BKSDA: Macan Tutul yang Mati di Gunung Muria Kondisi Anusnya Berdarah

Usia macan tutul 1,5 tahun

Semarang, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah menduga bahwa macan tutul yang mati di lereng Gunung Muria wilayah Pati, karena sakit. Dugaan itu muncul dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter Hendrik dari Bonbin Mangkang untuk menguak penyebab matinya hewan buas tersebut.

"Sekarang sudah dilakukan nekropsi oleh dokter, cuma untuk uji lanjutan sampelnya harus dikirim ke Unair. Kalau dari analisa dokter, macan tutul yang mati di Pati itu karena sakit," ujar Budi Ambong Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda, BKSDA Jateng kepada IDN Times, Rabu pagi (15/1).

1. Macan tutul turun gunung bisa disebabkan dua faktor

BKSDA: Macan Tutul yang Mati di Gunung Muria Kondisi Anusnya BerdarahKondisi macan tutul yang mati di Gunung Muria. Dok Humas BKSDA Jateng

Ia bilang macan tutul Jawa berumur 1,5 tahun ditemukan mati dengan luka pada bagian anusnya. "Saat ditemukan anak macan tutul itu kondisi anusnya mengeluarkan darah," terangnya. 

Warga sempat mengubur bangkai macan tutul di desa setempat. Pada pukul 16.30 WIB, petugas BKSDA lalu mengevakuasi bangkai hewan buas tersebut untuk dibawa ke kantor BKSDA Jateng Jalan Suratmo Semarang.

"Kita juga didampingi Ketua Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan Gunung Muria. Lalu, kita panggil dokter Hendrik dari Bonbin Mangkang untuk memeriksa penyebab kematian macan tutul tersebut," imbuhnya.

Ia mensinyalir macan tutul tersebut sampai turun ke lereng Gunung Muria lantaran disebabkan faktor pakannya dan kedua dipicu kekurangan air. 

Baca Juga: Viral! Anak Macan Tutul Ditemukan Mati di Belakang Rumah Warga di Pati

2. Habitat macan tutul masih terjaga dengan baik di Gunung Muria

BKSDA: Macan Tutul yang Mati di Gunung Muria Kondisi Anusnya BerdarahIDN Times/Aji

Menurutnya habitat macan tutul di kawasan Gunung Muria cukup banyak karena habitatnya masih terjaga dengan baik. Walau begitu, pihaknya belum melakukan survei menyeluruh. Namun habitat macan tutul di Muria masih lumayan banyak. Sebarannya ke semua wilayah Pegunungan Muria. 

Hal itu selaras dengan pantauan kamera trap BKSDA yang berhasil menangkap lima penampakan macan tutul yang berbeda-beda.

"Kalau ada kawanan macan tutul indikasikan bahwa habitatnya masih bagus. Itu kan top predator. Kalau ada macan tutul elang secara ekologi masih bagus," urianya.

3. BKSDA akan fokuskan pemantauan macan tutul di Gunung Muria

BKSDA: Macan Tutul yang Mati di Gunung Muria Kondisi Anusnya BerdarahPetugas BKSDA saat membawa bangkai macan tutul ke Semarang. Dok Humas BKSDA Jateng

Dengan adanya temuan tersebut, maka pihaknya tahun ini akan memperbanyak pemantauan macan tutul di Gunung Muria. "Selama ini kita fokusnya ke Nusakambangan, namun dengan adanya temuan seperti ini, kita juga akan intens monitoring di Muria," tandasnya.

Baca Juga: Masih Ada 13 Macan Tutul Ditemukan di Gunung Muria

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya