DLHK Jateng Minta Bantuan BRIN Kurangi Populasi Monyet Ekor Panjang

Populasi monyet ekor panjang dikendalikan pakai teknologi

Semarang, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah sedang mengajukan permohonan bantuan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai langkah menekan populasi monyet ekor panjang di sejumlah daerah. 

Baca Juga: Efek Kemarau, Kawanan Monyet Goa Kreo Tepergok Masuk Kamar Warga

1. BRIN dilibatkan untuk turunkan jumlah monyet ekor panjang

DLHK Jateng Minta Bantuan BRIN Kurangi Populasi Monyet Ekor PanjangMonyet ekor panjang di hutan lindung kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Pelibatan BRIN menjadi penting agar teknologi yang dimiliki selama ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan mitigasi sebaran kawanan monyet ekor panjang. 

"Dengan BRIN kita minta dilakukan inovasi untuk membantu mengurangi habitat kera atau monyet ekor panjang. Kerjasamanya sudah dijajaki. Sebab, kalau sudah terlalu banyak populasinya ya harus dijaga, kalau bisa diturunkan jumlahnya," kata Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto kepada IDN Times, Senin (14/8/2023). 

2. Akan dipetakan pakai teknologi

DLHK Jateng Minta Bantuan BRIN Kurangi Populasi Monyet Ekor Panjangilustrasi monyet ekor panjang (pixabay.com/Erik_Karits)

Lebih lanjut, Widi menjelaskan pihaknya akan melibatkan peneliti BRIN untuk memetakan sebaran monyet ekor panjang menggunakan teknologi yang termuhtahir. 

Dengan melakukan pemetaan yang terperinci, katanya maka populasi monyet ekor panjang bisa dikendalikan tanpa harus membunuh hewan primata tersebut. 

"Upaya ke depan perlu kita lakukan dengan BRIN untuk memetakan menggunakan teknologi. Jadi, tidak perlu dimatikan tetapi cukup dijaga jumlahnya agar tidak menganggu masyarakat," terangnya.

3. Bentuk satgas penanganan serangan binatang liar

DLHK Jateng Minta Bantuan BRIN Kurangi Populasi Monyet Ekor PanjangKera ekor panjang diberi makan oleh pengunjung Goa Kreo. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Tak cuma itu saja, Widi mengaku juga akan berkoordinasi dengan BKSDA Jawa Tengah untuk membentuk satgas penanganan serangan binatang liar. Pembentukan satgas melibatkan perwakilan DLHK, BKSDA, polhut Perhutani serta TNI/Polri agar tindakan menangani serangan binatang liar seperti monyet ekor panjang bisa ditangani dengan maksimal. 

"Sedang kami bentuk satgasnya. Surat Keputusan (SK) sudah digodok. Peran polhut nantinya akan dimaksimalkan. Termasuk dari semua komponen masyarakat, mulai para babin desa, DLHK dan BKSDA," ujarnya. 

4. BKSDA deteksi ada serangan monyet dan macan tutul

DLHK Jateng Minta Bantuan BRIN Kurangi Populasi Monyet Ekor PanjangKepala BKSDA Jateng serahkan empat elang kepala pengelola pusat elang Jawa. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, Koordinator PPH BKSDA Jateng, Joko Sulistyanto membenarkan adanya pembentukan satgas penanganan serangan binatang liar. 

Saat ini pihaknya masih berusaha mematangkan metode penanganan binatang liar sebagai wujud menyelamatkan nyawa manusia dari gigitan hewan sekaligus mengantisipasi penularan virus zoonosis. 

"Kalau di Jawa Tengah kan terbanyak serangannya berasal dari monyet, lalu yang di Pantura Jepara juga ada kejadian macan tutul beberapa waktu lalu. Maka kita sedang menyiapkan aturan sesuai yang dilakukan tim satgas," akunya. 

Baca Juga: Petugas BKSDA Lepasliarkan Kura-Kura Bergerigi di Gunung Celering Jepara

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya