Cara Gunakan Kotoran Ternak untuk Lahan Organik di Kebumen, Gak Ribet!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketahanan pangan bisa dilakukan dengan cara apa pun. Salah satunya diinisiasi oleh sejumlah mahasiswa Ilmu Pemerintahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, yang sedang menggelar program pengabdian masyarakat di Desa Sendangdalem, Kabupaten Kebumen.
Adalah King Abdul Aziz, M Ilham Akbar Undang, Shinta Milania Rohmany dan Ratu Tasya Ismaya Putri yang mengenalkan cara yang efektif untuk mengusir hama di lahan pertanian organik.
1. Pertanian konvensional bisa picu degradasi lahan
Ratu Tasya Ismaya Putri, perwakilan Tim PKM Undip mengungkapkan, walaupun Desa Sendangdalem punya potensi besar di sektor pertanian, namun warga setempat masih terbiasa dengan basis sistem pertanian konvensional.
Menurutnya kondisi tersebut justru menimbulkan persoalan lantaran pertanian konvensional berdampak pada degradasi kualitas lahan.
"Ini artinya ada potensi keuntungan yang dihasilkan masyarakat di masa yang akan datang semakin berkurang seiring dengan berkurangnya kualitas lahan," ujar Tasya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Minggu (29/8/2021).
Baca Juga: PPKMB, Ajang Pembentukan Karakter Mahasiswa Baru Fisip Undip Semarang
2. Manfaatkan kotoran ternak dan urine kelinci bisa menyuburkan lahan
Di sisi lain, Tasya dan teman-temannya melihat banyak warga Desa Sendangdalem yang juga mengandalkan mata pencaharian sebagai peternak. Kondisi itu pun bisa memanfaatkan ketersediaan pupuk kandang yang melimpah.
Dari situasi tersebut, Tasya kemudian terbesit membantu warga dengan menciptakan lahan organik dengan memanfaatkan kotoran ternak.
Editor’s picks
Uniknya Tasya memilih memakai urine atau air kencing kelinci untuk memberantas hama. "Komponen ini mudah dimanfaatkan untuk sebuah pertanian permakultur atau organik skala besar maupun skala rumah tangga," terangnya.
3. Mahasiswa Undip garap lahan bayam dan buncis di Desa Sendangdalem
Dengan menggandeng karang taruna Desa Sendangdalem lalu diputuskan menggarap dua lahan sawah. Ragam bibit tanaman yang disemai mulai dari bawang merah, kacang panjang, buncis, bayam, kangkung dan pare.
Upaya penanaman dimulai dari penggemburan lahan, pemasangan bedeng, dilanjut penanaman bibit, lalu disiram setiap hari.
Setelah sebulan, terdapat dua lahan siap panen. Yakni bayam dan kangkung. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tanggal 1 Juli 2021.
"Dari hasil panen, terbukti tanaman yang dihasilkan dari proses organik menjadi lebih berkualitas dan mengeluarkan rasa lebih nikmat," terangnya.
4. Pertanian berbasis permakultur bisa wujudkan ramah lingkungan
Ia mengatakan tujuan program ini demi mengenalkan sistem pertanian yang ramah lingkungan sekaligus menyejahterakan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
"Maka dari itu, Tim PKM PM Undip menginisasi pertanian berbasis permakultur dengan menggunakan pengolahan lahan organik sebagai pondasi utamanya," pungkasnya.
Baca Juga: Rektor Undip Sebut Belajar Virtual Munculkan Generasi yang Hilang