Jateng Optimalkan Pencegahan Rabies, Puluhan Kucing Liar Disterilisasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah mulai memaksimalkan upaya pencegahan penularan virus rabies di 35 kabupaten/kota.
Baca Juga: Antisipasi Rabies, 4 Kucing yang Sakit di Sampangan Semarang Dikarantina 14 Hari
1. 30 kucing liar dikebiri
Kepala Disnak Keswan Jateng, Agus Wariyanto mengungkapkan pencegahan rabies dengan melibatkan komunitas pecinta satwa dari Bekasi dengan cara menggencaekan sterilisasi pada kawanan kucing liar.
"Ada kurang lebih 30 kucing liar di Kabupaten Batang yang kita lakukan sterilisasi. Dengan cara itu maka setiap kucing yang ditemukan di jalan, kita lakukan suntik kebiri. Ini jadi programnya Dinas Peternakan dan bekerjasama bareng salah satu komunitas pecinta satwa asal Bekasi," kata Agus kepada IDN Times, Senin (31/7/2023).
2. Jateng diklaim masih bebas rabies
Ia pun menjelaskan, kucing liar memang perlu dikebiri untuk mengurangi populasi sehingga hewan tersebut tidak berkembangbiak terlalu banyak di lingkungan rumah warga.
Proses sterilisasi, katanya dengan menyuntikan obat tertentu pada tubuh kucing. Kendati demikian, ia menjelaskan sampai saat ini tidak ada satupun kucing liar yang menularkan virus rabies.
Editor’s picks
"Sampai sekarang Jawa Tengah masih bebas rabies. Kita belum menemukan kasusnya di daerah. Makanya untuk mencegah virus tersebut, kita masih terus gencar menyosialisasikan bahaya rabies kepada masyarakat. Supaya masyarakat mengerti, dan memahami cara mendeteksi potensi gejala rabies," ujar Agus.
3. Hewan bergejala rabies jangan buru-buru dibunuh
Selain itu, adanya kejadian seekor kucing yang mati di Semarang, menurut Agus dari hasil pemeriksaan diketahui bukan kategori penyakit rabies.
Akan tetapi, Agus menyarankan bila menemukan hewan seperti anjing atau kucing yang bergejala sakit rabies, sebaiknya jangan langsung dibunuh. Ada baiknya kasus rabies dilaporkan ke petugas medis terdekat agar dapat diperiksa lebih lanjut.
"Jadi jangan buru-buru dibunuh. Kalau dibunuh, kita gak tahu virus apa yang ada di dalamnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter hewan di Semarang, kejadian kucing mati beberapa waktu lalu bukan disebabkan rabies," tuturnya.
4. Luka gigitan dan cakaran lebih baik dibasuh pakai air sabun
Untuk meningkatkan kewaspadaan, katanya warga yang gemar mengonsumsi daging anjing semestinya mengurangi kebiasaan tersebut. Karena anjing bisa menjadi salah satu sumber penularan virus rabies.
Jika warga menemukan luka pada gigitan atau cakaran anjing dan kucing, Agus juga mengimbau tak perlu panik. Luka cakaran atau gigitan bisa dihilangkan dengan mencuci air bersih dengan sabun.
"Kalau menemukan potensi rabies, laporkan kepada kami. Kalau ada warga digigit anjing atau kucing, segera mencuci pakai air dan sabun. Untuk gejala rabies bisa dilihat dari perilaku anjing yang takut sorotan cahaya, air liurnya berlebihan. Atau bisa dilihat dari sikapnya yang agresif. Tentunya itu perlu hasil pemeriksaan dari laboratorium," terang Agus.
Baca Juga: Waduh! Kucing Milik Warga Gunungpati Semarang Terindikasi Rabies, Begini Cirinya