Kasus Tinggi, RSUD Semarang Kekurangan Reagen Tes PCR COVID-19

Kalau baju APD untuk nakes aman sampai 2 bulan lagi

Semarang, IDN Times - Pihak RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang mengklaim ketersediaan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19 di rumah sakitnya, saat ini masih mencukupi sampai dua bulan ke depan. Setiap hari, para nakes menghabiskan paling sedikit 120 baju hazmat untuk dipakai di ruang perawatan pasien virus Corona.

"Untuk ketersediaan baju hazmat di rumah sakit kami masih mencukupi. Kita perkirakan masih cukup untuk kebutuhan dua bulan," kata Direktur Utama RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati saat dihubungi IDN Times, Rabu (2/9/2020).

1. Saban hari nakes di RSUD Wongsonegoro habiskan 120 hazmat

Kasus Tinggi, RSUD Semarang Kekurangan Reagen Tes PCR COVID-19Dok. Dinas Kesehatan Kota Semarang

Menurutnya kebutuhan baju hazmat tergantung setiap ruangannya. Misalnya di ruang isolasi, katanya, para nakes sehari bisa memakai 30 hazmat.

"Tapi kalau dijumlah semuanya, kita rutin menghabiskan 120 baju hazmat untuk nakes," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan untuk proses perawatan pasien COVID-19, pihaknya menghabiskan hingga 1.500 masker bedah setiap hari. Namun untuk pasien non-virus corona setiap hari bisa sampai 2.000 masker.

Kebutuhan masker saat ini terus melonjak menyusul adanya aturan di RSUD Wongsonegoro bahwa setiap pengunjung, nakes maupun pasien diwajibkan memakai masker.

"Di rumah sakit sekarang bermasker semua. Kalau di ruangan COVID-19, nakes pakai masker bedah. Yang masker kain dipakai buat yang di ruangan non-virus corona," bebernya. 

Baca Juga: APD Terbatas, RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang Sediakan Bilik Uji Swab 

2. RSUD Wongsonegoro punya 339 nakes di ruang perawatan COVID-19

Kasus Tinggi, RSUD Semarang Kekurangan Reagen Tes PCR COVID-19Ilustrasi perawat (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Lebih lanjut, selama masa pandemik, pihaknya telah mengerahkan 339 nakes. Tim medis sebanyak itu tersebar di berbagai ruangan. Mulai ICU, PICU, isolasi dan bangsal lainnya.

Jumlah tim medis yang menangani COVID-19 berubah-ubah dengan menyesuaikan kebutuhan perawatan pasien. 

"Dokter yang terlibat untuk COVID-19 ada banyak, perawatnya juga sangat banyak. Totalnya ada 339 nakes. Tiap bulan jumlahnya berbeda, karena kalau di kamar operasi ada yang melahirkan itu ada tambahan lagi," katanya.

3. Pihak RS klaim ruang perawatan masih cukup menampung pasien COVID-19

Kasus Tinggi, RSUD Semarang Kekurangan Reagen Tes PCR COVID-19Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Pihaknya merinci di rumah sakitnya ada 131 ruangan. Meliputi 103 ruang isolasi, 12 ICU isolasi, 13 IGD isolasi, dua ruangan isolasi PICU dan satu ruangan khusus bayi baru lahir yang terpapar COVID-19. Namun pihak rumah sakit kekurangan reagen, cairan digunakan untuk mendukung pengujian tes COVID-19 metode PCR (polymerase chain reaction).

"Di hari ini, kita ada 74 pasien di ruang isolasi. Makanya, kondisinya belum kekurangan. Cuma, kita sekarang butuh bantuan untuk peralatan reagen-nya. Karena kita sempat dapat bantuan 5.000 reagen tapi cuma buat 10 hari. Selama ini kan dipasok BNPB dan Dinkes. Tapi gak banyak, karena pengadaannya mungkin juga gak banyak," pungkasnya.

Untuk diketahui, melansir laman corona.jatengprov.go.id per Rabu (2/9/2020) pukul 12.00 WIB, kasus terkonfirmasi positif virus corona di Kota Semarang mencapai 3.649 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 225 orang masih dirawat, 2.963 orang sembuh, dan sisanya atau 461 orang meninggal dunia.

Dari laman itu, diketahui sebanyak 14 orang masih dirawat di RSUD Wongsonegoro Semarang. Sisanya tersebar di beberapa rumah sakit di Semarang.

Baca Juga: Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi Keringat

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya