Duh Dek! Kenaikan Harga Beras di Jateng Tertinggi se-Indonesia

Semarang, IDN Times - Lonjakan harga beras yang terjadi untuk wilayah Jawa Tengah rupanya merupakan yang tertinggi secara nasional.
Bahkan, berdasarkan pengakuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, harga beras di wilayahnya paling mahal dibandingkan sentra lumbung padi di daerah lainnya.
Baca Juga: Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang Mengecil
1. Kenaikan harga beras terjadi bervariasi
Menurut Kepala Disperindag Jateng, Ratna Kawuri, harga beras yang dijual di pasaran masih sama seperti kondisi hari-hari sebelumnya. Kenaikan harga tetap terjadi secara fluktuatif.
“Hasil cek lapangan bersama satgas pangan, memang ada kenaikan harga yang bervariasi. Karena mereka mengambil pasokannya dari pedagang yang berbeda,” kata Ratna kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Rabu (20/9/2023).
2. Lonjakan harga beras tertinggi secara nasional
Ia menjelaskan tren harga beras terus terjadi di seluruh kabupaten/kota. Meski kenaikannya cenderung berbeda, namun harga beras yang dikonsumsi masyarakat masih stabil tinggi.
Untuk hari ini saja misalnya, Ratna menyampaikan harga beras tetap sama seperti hari sebelumnya.
Harga rata-rata beras kualitas medium, ia mengklaim dibanderol Rp12.800 per kilogram. Sedangkan beras premiumnya dibanderol rata-rata Rp14.500 per kilogram.
"Nah, cuman memang dari trennya naik meski kecil. Posisi sekarang tidak ada pergerakan masih sama rata-rata di Jawa Tengah. Kalau dibandingkan secara nasional memang di Jawa Tengah relatif tinggi daripada pusat atau sentra padi misalnya di Jawa Timur," ungkap Ratna.
3. Penyaluran bantuan pangan diyakini bisa tahan kenaikan harga beras
Editor’s picks
Ratna berharap kenaikan harga beras dapat dikendalikan dari program penyaluran bantuan pangan dari Bulog. Sebab, Bulog telah mengusahakan adanya penyaluran bantuan pangan berupa pemberian beras bagi masyarakat yang berlangsung selama tiga bulan berturut-turut.
“Mudah-mudah dengan programnya Bulog yaitu penyaluran bantuan beras pangan selama tiga bulan dapat menahan laju kenaikan harga,” bebernya.
4. Harga beras diklaim bisa turun
Lebih lanjut, Ratna juga yakin setelah Bulog menggelontorkan bantuan pangan, nantinya harga beras akan kembali turun. Ia yakin berdasarkan ketersediaan stok yang disampaikan Bulog bahwa dari sisi cadangan berasnya masih aman sampai akhir tahun nanti.
Selain itu, upaya yang dilakukan setiap stackholder juga bisa menurunkan harga beras.
“Kalau dengan upaya yang dilakukan dari seluruh stackholder mulai hulu ke hilir kami yakini bisa menurun (harga berasnya). Karena dari sisi stoknya Bulog juga aman sampai akhir tahun,” urainya.
5. Pemalang diyakini akan panen raya
Ratna menambahkan meski belakangan terdapat gangguan siklus El Nino, namun beberapa sentra penghasil padi diprediksi akan panen pada September dan Oktober 2023.
Salah satu sentra penghasil padi yang ia harapkan bisa panen raya yakni Kabupaten Pemalang. Harapan serupa juga diutararakan Dinas Pertanian (Distanbun) ketika mengadakan rapat bersama Disperindag Jateng.
“Meski ada gangguan El Nino, tapi ada spot spot sentra padi akan panen pada bulan September dan Oktober. Mungkin memang ada yang panen. Misalnya di Pemalang masih ada. Tapi kepastian lokasinya izin dari Dinas Pertanian,” tutupnya.
Baca Juga: Harga Beras Makin Mahal, Bulog Jateng Janji Keluarkan Stok di Gudang