Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS Kariadi

Hanya diberi waktu dua jam gali kubur

Semarang IDN Times - Kejadian meninggalnya seorang pasien yang didiagnosa negatif virus Corona di RSUP dr Kariadi, Semarang beberapa waktu lalu, masih membekas dalam ingatan warga setempat. Terutama bagi sejumlah warga Kelurahan Wonodri.

Di tempat tersebut, pasien yang meninggal setelah menjalani isolasi di RSUP Kariadi Semarang tersebut tinggal bersama kedua orangtuanya. Menurut penuturan tetangganya, pasien dimakamkan di TPU Sasonoloyo, tak jauh dari lokasi rumahnya.

1. Prosesi pemakaman pasien negatif Corona mencekam

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiTPU Sasonoloyo tempat dikuburnya pasien negatif Corona di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Prosesi pemakamannya berlangsung Minggu sore (23/2), sekitar pukul 17.00 WIB. Slamet Triyono, seorang penggali kubur melihat suasana pemakaman begitu mencekam tatkala peti jenazah Theo diturunkan dari mobil ambulans RSUP dr Kariadi.

Pemakaman jenazah Theo dihadiri kurang lebih 50 orang. Termasuk dari pihak keluarga, rekan-rekan sejawatnya dari sekolah Ilmu Pelayaran Semarang, seorang perawat dan pendeta dari gereja setempat.

"Waktu itu jam lima dia dimakamkan. Pelayat yang datang banyak. Ada kurang lebih 50 orang. Mulai dari PIP, petugas ambulans perawat dan semua keluarganya. Saya yang diminta menguburkan, sebenarnya was-was karena kabarnya dia kena Corona," kata Slamet saat ditemui di TPU Sonoloyo, Senin (2/3).

Baca Juga: Kenapa Jenazah Pasien Isolasi Corona RSUP Kariadi Dibungkus Plastik

2. Tukang kubur diberi waktu dua jam untuk menggali makam pasien negatif Corona

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiSeorang tukang kubur membeberkan prosesi pemakaman pasien negatif Corona di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia bilang prosesi penggalian kuburnya juga berlangsung sangat cepat. Pihak rumah sakit memintanya menyelesaikan penggalian kubur hanya dalam waktu dua jam saja. 

"Jelas itu kan pekerjaan yang butuh tenaga ekstra. Makanya saya ajak dua teman buat bantu-bantu menggali kubur 1,5 meter. Harusnya pekerjaan dilakukan lima jam. Tapi harus selesai cuma dua jam," akunya.

Ketika pemakaman berlangsung selama dua jam, Slamet mengatakan para pelayat diliputi rasa khawatir. Saat peti jenazah digotong, para pelayat memakai masker.

Saat dimasukan ke liang kubur, para pelayat juga banyak yang menjauh. "Yang layat semuanya pada takut. Pas masuk ke kuburan, teman-temannya ada yang pake masker, ada juga yang gak pake. Karena kondisinya sangat rawan. Lha wong pas mayatnya dimasukan ke kuburan beberapa mendekat, tapi banyak yang menjauh," ujar pria 40 tahun ini.

3. Penggali kubur: Obat antibiotik di jenazah bertahan empat jam

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiIlustrasi Virus Corona (IDN Times/Reja Gussafyn)

Ia menuturkan prosesi pemakaman yang serba mendadak itu karena RSUP Kariadi memberi kabar bahwa obat antibiotik yang dibalurkan pada tubuh pasien hanya bertahan empat jam. 

Tak cuma itu, jenazah MN pun dibungkus plastik alumunium foil dan ditaruh di dalam peti berbahan kayu. "Karena obat untuk jenazahnya kata orang rumah sakit hanya tahan empat jam. Saat meninggal, jenazahnya dimasukkan peti dan dibungkus alumunium foil. Aslinya kita banyak yang takut. Untungnya beberapa hari kemudian hasilnya negatif Corona," cetusnya.

4. Lurah Wonodri ngaku jenazah dibungkus plastik sesuai protap RS

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiPetugas kesehatan mengikuti latihan persiapan kemungkinan adanya penumpang yang tiba dengan terinfeksi virus korona di bandara Sofia, Bulgaria, Selasa (25/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Dimitar Kyosemarliev

Sedangkan Lurah Wonodri, Agus Santosa membenarkan MN salah satu warganya. Ia mendapat informasi bila pemakaian plastik di jenazah MN sudah jadi protap dari rumah sakit. 

"Kita dikasih tahu kalau jenazah yang sebelumnya mengalami paru-paru akut memang dibukus plastik termasuk diberitahu ke rumah orangtuanya. Memang warga jadi takut. Mau lewat ke rumahnya juga khawatir tertular, padahal dia negatif Corona," pungkasnya. 

5. Pihak RS mengaku lebih berhati-hati

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiSeorang pengunjung saat berada di pintu masuk RSUP dr Kariadi. IDN Times/Fariz Fardianto

Muchlis Achsan Udji Sofro, Ketua Team Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging, RSUP dr Kariadi mengatakan, pihaknya sengaja memberikan perlakuan ekstra hati-hati begitu pasien tersebut meninggal dunia.

"Ketika pasien dirawat di sini dengan melihat riwayat perjalanannya sebelumnya, maka saat diberi perawatan kita beri label infeksi Corona virus. Mengingat ada label itu, maka kontak fisik yang dilakukan petugas juga harus harus dibatasi," katanya, Kamis (27/2). 

Pihaknya juga meminta para dokter dan perawat yang menangani pasien memakai alat pelindung diri yang lengkap.

Termasuk, katanya keluarga yang sering kontak langsung dengan si pasien juga disterilkan dari hubungan orang lain di sekitar rumahnya.

"Soalnya kan kami belum dapatkan hasil yang positif dari virus Corona yang dicek di Litbangkes Jakarta. Sampai pasiennya meninggal hasil positif belum kita terima juga," paparnya.

6. Perlu kehati-hatian agar tak tertular

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiIlustrasi pengunjung di RSUP dr. Kariadi Semarang. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Untuk itulah, ketika proses pemulasaran jenazah sampai dikuburkan, pihaknya memilih ekstra hati-hati. Tim medis juga membungkus jenazah dengan plastik berlipat-lipat untuk mengantisipasi dampak terburuknya.

Ia beralasan sikap kewaspadan yang tinggi harus diberlakukan agar tidak tertular virus yang diidap si pasien. 

"Kalau tidak hati-hati, dan tidak sesuai prosedur lalu ternyata hasilnya positif kan nanti semua orang yang kena dampaknya. Walau hasilnya negatif, kita masih tetap hati-hati. Biar petugas yang merawat tidak tertular, keluarga juga tidak tertular," imbuhnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik dengan kejadian meninggalnya pasien negatif Corona tersebut. Ia menekankan kondisi yang panik justru membuat daya tahan tubuh jadi menurun.

"Harus hati-hati tapi jangan berlebihan," kata Muclis.

7. Negatif virus corona

Cerita Penggali Kubur Saat Pemakaman Pasien Negatif Corona RS KariadiDokter Penanggungjawab pelayanan RSUP dr Kariadi saat menjelaskan diagnosa terbaru flu babi. IDN Times/Fariz Fardianto

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan di RSUP dr Kariadi, Fathur Nur Kholis mengungkapkan telah memperoleh hasil diagnosa dari Litbangkes pada Rabu (26/2) malam. Hasilnya ada virus influenza tipe A yang bersarang pada paru-paru pasien tersebut. Virus tersebut merupakan turunan dari H1N1 alias flu babi.

"Hasil lab-nya sudah kita terima semalam. Dia positif menderita influenza tipe A atau H1N1. Itu kita dapatkan setelah ada kepastian kalau si pasien berumur 37 tahun ini negatif Covid-19. Di sampel yang sama menunjukan bahwa ada virus H1N1," ujar Fathur, saat memberikan keterangan di RSUP dr Kariadi Semarang, Kamis (27/2). 

Baca Juga: 2 Warga Depok Positif Corona, 76 Perawat RS Mitra Keluarga Dipantau 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya