Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng Mendidih

BPBD Jateng minta warga hemat air

Semarang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah memperkirakan musim kemarau yang terjadi di tahun 2023 akan berlangsung sampai akhir November.

Bahkan, berdasarkan catatan BPBD, kejadian kemarau tahun ini akan lebih parah ketimbang tahun 2019 silam. 

"Karena kalau 2019 yang lalu kan munculnya kemarau diselingi cuaca yang basah. Nah, kalau yang tahun ini efeknya lebih parah karena suhu udaranya lebih tinggi dengan udara yang kering," kata Kabid Kedaruratan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul ketika dikonfirmasi IDN Times, Senin (4/9/2023). 

Baca Juga: Jateng Kemarau Mulai Mei 2023, BMKG Minta Warga Irit Pakai Air

1. Suhu udara seperti mendidih

Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng Mendidihfreepik.com/wirestock

Ia menjelaskan kemarau yang dibarengi dengan cuaca yang panas terik tidak hanya terjadi di Jawa Tengah saja. Melainkan seluruh dunia juga merasakan dampaknya karena secara keseluruhan telah terkena pengaruh pemanasan global. 

Ia berkata dengan suhu udara yang terasa kering ditambah lagi dengan dampak El Nino, maka selama musim kemarau tahun ini cuacanya akan lebih terik ketimbang kondisi tahun lalu. 

"Dan seluruh dunia juga sudah merasakan dampaknya. Karena memang El Nino tahun ini membuat cuacanya sangat panas. Otomatis banyak orang merasakan suhunya kayak mendidih," tambahnya. 

2. Sebanyak 32 kabupaten/kota kekurangan pasokan air bersih

Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng MendidihIlustrasi penyaluran air bersih.ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Chomsul mengaku kemarau panjang yang akan terjadi sampai November nanti akan mempengaruhi ketersediaan air bersih di sejumlah daerah. Tercatat, pihak BPBD Jateng menemukan ada 32 kabupaten/kota yang kekurangan pasokan air bersih. 

Masing-masing kabupaten/kota yang kekurangan air itu sudah melaporkan kepada pihaknya untuk meminta dukungan suplai air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan ekstrem. 

Chomsul juga bilang pasokan air bersih kini masih bisa ditangani pihak BPBD di 32 kabupaten/kota. Sehingga pihak BPBD Jateng masih memantau ketersediaan air bersih yang dimiliki setiap daerah.

"Kalau ada yang kekurangan, kita akan back-up dari provinsi untuk dilakukan dropping air bersih secara kontinyu," katanya. 

3. BPBD sarankan warga nabung air bersih

Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng MendidihPenyaluran air bersih. (IDN Times/Herka Yanis)

Lebih lanjut lagi, Chomsul menyarankan kepada warga untuk melakukan efisiensi penggunaan air bersih agar dampak kekeringan ekstrem tidak meluas. Upaya efisiensi air bersih bisa dilakukan dengan menghemat pemakaian air bersih maupun mengoptimalkan kearifan lokal. 

"Ya bisa juga dengan menabung air, lalu hemat saat pakai air saban hari. Karena jangan sampai kekeringan yang terjadi saat ini dampaknya makin meluas," ujar Chomsul. 

4. Beberapa daerah tidak hujan selama 80 hari

Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng MendidihANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Dilain pihak, Kepala BMKG Klimatologi Kelas I Semarang, Sukasno saat dikontak IDN Times menyampaikan kalau sampai sekarang ada beberapa kabupaten yang tidak pernah diguyur hujan selama 80 hari berturut-turut. 

Untuk bulan September 2023, katanya curah hujan wilayah Jateng sangat rendah hanya berkisar 0-20 milimeter. Sedangkan di Cilacap, Pemalang, Pekalongan Batang bagian selatan, Purbalingga  Banjarnegara bagian utara, Temanggung, wilayah barat  Blora, Brebes, Tegal dan Kendal, sebagian kecil Banyumas dan Grobogan curah hujannya kisaran 21-50 milimeter. "Artinya curah hujan bulan ini kategori dibawah normal," ungkapnya. 

Sementara pada Oktober 2023 mendatang diperkirakan curah hujannya berkisar antara 20-150 milimeter. 

5. BMKG rilis analisa curah hujan Oktober-November

Kemarau Bakal Lebih Parah, El Nino Bikin Suhu Udara Jateng MendidihPetugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan sikon tropis Paddy yang berada di Samudera Hindia melalui citra satelit Himawari di BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Rabu (24/11/2021) (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Adapun berdasarkan analisa curah hujan bulan November pada umumnya kisaran 101-300 milimeter. Kecuali untuk Kota Pekalongan, utara Pati, sebagian utara Pemalang, sebagian kecil Kabupaten Tegal dan Jepara.

Sedangkan wilayah Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo, Banyumas dan Kebumen; Kabupaten Pekalongan bagian selatan, Purworejo utara, sebagian barat Kabupaten Magelang, Temanggung; sebagian selatan Pemalang, Batang dan Cilacap intensitas curah hujannya 301-400 milimeter. 

Baca Juga: Oktober 2023 Masuk Puncak Kemarau, Suhu Udara Jateng Tembus 40 Derajat

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya