Jateng Langganan Gempa, Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum Sekolah

Potensi kegempaannya hingga 8,7 SR

Banjarnegara, IDN Times - Stasiun Geologi BMKG Banjarnegara menyarankan kepada para kepala daerah di Jawa Tengah untuk segera memasukkan materi mitigasi bencana ke dalam kurikulum sekolah. 

1. Mitigasi bencana sebagai penguatan mental bagi masyarakat

Jateng Langganan Gempa, Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum SekolahIDN Times/Arief Rahmat

Menurut Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhi, peningkatan pemahaman terhadap mitigasi bencana sangat diperlukan agar masyarakat lebih menyadari potensi gempa yang ada di lingkungan sekitarnya.

"Karena yang terpenting bukan di mana titik gempanya terjadi. Melainkan apakah kita semua sudah menyiapkan mentalnya sedini mungkin. Termasuk menguatkan sarana infrastruktur yang ada di sekitar kita. Supaya kita siap mengantisipasi bencana gempa bumi. Apalagi kan gempa bisa terjadi kapan saja," kata Aji, sapaan akrabnya, ketika berbincang dengan IDN Times, Senin (1/7).

Pihaknya menyatakan hampir dua bulan terakhir, beberapa wilayah Jawa Tengah diguncang gempa skala sedang. Informasi yang dihimpun dari BMKG, gempa dengan kekuatan 3-4 magnitudo dua kali mengguncang wilayah Jepara. Kemudian yang terbaru, gempa berkekuatan 5 magnitudo juga melanda Kabupaten Cilacap dan getarannya dirasakan sampai Bantul, Ciamis dan Purworejo.

Baca Juga: 29 Juni 2019, Gempa 5 SR Landa Cilacap, Jateng dan Banggai, Sulteng

2. Pemda diminta terapkan kebijakan building code

Jateng Langganan Gempa, Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum Sekolahdokumen/humaspemkabsukabumi

Aji mengatakan pemda sudah harus sadar akan bahaya gempa yang bisa setiap saat muncul di wilayahnya. Aji menyarankan kepada Pemda untuk menerapkan kebijakan building code atau menerapkan kekokohan bangunan. Langkah awalnya, kata Aji bisa menggelar rangkaian kegiatan sosialisasi kepada masyarakat setempat.

Stasiun Geologi, ujarnya selama ini rutin menyambangi berbagai sekolahan untuk menyosialisasikan keamanan bangunan di titik rawan gempa. Salah satunya dengan menyelenggarakan sekolah lapang gempa bumi di beberapa sekolah di Cilacap.

"Harapan kita dengan memasukkan materi mitigasi bencana di kurikulum sekolah, sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman bagi anak-anak dan para pendidik. Sebab kita juga sedang merintis ke arah situ. Yakni dengan melalui kegiatan sekolah lapang gempa bumi bertajuk BKKG goes to school," tuturnya.

3. Wilayah Jateng masuk daerah rawan gempa

Jateng Langganan Gempa, Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum SekolahIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Aji mengatakan secara seismotektonik, Propinsi Jawa Tengah termasuk daerah aktif gempa. Pihaknya menyebut bahwa rentetan gempa yang muncul jangan disikapi dengan kepanikan. Karena gempa tektonik muncul mengingat adanya aktifitas di zona subduksi dan sesar di daratan.


Lebih lanjut, hasil riset dari pakar gempa asal ITB, menyatakan Jawa Tengah bagian selatan masuk kategori zona megathrust. Potensi kegempaannya mencapai 8,7 magnitudo. 


"Kita tidak bisa memastikan kapan trjadi karena gempa bumi tidak bisa diprediksi, namun ada sebuah indeks kerawanan di suatu daerah pada dasarnya bergantung struktur geologi, demografi dan kualitas bangunan masing-masing. Jadinya efek yang ditimbulkan berbeda-beda," terangnya.

4. Ada empat daerah paling rawan diguncang gempa

Jateng Langganan Gempa, Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum SekolahDok. BMKG

Pihaknya memperkirakan daerah paling rawan gempa bumi saat ini berada di jalur pesisir selatan Jateng. Mencakup Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri.

"Lima daerah itu termasuk zona relatif rawan tsunami, karena berhadapan langsung dengan zona subduksi di selatan Jawa. Kita mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada menyikapi informati terkait kemunculan gempa bumi dan tsunami. Jangan mudah percaya informasi tidak bertanggungjawab. Jika membutuhkan informasi terkini terkait peristiwa gempa, bisa menghubungi kantor BMKG terdekat ataupun BPBD," pungkasnya.

Baca Juga: Warga Jepara Dikejutkan Gempa 4,2 Magnitudo, Tidak Berpotensi Tsunami

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya