahan bulan April 1975 silam. 

Ia yang tinggal di Kampung Jagalan Banteng RT 06 RW II, Kapuran, Semarang dengan telaten meracik bumbu dari siang sampai sore untuk diolah jadi wedang kacang. 

Ketika itu, Yusmanto mulai berjualan wedang kacang di gang-gang sempit Kampung Sebandaran. Hampir tiap hari ia keliling kampung sambil memikul dua kendi berisi wedang kacang. Lambat-laun pembeli mengenal wedang kacang buatan Yusmanto yang asalnya dari Kampung Jagalan Banteng, Kapuran.

"Wedang kacang dari dulu bapak saya jualan memang disuguhkan hangat. Bapak saya membuat wedang kacang bahan-bahannya dari santan, gula pasir, kacang tanah. Dari dulu sampai sekarang resepnya gak pernah berubah," kata Sriyati, anak kedua dari tujuh bersaudara yang menjadi generasi kedua penerus wedang kacang Kapuran saat berbincang dengan IDN Times, Sabtu (5/3/2022). 

Baca Juga: Dari Kedai 55, Louis Mariani Langgengkan Kuliner Peranakan Tionghoa di Semarang

2. Wedang kacang Kapuran diburu pelancong karena rasanya yang khas

Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin NagihPara pengunjung saat menikmati sajian wedang kacang tanah di Kapuran Jalan Ki Mangunsarkoro Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wedang kacang Kapuran, katanya mulai merengguh kejayaannya ketika memasuki medio 1980. Kala itu wedang kacang yang dipikul Yusmanto kerap diburu orang-orang Semarang sampai para pelancong karena punya rasa manis yang begitu lekat.

Wedang kacang juga dianggap sebagian warga sangat pas disantap saat musim hujan tiba. Citarasanya yang lezat dan cocok untuk menghangatkan tubuh. 

3. Jajan wedang kacang Kapuran selalu bikin ketagihan

Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin NagihAneka jajanan seperti bakcang, lunpia, kroket sampai tahu bacem tersaji di warung wedang kacang Kapuran Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Salah satu warga yang menggandrungi wedang kacang Kapuran adalah Mesy Aprilia. Ibu dua anak ini sudah menjadi pelanggan wedang kacang Kapuran sejak jaman baeulah. 

"Dari saya masih TK mesti jajannya ke Kapuran. Soalnya wedang kacangnya enak banget. Engkong saya dulu yang ngajak saya kemari. Lama-lama jadi ketagihan. Kalau ada saudara liburan ke Semarang pasti saya ajak kemari," aku Mesy kepada IDN Times sambil menyantap wedang kacang favoritnya. 

4. Seporsi wedang kacang dijual Rp11.000

Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin NagihSri Yati, generasi kedua penerus wedang kacang Kapuran saat berjualan di warung tendanya Jalan Ki Mangunsarkoro Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sriyati bilang saban hari dirinya menghabiskan 6 kilogram kacang tanah untuke diolah jadi wedang kacang. Mulai jualan dari jam 2 siang sampai malam hari, wedang kacang selalu ludes. Wedang kacang yang disuguhkan dalam mangkuk kecil dijual Rp11.000 per porsi. 

"Pertama kali bapak jualan wedang kacang harganya Rp300. Kalau sekarang jadi Rp11.000. Rata-rata orang-orang pada mampir kemari karena merasa klangenan. Banyak yang bilang rasanya gak pernah berubah," kata perempuan 49 tahun ini. 

Sebagai variasi rasa, Sri juga menghadirkan menu wedang yang lain. Mulai wedang kacang ijo, wedang durian, es kacang tanah, es kacang ijo maupun es durian. 

Selain itu, Sri yang dibantu seorang kerabatnya juga membuat aneka camilan. Sebut saja ada bakcang, lunpia rebung, kroket, sate telur, bakwan udang hingga mihun goreng. Beragam camilan itu dijual mulai Rp2.000-Rp4.000.

5. Wedang kacang jadi bukti keberhasilan alkulturasi budaya China dan Jawa

Bertahan Sejak 1975, Manisnya Wedang Kacang Kapuran Semarang Bikin NagihKomunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) menggelar doa bersama, selamatan dan ketuk pintu sebelum Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang, Minggu (23/1/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Menurut seorang Budayawan Thionghoa di Semarang, Jongki Tio, wedang kacang merupakan panganan alkulturasi budaya China dan Jawa. 

Kacang tanah sangat identik dengan makanan keseharian warga China daratan. Sedangkan wedang adalah sebutan untuk minuman hangat yang bisa menghangatkan atau melegakan tenggorokan. 

"Di Semarang banyak sekali panganan yang aslinya dari China. Kemudian oleh warga peranakan diolah lagi agar cocok di lidah kaum pribumi. Nah, wedang kacang salah satu panganan yang bisa memadukan dua kebudayaan. Saya rasa walaupun era masa kini banyak makanan modern yang bermunculan, panganan jadul kayak tahu petis, petis kangkung, wedang ronde dan wedang kacang tidak akan musnah. Orang akan selalu mencari jajanan lama untuk mengobati rasa kangennya pada nuansa masa lalu," terangnya.

Baca Juga: Pabrik Hygeia Semarang Keok Bisnis Minuman Limun sampai Minyak Orbolin

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya