Kemarau Panjang, Debit Air 25 Waduk Jateng Menyusut Drastis

Penurunan air waduk terparah terjadi di pesisir utara

Semarang, IDN Times - Musim kemarau yang berkepanjangan di Jawa Tengah telah mengakibatkan penurunan debit air waduk di sejumlah kabupaten/kota.

Bahkan, Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) mencatat dari total 44 waduk yang tersebar di 35 kabupaten/kota, terdapat 25 waduk di antaranya yang menurun volume debit airnya.

Baca Juga: Jateng Mulai Kemarau, Ketersediaan Air di 41 Waduk Mulai Menyusut

1. Puluhan waduk volume airnya di bawah normal

Kemarau Panjang, Debit Air 25 Waduk Jateng Menyusut Drastisinstagram.com/zuleha.leha.92/

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku (IAB), Dinas Pusdataru Jawa Tengah, Radito mengatakan penurunan debit air waduk rata-rata mencapai 20-50 persen. 

Ia mencontohkan, kondisi debit air Waduk Cacaban telah berkurang dan tinggal 5,7 juta meter kubik. 

"Jadi ada 44 waduk yang mana 16 di antaranya volumenya masih normal. Kemudian 25 waduk volume airnya di bawah normal. Sisanya sedang dalam perbaikan dan ada yang kosong. Rata-rata penurunan debit airnya ada yang 20 persen, ada juga yang 50 persen. Seperti di Waduk Malahayu dan Cacaban," kata Radito, Rabu (3/10/2023). 

2. Penurunan debit air waduk terjadi sejak Juni 2023

Kemarau Panjang, Debit Air 25 Waduk Jateng Menyusut DrastisWaduk Wadaslintang (instagram.com/explorewadaslintang)

Lebih lanjut, ia menjelaskan penurunan debit air waduk paling terasa di wilayah pesisir utara karena mayoritas daerah masih mengalami kekeringan yang berkepanjangan. Menyusutnya air waduk terjadi sejak Juni--Oktober 2023.

Sementara untuk wilayah pesisir selatan, katanya air waduknya masih tersedia mengingat hujan sempat mengguyur selama beberapa hari.

3. Petani diminta lakukan pola tanam padi bergiliran

Kemarau Panjang, Debit Air 25 Waduk Jateng Menyusut DrastisPetani mengecek aliran air dari Embung Gegerkunci yang mengairi lahan pertanian cabai saat musim kemarau di Desa Kemakmuran, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Embung Gegerkunci yang dibangun oleh Pemprov Jateng tahun 2018 dengan kapasitas volume air mencapai 15 ribu meter kubik ini dimanfaatkan untuk irigasi air ke sawah warga sehingga produktivitas hasil pertanian setempat tetap terjaga dengan baik. (IDN Times/Dhana Kencana)

Menurut Radito, dengan adanya penurunan debit air waduk, maka para petani disarankan untuk mengerjakan masa tanam pertama dengan menunggu keterisian air irigasi mencukupi. 

"Mau tidak mau, masa tanam satu dilakukan secara bergiliran. Kemungkinan Oktober 2023 ini sudah masuk masa tanam. Sehingga pola tanam padinya dilakukan bergantian sambil menunggu ketersediaan air irigasi mencukupi," terangnya. 

Adapun total luasan sawah yang terlayani air irigasi, ia mengungkapkan seluas 953.804 hektare. Untuk sawah yang mendapat pasokan dari air waduk seluas 384 ribu hektare. 

4. Kondisi debit air waduk tahun ini cukup baik ketimbang lima tahun silam

Kemarau Panjang, Debit Air 25 Waduk Jateng Menyusut DrastisILUSTRASI waduk (instagram.com/rzkaamalya)

Kendati demikian, ia menyampaikan kondisi keterisian air waduk selama musim kemarau 2023 relatif masih lebih baik ketimbang kemarau yang terjadi tahun 2019 silam. Walaupun kondisinya sama-sama dilanda El Nino, akan tetapi tahun ini volume air waduk sebanyak 754 juta meter kubik. 

"Ya ketimbang situasi lima tahun yang lalu, kondisi sekarang ini masih bagus. Soalnya penurunan debitnya tidak terlalu parah," ujar Radito. 

Baca Juga: Nana Sudjana Perintahkan BPBD Jateng Atasi Dampak El Nino dan Karhutla

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya