Istri Tinggal di Asrama Arhanud, Sang Suami Tewas Karena Racun Sianida
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Setelah menjalani perawatan intensif berbulan-bulan di RSUP dr Kariadi Semarang, Rina Wulandari diizinkan pulang pada Selasa (30/8/2022). Seperti diketahui, Rina selama ini dirawat di RSUP dr Kariadi karena menjadi korban penembakan yang didalangi oleh Kopda Muslimin yang tak lain adalah suaminya sendiri pada 18 Juli 2022 lalu.
Baca Juga: Hasil Autopsi RS Bhayangkara, Kopda Muslimin Mati Keracunan
1. Kesehatan Rina Wulandari mulai membaik
Informasi dari Kodam IV Diponegoro Semarang, Rina Wulandari diperbolehkan pulang setelah pihak rumah sakit melihat perkembangan kesehatannya yang sudah berangsur pulih.
Kondisi kesehatan terutama tingkat kesadaran Rina telah mengalami perkembangan yang cukup baik.
2. Rina Wulandari masih harus menjalani fisioterapi
Kapendam IV Diponegoro, Letkol Inf Bambang Hermanto mengaku, Rina kini sudah berlatih jalan dan makan sendiri. Namun pihaknya akan tetap memantau perkembangan fisik dan psikis Rita sembari menjalani treatment.
Salah satunya Rina masih harus menjalani fisioterapi, mengonsumsi obat dan menyembuhkan bekas luka tembak di tubuhnya.
"Selasa Sore sudah diizinkan pulang. Selanjutnya akan menjalani rawat jalan dan home care yang ditangani tim medis RS Bakti Wira Tamtama," ungkapnya, Kamis (1/10/2022).
Editor’s picks
3. Rina Wulandari mendapatkan uang santunan selama di Asrama Arhanud
Ia mengatakan perkembangan kesehatan Rina Wulandari akan terus dipantau sampai benar-benar sembuh dan bisa beraktivitas normal kembali.
Untuk sementara ini, Rina akan tinggal di Asrama Batalyon Arhanud di Jangli Semarang. Ketika menempati asrama, Rita juga didampingi Novita Widi Prasetijono selaku Ketua Persit KCK IV Diponegoro.
Sebagai bentuk empati, kata Bambang, Persit Diponegoro memutuskan memberi uang santunan kepada Rita agar dapat survive dalam memenuhi kebutuhan hidupnya saban hari bersama anaknya.
4. Kopda Muslimin meninggal akibat menenggak sianida
Terkait hasil hasil visum et repertum, Kopda Muslimin dinyatakan meninggal akibat keracunan sianida. Bambang menegaskan zat racun sianida tersebut menyebabkan Kopda Muslimin mati lemas. Ia juga mengatakan tak ada tanda kekerasan pada tubuh Muslimin.
"Dari hasil pemeriksaan toksikologi ditemukan antara lain baik dari sampel urine, otak kecil, batang otak, ginjal kiri, jantung, dan paru kiri positif mengandung racun sianida. Sedangkan sampel darah, otak besar, lambung, hati, ginjal kanan juga positif mengandung sianida. Sehingga diduga kuat Kopda M meninggal dunia karena bunuh diri dengan mengonsumsi racun," terangnya.
Dari keterangan saksi mata, Kopda Muslimin menjelang ajalnya diketahui meminta maaf kepada orangtuanya. Selain itu, Kopda Muslimin menyesal atas perbuatannya sehingga mempunyai rencana untuk mengakhiri hidupnya.
Baca Juga: 7 Potret Evakuasi Jenazah Kopda Muslimin, Dalang Kasus Penembakan di Semarang