Efek Sirkulasi Siklonik, Jateng Dilanda Angin Kencang Hingga 40 Km/Jam

Hati-hati yang lagi di luar rumah, ya

Semarang, IDN Times - Wilayah Jawa Tengah diperkirakan bakal dihantam angin kencang dengan kecepatan sampai 40 kilometer per jam karena terimbas dari gangguan sirkulasi udara. Gangguan sirkulasi udara muncul dari bagian selatan Australia sehingga menyebabkan adanya penambahan kecepatan angin yang mengarah ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. 

"Adanya peningkatan kecepatan angin karena ada sirkulasi siklonik di selatan Australia sehingga muncul gangguan cuaca dan memicu tarikan anginnya yang cukup kencang," kata Analis Cuaca yang bertugas di Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Winda Ratry saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (2/3/2023). 

1. Kecepatan angin bisa sekitar 35--40 kilometer per jam

Efek Sirkulasi Siklonik, Jateng Dilanda Angin Kencang Hingga 40 Km/JamIDN Times/Rudal Afgani

Lebih lanjut, ia mengatakan Kota Semarang hari ini dan beberapa hari ke depan dilanda angin kencang dengan kecepatan tinggi bahkan bisa kisaran 30--35 knot per jam. Untuk wilayah pantai selatan yang mencakup Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen juga dilanda angin kencang berkecepatan hingga 40 knot per jam. 

Hembusan angin kencang, katanya patut diwaspadai karena berpotensi disertai sambaran petir, kilatan dan hujan intensitas sedang hingga lebat.

"Untuk anginnya emang cukup kencang. Tapi kondisinya lebih sifatnya umum atau sinotik. Dan satu sampai tiga hari ke depan masih terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah wilayah pesisir utara dan selatan karena sekarang angin berhembus sangat kencang," ujar Winda. 

Baca Juga: Jateng Diterjang Siklon Tropis Freddy, BMKG Ingatkan Pihak Proyek Gedung Bertingkat

2. Warga Pantura Timur dan Solo Raya harus waspada

Efek Sirkulasi Siklonik, Jateng Dilanda Angin Kencang Hingga 40 Km/JamPemantauan curah hujan sedang dikerjakan petugas BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang untuk memperkirakan intensitas curah hujan di bulan Maret 2023. (IDN Times/Dok Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang)

Kendati demikian, ia mengakui sejauh ini angin kencang yang melanda Jawa Tengah belum berpitensi menimbulkan puting beliung atau angin ribut. Karena angin ribut biasanya muncul dari hembusan lokal dan awan kumulonimbus (Cb).

Sementara selama tiga hari, mayoritas wilayah Jateng akan terus dilanda hujan lebat dengan intensitas yang tinggi. Ia mengingatkan kepada warga masing-masing daerah untuk berhati-hati terhadap resiko bahaya bencana banjir bandang dan tanah longsor. Curah hujan yang tinggi, katanya terpantau di wilayah Pantura Timur, area pegunungan dan Soloraya.

"Mungkin hari ini untuk Pantura Timur, Solo Raya dan sekitar Pantura Tengah perlu ekstra waspada karena curah hujannya tinggi dan anginnya kencang," jelasnya. 

3. Hujan lebat bisa ganggu jarak pandang

Efek Sirkulasi Siklonik, Jateng Dilanda Angin Kencang Hingga 40 Km/JamIlustrasi hujan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dengan curah hujan yang tinggi, ia mengatakan beresiko membuat ketidaknyamanan bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan. Salah satunya yaitu bisa mengurangi jarak pandang mata ketika warga mengendarai motor maupun mobil. 

"Dengan turunnya hujan yang fluktuatif ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat ada di luar ruangan termasuk mengurangi jarak pandang mata. Diperkirakan dampaknya akan terasa di kabupaten yang ada di kawasan pegunungan. Mulai dari Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Brebes, Slawi, Pemalang, Pekalongan, sebagian Cilacap dan Banyumas," terangnya. 

4. Curah hujan Maret 2023 akan mulai menurun

Efek Sirkulasi Siklonik, Jateng Dilanda Angin Kencang Hingga 40 Km/Jamilustrasi hujan lebat (pixabay.com/Kammy27)

Ia menambahkan puncak musim hujan akan terjadi di bulan Maret 2023. Curah hujan dari pantauan citra satelit diprediksi mulai menurun meski di beberapa daerah intensitasnya masih cukup tinggi.

"Kalau diukur curah hujan, cenderung menurun tetapi memang ada daerah yang masih cukup tinggi hujannya," tandasnya.

Baca Juga: Investor Diizinkan Buka Pabrik di Kawasan Hutan Wilayah Jateng, Asal Statusnya UMKM

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya