Akibatnya Fatal! Telat Berobat, 15 Warga Jateng Tewas Terjangkit DBD

Semarang, IDN Times - Gara-gara telat ditangani oleh tim medis, sebanyak 15 warga Jawa Tengah meninggal dunia akibat terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasus kematian belasan warga tersebut terjadi dalam rentang waktu Januari-awal Maret 2020.
1. Meningkat drastis, tahun ini warga yang terjangkit DBD sudah mencapai 1.043 orang
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Tatik Muharyati mengungkapkan kasus kematian warga akibat DBD tahun ini meningkat drastis bila dibanding 2019 kemarin.
Pihaknya mendapati jumlah warga yang terkena penyakit DBD sudah mencapai 1.043 orang. "Tapi belum kita jadikan sebagai KLB. Walau ada peningkatan jumlah pasiennya, namun masih tergolong rendah ketimbang tahun lalu," akunya, Selasa (10/3).
Baca Juga: Warga Purbalingga Kena Demam Berdarah, 2 Jam di RS Terus Meninggal
2. Januari-Maret masuk siklus nyamuk aedes aegyti berkembangbiak sangat cepat
Editor’s picks
Ia menyebut selama tiga bulan terakhir, Jawa Tengah memasuki siklus perkembangbiakan nyamuk aedes aegyti yang pesat.
Nyamuk tersebut berkembangbiak sangat produktif karena berbarengan dengan adanya puncak musim hujan pada Februari dan Maret.
3. Masyarakat telat merespon kasus DBD di Jateng
Ia menduga rendahnya kesadaran masyarakat untuk berobat membuat para penderita DBD menjadi telat mendapat penanganan medis. Padahal, katanya ketika seseorang terkena demam tinggi, seharusnya mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh ke Puskesmas maupun rumah sakit.
"Ini karena masyarakat kurang respon terhadap penyakit DBD. Ketika seorang demam tinggi ya harus diperiksakan ke puskesmas terdekat," urainya.
Lebih jauh, pihaknya kini berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan gencar menyosialisasikan gerakan satu remaja satu juru pemantau jentik (Jumantik).
Ia mengklaim gerakan jumantik efektif untuk menekan jumlah penderita DBD di tiap daerah. "Biasanya yang kita libatkan itu ibu-ibu. Dengan begitu mereka rutin cek ke rumah-rumah warga untuk melakukan gerakan Jumantik," imbuhnya.