Hewan Kurban yang Disembelih di Jateng Turun Jadi 84.685 Ekor

Jokowi sumbang sapi PO seberat 1,50 ton di Grobogan

Semarang, IDN Times - Masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat telah mempengaruhi geliat masyarakat Jawa Tengah yang merayakan Idul Adha 1442 Hijriyah. 

Data yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jawa Tengah menyebutkan banyaknya masyarakat yang menunda pembelian menyebabkan jumlah hewan kurban yang disembelih di tahun 2021 menjadi merosot drastis.

1. Baru segelintir daerah yang sudah sembelih hewan kurban

Hewan Kurban yang Disembelih di Jateng Turun Jadi 84.685 Ekormeidiawan.id

Kepala Disnakeswan Jawa Tengah, Lalu Muhammad Syafriadi mengaku dari pemantauan yang dilakukan di tempat penjualan hewan kurban di 35 kabupaten/kota, jumlah hewan yang dibeli oleh masyarakat hanya berkisar 84.685 ekor.

"Sampai sekarang baru Kabupaten Wonogiri, Batang, Kota Semarang dan Grobogan yang sudah memotong sapi kurban. Untuk di wilayah Batang hewan kurbannya sudah disembelih semua. Ini datanya sedang kita update terus," ujarnya. 

Baca Juga: 9 Potret Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemik COVID-19 di Semarang

2. Jokowi sumbang sapi PO seberat 1,50 ton di Grobogan

Hewan Kurban yang Disembelih di Jateng Turun Jadi 84.685 EkorANTARA News/Bambang Dwi Marwoto

Di Grobogan, Lalu mengatakan Presiden Jokowi menyumbangkan seekor sapi PO seberat 1,50 ton. Penyembelihan sapi milik Jokowi dilakukan hari ini yang dihadiri Bupati Grobogan dan muspida terkait.

"Dan kita pastikan ada dua sapi milik pak presiden yang sudah disembelih di Solo dan Grobogan. Khusus Grobogan ini jadi perhatian bagi presiden karena merupakan salah satu daerah terluas di Jateng dengan kebutuhan daging kurban yang tinggi," bebernya.

3. Penjualan hewan kurban merosot 15-25 persen karena minat warga menurun

Hewan Kurban yang Disembelih di Jateng Turun Jadi 84.685 EkorANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Lebih lanjut, ia bilang ketersediaan hewan kurban yang dijual para pedagang di kabupaten/kota saat ini cenderung berkurang drastis. Dari situasi tahun 2020 lalu masih ada 401.000 ekor yang terjual. Namun saat Idul Adha tahun ini turun 15-25 persen atau hanya 84.685 ekor karena dipicu kondisi ekonomi ditengah masyarakat yang sedang lesu

Kondisi itu tampak dari kegiatan penjualan hewan kurban yang tersedia di lapak seluruh Jateng. Termasuk hewan yang disembelih di setiap RPH.

Bahkan, dirinya mendapati informasi jika dengan adanya berbagai aturan PPKM Darurat membuat sebagian masyarakat cenderung memilih menunda pembelian hewan kurban di lapak-lapak.

PPKM Darurat ditambah pandemik COVID-19 yang berlarut-larut, katanya juga menyebabkan jam kerja dibatasi sehingga penghasilan para pekerja menjadi berkurang.

"Ada banyak sekali faktor yang bikin hewan kurban tahun ini gak begitu laku. Mungkin saja karena ada PPKM Darurat, orang-orang jadi tidak bisa leluasa beli kuban, bisa juga memang kondisi ekonomi yang lesu, banyak pekerja yang biasanya berkurban, sekarang dia kena PHK atau dirumahkan. Inilah yang buat warga menunda pembelian," akunya.

4. Dinas Keswan klaim tak ada satupun hewan kurban yang terserang penyakit

Hewan Kurban yang Disembelih di Jateng Turun Jadi 84.685 EkorIlustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Soal hasil pemeriksaan kesehatan hewan kurban, pihaknya mengaku sementara ini tidak ada satupun yang mengalami cacat maupun terserang penyakit berbahaya.

Dari pemeriksaan anti morterm pada sapi dan kambing kurban, belum ditemukan yang menderita penyakit atau terjangkit virus.

"Kita sudah menelurusi dengan menerjunkan petugas pemeriksaan hewan. Hasil pemeriksaan anti morterm, hewan kurbannya masih sehat tapi untuk daging kurbannya sedang diperiksa teliti oleh dokter hewan di masing-masing daerah," tandasnya.

Baca Juga: Jagal Hewan Kurban di RPH Penggaron Semarang Harus Swab

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya