Dokter Kariadi Diusulkan Pahlawan, Agar Peran Dokter Tak Terabaikan

Dijadikan nama rumah sakit di Semarang

Semarang, IDN Times - Sosok Dokter Kariadi yang turut berjuang melawan pendudukan kolonial Jepang telah mendorong kalangan sejarawan di Jawa Tengah untuk memberikannya sebuah penghargaan tertinggi. Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Tengah saat ini tengah mengusulkan nama dokter Kariadi untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Usulan tersebut saat ini sedang dimatangkan oleh Ketua MSI Jateng, Prof Wasino, sekaligus Guru Besar Bidang Sejarah Sosial di Fakultas Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Semarang (Unnes).

1. Usulan gelar pahlawan bagi dokter Kariadi didukung putri almarhum

Dokter Kariadi Diusulkan Pahlawan, Agar Peran Dokter Tak TerabaikanSeorang pengunjung saat berada di pintu masuk RSUP dr Kariadi. IDN Times/Fariz Fardianto

Wasino menyebut dokter Kariadi yang meninggal dunia di usia sekitar 40 tahun, sudah semestinya menyandang gelar pahlawan nasional.

"Di tahun 2017 pernah usulkan ke Dinas Sosial Jateng, tapi karena syarat administrasinya kurang, jadinya ditolak. Maka tahun ini kita ajukan usulannya lagi. Dan putri dokter Kariadi, Bu Sri Hartini Kariadi turut mendukung usulan pemberian gelar pahlawan tersebut," kata Wasino saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (15/4).

Baca Juga: Tangani Pasien Corona, Perawat Kariadi Semarang Meninggal di Ruang ICU

2. Usulan pahlawan bagi dokter Kariadi pernah ditolak pada 2017

Dokter Kariadi Diusulkan Pahlawan, Agar Peran Dokter Tak TerabaikanBantuan Sembako Kemensos. Dok. Kemensos

Wasino menjelaskan usulan tersebut ditolak oleh pemerintah karena saat itu kepengurusan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) di Dinsos Jateng belum terbentuk. Maka, kini dirinya kembali memenuhi sejumlah syarat agar usulan gelar pahlawan bagi dokter Kariadi dapat lolos ke Kementerian Sosial.

Syarat-syarat yang sedang dipenuhi meliputi pemberian izin dari LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia), penyusunan kajian sejarah tentang dokter Kariadi, menerbitkan buku mengenai biografi dokter Kariadi hingga meminta dukungan penuh dari Pemkot Semarang dan pihak keluarga.

"Untuk syaratnya sudah kita lakukan semua. TP2GD juga sudah ada badan ad hoc-nya. Putri mendiang dokter Kariadi, Prof Sri Hartini juga sangat mengapresiasi apa yang kita lakukan saat ini. Beliau meminta kami untuk berusaha keras, dia tidak peduli apakah nantinya usulan itu diterima pemerintah atau tidak. Yang penting ada dorongan dari masyarakat sejarah," akunya.

3. Diharapkan pemerintah memperhatikan nasib para dokter di tengah pandemi virus corona

Dokter Kariadi Diusulkan Pahlawan, Agar Peran Dokter Tak TerabaikanUnsplash/CDC

Wasino menjelaskan, usulan gelar pahlawan tersebut paling tidak menjadi pengingat bagi pemerintah agar memperhatikan nasib para dokter. Di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), katanya, keberadaan seorang dokter layak diberi apresiasi yang tinggi lantaran telah menjadi pejuang kemanusiaan.

"Nah ini jadi momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memberikan penghargaan bagi dokter Kariadi. Sehingga bisa mengangkat derajat para dokter yang saat ini sedang berjuang merawat pasien yang tertular virus Corona," akunya.

Hal serupa juga pernah dilakukan dokter Kariadi yang semasa hidupnya mengabdikan diri dengan berjuang melawan pendudukan tentara Jepang di Semarang. Kisahnya juga termuat dalam pertempuran lima hari Semarang. Saat itu, kata Wasino, dokter Kariadi tertembak saat meneliti kadar racun di tandon tua reservoir Siranda.

"Minimal ada tonggak sejarah sehingga peran dokter tidak terabaikan. Soalnya dokter sejak awal kemerdekaan Indonesia juga turut berjuang melawan pemerintahan kolonial. Apalagi organisasi kepemudaan pertama bangsa Indo, Budi Utomo juga didirikan oleh para dokter," tambahnya.

Baca Juga: Diburu! Oknum Penolak Jenazah Perawat Kariadi Semarang, Bakal Dipidana

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya