Kemarau Mulai Mei, Waspada Hujan Es dan Puting Beliung di Jawa Tengah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebagian besar wilayah Jawa Tengah diperkirakan bakal dilanda musim kemarau mulai Mei 2020 nanti. Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang menyatakan saat memasuki kemarau, mayoritas kabupaten dan kota di Jateng akan diterjang perubahan cuaca yang ekstrem.
"Sebab, di saat bersamaan juga muncul masa transisi atau pancaroba. Sehingga kemungkinan nanti muncul hujan lebat secara tiba-tiba," kata Tuban Wiyoso, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang, Tuban Wiyoso saat dikontak IDN Times, Senin (30/3).
1. Masyarakat diminta ekstra waspada terhadap hujan petir dan angin kencang
Tuban menyatakan masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan karena di saat bersamaan dengan durasi yang pendek akan muncul angin kencang dan hujan disertai petir.
Baca Juga: Tragisnya Penampakan Waduk di Jateng saat Dilanda Kemarau Panjang
2. Pancaroba juga akan ada hujan es
Editor’s picks
Ia menyebut bahwa musim pancaroba di Jateng bulan Mei akan dimulai dengan guyuran hujan es dan angin puting beliung.
"Awal musim kemarau tahun ini akan terjadi di bulan Mei. Musim kemarau 2020 akan mengalami puncaknya pada Agustus mendatang," urainya.
3. Sembilan daerah akan dilanda kemarau lebih awal
Menurutnya terdapat sejumlah daerah yang akan dilanda kemarau lebih awal pada April atau dasarian III. Yaitu mayoritas Kabupaten Demak, Jepara, Kudus, Wonogiri, sebagian Karanganyar, Pati, wilayah selatan Purworejo, sebagian kecil tenggara Kebumen dan Grobogan.
Sedangkan daerah yang paling akhir mengalami kemarau yakni di Kabupaten Semarang, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, Purbalingga, Kebumen, Salatiga bagian utara, Brebes, sebagian kecil utara Banyumas, Purworejo, Temanggung dan Kendal.
"Untuk wilayah itu kemaraunya baru muncul Juni atau dasarian I," jelasnya.
Sifat hujan yang akan terjadi selama kemarau diperkirakan tetap normal. "Tapi awal kemaraunya tahun ini lebih lambat 10 hari dari kondisi normal," tandasnya.
Baca Juga: IDI Minta Pemprov Jateng Transparan Sebaran Daerah Terpapar COVID-19