Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling Rawan

"Banjir Pantura tidak bisa ditangani dengan tanggul laut."

Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku sedang mengajukan permintaan dana senilai Rp3 triliun untuk menangani banjir rob di wilayah Pantura, Jawa Tengah. Dana sebesar itu diajukan kepada pemerintah pusat sebagai langkah pembiayaan untuk memetakan titik rawan banjir rob di seluruh Pantura.

"Itu untuk penanganan dari Brebes sampai ke Rembang sana. Tidak tahu nanti bisanya seberapa, tapi nanti kita bisa pilah area-area yang paling rawan untuk bisa kita tangani. Jadi sebenarnya banyak. Itulah kemudian kita harapkan dalam penyusunan anggaran disiapkan betul perencanaannya sehingga area itu nanti akan mendapatkan prioritas," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (1/6/2022). 

1. Ganjar pilih serahkan penanganan banjir ke ahlinya

Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling RawanBanjir di Bundaran Bubakan Semarang. Dok. CCTV Analitik Semarang

Lebih lanjut, soal bentuk penanganan banjir di Pantura, dirinya menyerahkan penanganan teknisnya kepada para ahli. Ia menganggap, banjir Pantura tidak hanya bisa ditangani dengan proyek tanggul laut atau sabun laut.

"Bentuknya bisa macam-macam. Mana yang paling memungkinkan untuk ditangani ya nanti insinyurnya yang memilih teknologi dan caranya," papar Ganjar.

Baca Juga: Kholil Crazy Rich Jepara Bangun Jembatan, Ganjar Pranowo: Ikhlas Apa Gak

2. Ganjar juga anggap banjir rob terjadi di selatan Kalimantan

Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling RawanIlustrasi banjir (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Ganjar mengeklaim dari data BMKG, banjir rob sebenarnya tidak hanya terjadi di wilayah Pantura Jawa Tengah saja. Melainkan juga merambah beberapa darah lain. Termasuk wilayah selatan Kalimantan.

Sedangkan sesuai analisa cuaca dari BMKG disebutkan jika potensi banjir rob di Jawa Tengah terjadi periode 30 Mei hingga 7 Juni 2022 karena ada fase bulan baru dan peningkatan ketinggian pasang air laut.

3. Petugas disuruh patroli ke titik rawan banjir

Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling RawanTanggul jebol di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (IDN Times/bt/warganet MIK Semar)

Ketika meninjau wilayah Jepara, dirinya pun meminta kepada instansi terkait di Jateng untuk berpatroli di titik rawan banjir terutama memantau potensi tanggul yang jebol dan lokasi-lokasi yang terkena abrasi. 

"Bulan Juni-Juli ini akan terjadi (rob) maka saya minta tolong lakukan patroli titik yang rawan. Potensi kalau ada tanggul jebol yang mana. Dan potensi area yang terkena abrasi mana saja," tegasnya. 

4. Penanganan banjir bisa dilakukan dengan mengecek tingkat abrasi di pesisir

Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling RawanIlustrasi abrasi akibat gelombang pasang terjang sejumlah rumah makan seafood di Pantai Depok Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Secara terpisah, Peneliti Ahli Madya, Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL), Ir Purnomo Raharjo MT mengungkapkan, semestinya pemerinah daerah (pemda) bisa memprediksi datangnya abrasi dan sedimentasi dalam menangani banjir rob di pesisir Pantura Jateng. Caranya ialah dengan memantau titik tinggal warga serta memonitoring pergerakan gelombang laut. 

"Jadi kita bisa lihat berdasarkan titik tinggal, kita lakukan ground cek atau titik tinggal dan gelombang laut. Nanti kelihatan garis pantai dan perhitungan secara analisis oseanografi. Karena di Indonesia ada musim angin barat dan musim angin timur," ujar Purnomo, tatkala berbicara dalam sesi diskusi mengenai penanganan banjir rob di Pantura Jateng yang diselenggarakan Badan Geologi melalui aplikasi Zoom dan YouTube pada Selasa (31/5/2022).

5. Pemprov sebaiknya jangan buat bangunan permanen di pantai

Janji Tangani Banjir, Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3 T, Dipilih Area Paling RawanPantai Pailus di Jepara juga dilengkapi deretan gazebo di bawah pepohonan yang rindang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Untuk mengurangi tingkat abrasi di pesisir Pantura, ia menyarankan kepada pemda dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk mengurangi proyek pembuatan bangunan permanen yang menjorok ke pantai dan lautan. Sebab, laju abrasi selalu beriringan dengan kondisi akresi tanah di masing-masing wilayah. 

"Penyebab abrasi di Pantura dipengaruhi faktor alami dari gelombang laut dan ada faktor akibat aktivitas proyek bangunan pantai. Maka kami menyarankan kepada pemerintah daerah jangan membuat bangunan permanen yang menjorok ke pantai atau laut dibangun permanen. Kita nantinya akan memantau kemunduran garis pantai akibat abrasi melalui citra satelit dan dengan perhitungan lewat energi pantai," tukasnya. 

Baca Juga: Abrasi dan Akresi Rusak Ribuan Lahan Pantura Jateng, Ini Daerah yang Terparah

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya