Jadi PTN-BH, Rektor Unnes Butuh Struktur OTK yang Fleksibel dan Cepat Berlari 

Rektor Unnes Prof Martono ancang-ancang berbenah

Semarang, IDN Times - Perubahan status Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) membuat kampus yang berlokasi di Sekaran, Gunungpati tersebut melakukan pembenahan total. 

Baca Juga: Cerita Margareta, Tekun Teliti Gunung Ungaran, Kini Jadi Guru Besar Biodiversitas Unnes

1. Rektor Unnes akan lantik ulang semua wakil rektor

Jadi PTN-BH, Rektor Unnes Butuh Struktur OTK yang Fleksibel dan Cepat Berlari Rektor Unnes Prof S Martono dan Ketua Majelis Wali Amanat Unnes Hendrar Pribadi saat menjelaskan sistem perubahan OTK. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Rektor Unnes, Prof S Martono mengungkapkan, dalam waktu dekat akan melantik ulang para wakil rektor demi memenuhi kebutuhan manajemen tata kelola yang mengacu pada fleksibilitas. 

"Dengan bekal PTN-BH yang sudah resmi, oleh karenanya sebentar lagi ada perubahan OTK (Organisasi Tata Kelola) dengan kebutuhan stuktur dan disesuaikan kondisi yang cepat berlari. Bulan depan wakil rektor kita lantik ulang untuk disesuaikan dengan OTK yang baru," kata Martono usai dilantik menjadi Rektor Unnes di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Kampus Sekaran Gunungpati, Senin (13/3/2023). 

2. Unnes dituntut lebih fleksibel

Jadi PTN-BH, Rektor Unnes Butuh Struktur OTK yang Fleksibel dan Cepat Berlari unnes.ac.id

Martono menekankan adanya perubahan OTK diharapkan mampu meningkatkan kualitas di kampusnya agar sejajar dengan perguruan tinggi lain. Ia tak memungkiri bahwa Unnes sebagai kampus pencetak para guru semestinya memiliki kecermelangan agar dapat mencetak tenaga pendidik yang unggul. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan nantinya kampusnya akan merancang program kemandirian untuk mendukung status PTN-BH. Antara lain di bidang akademik dengan mengelola sumber daya yang lebih unggul dan lebih kompetitif. 

"Maka aspek kemandirian itulah yang harus terjaga. Formalitas aja gak cukup, karena dibutuhkan terobosan-terobosan. Dan konsekuensi Unnes menjadi PTN BH, kita dituntut berlari cepat, lebih kompetitif dibanding perguruan tinggi lainnya. Paling tidak mendukung fleksibilitas," jelasnya. 

3. Perubahan status Unnes menjadi sebuah sejarah

Jadi PTN-BH, Rektor Unnes Butuh Struktur OTK yang Fleksibel dan Cepat Berlari Prosesi pelantikan Rektor Unnes periode 2023-2026. (IDN Times/Dok Humas Unnes)

Sedangkan, Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud dan Ristek, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie PhD menyampaikan transformasi Unnes sebagai PTN-BLU menjadi PTN-BH merupakan momentum penting dan bersejarah. Ini mengingat bukan saja menandai perubahan status kelembagaan tetapi juga menandai pergeseran pola pikir. 

“Perubahan pola pikir menjadi salah satu kunci agar civitas akademik dapat menghasilkan sikap, perilaku dan kinerja yang sesuai dengan semangat otonomi," tegasnya. 

4. Harus adaptif, kolaboratif dan fleksibel

Jadi PTN-BH, Rektor Unnes Butuh Struktur OTK yang Fleksibel dan Cepat Berlari pixabay/rawpixel

Tjitjik berkata para pegawai maupun pimpinan Unnes harus merubah total gaya bekerjanya dengan menonjolkan budaya kolaboratif, adaptif dan lebih luwes. 

"Ada tiga perubahan budaya kerja yang harus dikawal secara serius. Pertama adalah budaya kerja yang memberikan kepercayaaan yang tanggung jawab, harus mendorong terwujudnya budaya kerja yang kolaboratif, fleksibilitas dan adaptif. Oleh karena itu, Pek Rektor harus menjadikan budaya kerja sebagai instrumen mewujudkan perubahan agar Unnes dapat mencapai visinya," urainya. 

Baca Juga: Dianggap Populerkan Sorgum, Moeldoko Diberi Gelar Doktor Honoris Causa oleh Unnes

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya