Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin Antraks

Antraks bisa menular ke manusia

Semarang, IDN Times - Sebanyak 25 ribu dosis vaksin antraks dalam waktu dekat didistribusikan ke tiga kabupaten wilayah Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul DIY. Pemberian vaksin antraks di tiga wilayah tersebut untuk meningkatkan kekebalan pada ternak sapi yang rentan tertular virus antraks. 

Baca Juga: 87 Orang Suspek Antraks di Gunungkidul Bakal Diperiksa Lagi

1. Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri dapat kiriman vaksin antraks

Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin AntraksIlustrasi hewan ternak (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah, Agus Wariyanto mengatakan, pemberian vaksin antraks nantinya lebih diprioritaskan pada sentra peternakan sapi atau kerbau yang tersebar di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Klaten. 

"Karena tiga daerah ini yang wilayahnya berbatasan langsung sama Gunungkidul, jadinya fokus pemberian vaksin antraksnya kita lakukan di sana dulu. Soalnya kan kita musti merespon cepat dengan temuan warga Gunungkidul yang meninggal karena kena antraks," kata Agus kepada IDN Times, Jumat (7/7/2023). 

2. Sejumlah daerah punya riwayat terpapar antraks

Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin Antraks(Ilustrasi penyakit Antraks) ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Ia mengungkapkan pemberian vaksin antraks akan disosialisasikan terlebih dahulu kepada para peternak sapi maupun warga lokal yang berada di zona rawan penularan antraks. 

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Agus memaparkan sebenarnya memang terdapat sejumlah daerah Jawa Tengah yang pernah terpapar antraks. 

Untuk Kabupaten Klaten pernah terpapar antraks pada 1990, Kabupaten Semarang pada 1991, Kota Solo tahun 1991 dan 1992. Selain itu Boyolali juga pernah terjangkit antraks tahun 1990 hingga 1992 dan terakhir 2012. 
 
Selain itu, daerah yang pernah terpapar antraks yaitu Kabupaten Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011, dan Kabupaten Wonogiri. 

3. Vaksin antraks bisa tingkatkan kekebalan hewan ternak

Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin Antraksilustrasi peternakan sapi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ia mengaku pemberian vaksin antraks nantinya juga dilakukan bertahap di beberapa daerah lainnya seperti Karanganyar dan Boyolali. Akan tetapi, pendistribusian vaksin antraks masih menunggu arahan resmi dari Kementan. 

"Kalau jumlah vaksinnya ada 25 ribu dosis. Itu akan kita berikan ke beberapa peternak untuk disuntikkan ke sapi piarannya. Biar ada penebalan imunitas dan gak gampang tertular antraks," kata Agus. 

4. Antraks bisa menular ke manusia

Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin AntraksIlustrasi Bacillus anthracis penyebab antraks (phil.cdc.gov)

Secara khusus, dirinya juga meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemunculan antraks yang menyebabkan seorang warga Gunungkidul meninggal dunia. 

Ia memastikan antraks merupakan virus yang bisa menular ke manusia. Virus antraks ditimbulkan bakteri Bacillus Anthracis. 

Agus berkata bila ada hewan ternak yang terjangkit antraks, maka dapat tertular ke manusia. Bahkan, spora yang ditimbulkan penyakit ini, bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.

Sapi yang tertular antraks, katanya gejalanya dapat dilihat dari munculnya bercak darah pada sembilan lubang pada tubuhnya. Darah bisa muncul pada lubang telinga, mulut, hidung, kedua mata, anus sampai kemaluan. 

"Kalau peternak menemukan sapinya dengan tanda-tanda gejala antraks sebaiknya langsung lapor kepada kami untuk ditangani secepatnya," akunya. 

5. Bangkai hewan yang kena antraks harus dicor

Dekat Gunungkidul, 3 Daerah Jateng Dapat Kiriman 25 Ribu Vaksin AntraksIlustrasi bangkai lembu yang diterkam harimau sumatra (IDN Times/ istimewa)

Lebih jauh, Agus berharap warga Jateng tetap waspada namun tidak perlu panik. Penyakit antraks bisa dicegah agar tidak menular ke manusia, asalkan menerapkan prosedur ketat. 
 
"Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi antraks (bangkai hewan) dikubur, kalau perlu dicor dan ditandai. Karena sporanya bisa bertahan 75 tahun. Sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular," tegasnya. 

Baca Juga: Hewan Piaraan yang Masuk Jateng Wajib Disuntik Vaksin Rabies, Dipantau 14 Hari

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya