Kemarau, Nelayan Jateng Panen Tangkapan Ikan, Terbanyak di 6 Pelabuhan

Nelayan pesisir gak kena dampak El Nino

Semarang, IDN Times - Para nelayan wilayah Jawa Tengah tetap bisa survive selama musim kemarau panjang tahun ini. Pasalnya, nelayan yang beroperasi di sepanjang pesisir pantai utara dan pantai selatan tetap bisa meningkatkan hasil tangkapan ikannya selama dua bulan terakhir. 

Baca Juga: Pantura Jateng Diterpa Angin Kencang, Bahaya Buat Nelayan Perahu Kecil

1. Nelayan pesisir gak terpengaruh El Nino

Kemarau, Nelayan Jateng Panen Tangkapan Ikan, Terbanyak di 6 PelabuhanIlustrasi. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, Kurniawan Priyo Anggoro mengatakan hasil produksi ikan tangkap mengalami lonjakan hampir separuhnya selama September kemarin.

Jumlah hasil tangkapan ikan pada September tercatat sebanyak 54.800 ton ketimbang hasil yang dicapai selama Agustus hanya 26.628 ton. 

"Kondisi Agustus ke September ini cenderung naik terus. Tidak terpengaruh siklus El Nino," ujar Kurniawan, Kamis (19/10/2023). 

2. Enam pelabuhan jadi penyumbang produk perikanan terbanyak

Kemarau, Nelayan Jateng Panen Tangkapan Ikan, Terbanyak di 6 PelabuhanSeorang nelayan bersiap mengisi BBM di SPBU Nelayan, Bitung, Sulawesi Utara, saat peluncuran Program Solusi Nelayan, Sabtu (24/9/2022). IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

Para nelayan, katanya mendapatkan hasil tangkapan ikan yang beragam. Mulai dari kakap merah, ikan ayam-ayam, cumi-cumi, tongkol dan ikan kembung. 

Mayoritas nelayan berhasil panen ikan di enam lokasi pelabuhan ikan. "Penyumbang terbanyak hasil tangkapan ikan ada di Pelabuhan Tegalsari, Pelabuhan Tasikagung, Pelabuhan Bajomulyo, Pelabuhan Tridanglor, PPS Pekalongan dan Pelabuhan Cilacap," katanya. 

3. Tetap dilirik pasar ekspor

Kemarau, Nelayan Jateng Panen Tangkapan Ikan, Terbanyak di 6 PelabuhanIlustrasi aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas (TPK). (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Dari sekian banyak produksi perikanan tangkap, Kurniawan berkata beberapa komoditas ada yang dilirik pasar ekspor. 

Para eksportir biasanya rutin mengirimkan produk perikanan ke China, Taiwan, Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan terbesar ke China. Kendati hasil tangkapan ikan meningkat, akan tetapi diakuinya bahwa tahun ini pihaknya tidak bisa memenuhi target tahunan. 

"Untuk negara tujuan ekspor dari Jawa Tengah ke China, Eropa dan Amerika Serikat dan Taiwan," tuturnya. 

4. DKP tetap hibahkan peralatan rumah pemijah ikan

Kemarau, Nelayan Jateng Panen Tangkapan Ikan, Terbanyak di 6 PelabuhanSejumlah nelayan memisahkan ikan hasil tangkapannya yang bercampur dengan sampah di Pantai Loang Baloq, Kota Mataram, Mataram, NTB, Senin (27/3/2023). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nym

Lebih lanjut, ia menuturkan untuk menjaga ketersediaan populasi ikan di pesisir Laut Jawa dan pantai selatan, pihaknya rutin menggelontorkan bantuan berupa peralatan rumah ikan. Alat rumah ikan yang berbahan baku komponen praktisi bekas seperti bangkai nelayan kerap ditenggelamkan untuk dimanfaatkan sebagai tempat pengembangbiakan ikan. 

Ketika berada di dasar laut kedalaman 12 meter, rumah ikan berfungsi sebagai lokasi pemijah ikan sehingga populasi ikan bisa berkembangbiak dengan baik. 

"Kita bantu juga sistem pemulihan ikan di Pekalongan dan Ada penanaman mangrove. Untuk SDI fungsinya sebagai tempat pemijah ikan. Rutin dihibahkan kepada kelompok nelayan. Yang sudah ditenggelamkan Ada 900 modul ikan," jelasnya. 

Di samping itu, bantuan lain berupa mesin perahu dan komponen bantuan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh IDN Times, bantuan mesin perahu diterima nelayan budidaya di Kabupaten Semarang, bantuan alat tangkap ikan diserahkan ke nelayan Kabupaten Tegal dan bantuan jaring atau gillnet diserahkan kepada nelayan Kabupaten Blora, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.

Baca Juga: 70 Persen Hasil Laut Nelayan di Indonesia Tak Terserap Pembeli

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya