COVID-19 Naik, 170 Ruang Rawat RS Semarang Terlanjur Jadi Bangsal Umum

Kepala Dinkes salahkan pasar tradisional

Semarang, IDN Times - Ratusan ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang terlanjur diubah jadi bangsal umum ditengah lonjakan kasus penularan virus Corona yang terjadi di Ibukota Jateng.

Direktur Utama RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati mengungkapkan dari 270 ruang isolasi yang awalnya disediakan oleh rumah sakitnya, kini hanya tersisa 87 ruangan yang masih dipakai untuk perawatan pasien terinfeksi COVID-19.

"Sedangkan yang lainnya berjumlah 170 ruangan sudah kita jadikan bangsal umum untuk merawat pasien yang sakit umum. Seperti pasien sakit paru, jantung dan sejenisnya," ujar Susi kepada IDN Times via telepon, Jumat (21/5/2021).

1. Dirut RS Wongsonegoro janji bisa siapkan penambahan isolasi COVID-19

COVID-19 Naik, 170 Ruang Rawat RS Semarang Terlanjur Jadi Bangsal UmumDok. Dinas Kesehatan Kota Semarang

Ia menyatakan pihaknya akan menyiapkan penambahan ruang isolasi COVID-19 jika sudah ada surat edaran resmi dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Penambahan, katanya bisa dikerjakan dengan mengubah bangsal umum menjadi ruangan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas peralatan ventilator untuk merawat pasien COVID-19.

Lebih lanjut, ia mengklaim meski kondisi penularan virus Corona di Semarang sedang meningkat, namun di rumah sakitnya belum ada penambahan pasien yang signifikan.

"Jumlahnya pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 gak banyak kok, Mas. Karena setelah diperiksa berulang-ulang kebanyakan malah statusnya tanpa gejala atau OTG. Jadinya ruangan kita masih longgar banyak," tuturnya.

Baca Juga: Selama 24 Jam, Kasus Aktif COVID-19 di Semarang Tambah 384 Orang

2. Ada 8 nakes ketularan pasca vaksin

COVID-19 Naik, 170 Ruang Rawat RS Semarang Terlanjur Jadi Bangsal UmumPersonel Tim Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polri mengikuti Apel Kesiapan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Tenaga Kesehatan Polri di Lapangan Promoter, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (11/2/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Susi menjelaskan tren penularan COVID-19 saat ini dialami oleh para tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakitnya. Tercatat ia menemukan delapan nakes yang kedapatan tertular COVID-19 pasca divaksinasi.

Diakuinya penularan itu terjadi ketika kedelapan nakes selesai disuntik Vaksin Sinovac pada Maret 2021 kemarin. Saat itu mereka menjalani swab rutin dan hasilnya didapati bahwa mereka ketularan COVID-19 dengan status OTG.

"Karantinanya sudah selesai semua. Mereka udah sembuh karena kondisinya OTG. Cuma sekarang kita wanti-wanti kepada semua nakes supaya lebih ketat lagi mematuhi protokol 5M. Sebisa mungkin rajin-rajin bersihkan tangan, pakai masker, menjaga jarak dari kerumunan biar bisa mengantisipasi penularan di rumah sakit," jelasnya.

3. Waspada risiko lonjakan yang diperkirakan terjadi tiga minggu ke depan

COVID-19 Naik, 170 Ruang Rawat RS Semarang Terlanjur Jadi Bangsal UmumPasar Induk Kramatjati - Aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (14/6/2020). Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan pasar tradisional rentan menjadi tempat penularan COVID-19 salah satunya akibat sarana pencegahan yang dinilai belum memadai. Data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat lebih dari 400 pedagang di 93 pasar terinfeksi virus corona. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam berkata kini dirinya telah mengerahkan tim penyuluh dari semua puskesmas, Dinkes yang dibantu aparat TNI/Polri untuk menggencarkan lagi sosialiasasi protokol 5M. Ini harus dilakukan mengingat dirinya sedang mewaspadai risiko lonjakan penularan COVID-19 dalam waktu tiga minggu ke depan.

"Tapi memang dua minggu tiga minggu ke depan kita harus waspada. Karena arah perjalanan para pemudik ini mempunyai peran besar menambah kasus kesakitan COVID-19," terangnya.

4. Penularan COVID-19 disebabkan mobilitas warga luar kota

COVID-19 Naik, 170 Ruang Rawat RS Semarang Terlanjur Jadi Bangsal UmumIlustrasi pasien di rumah sakit (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Ia menduga naiknya kasus COVID-19 di Semarang dipicu dari penyebaran di pasar-pasar tradisional. Contohnya ia menemukan warga ketularan COVID-19 setelah berpergian di pasar wilayah Kecamatan Mijen, Gayamsari maupun pusat kota Semarang.

"Makanya kita giatkan sosialisasi 5M di pasar. Di sana resiko munculnya kasus baru sangat besar. Soalnya waktu fi Rumah Dinas Walikota setelah kita analisa, rata-rata kenanya pas di pasar. Ada yang dari Mijen, Gayam dan pusat kota," tegasnya.

"Peningkatan kasusnya kita duga juga dibawa warga luar kota Semarang. Dari luar kota yang kena Corona milihnya faskes di Semarang. Maka yang banyak perawatannya di RSUD Wongsonegoro RS Sultan Agung dan Kariadi. Banyak yang terpapar karena vaksinnya baru sekali dilakukan," pungkasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Semarang Melonjak, 1.000 Kamar Isolasi Pasien Disiapkan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya