Kisah Hermanto Dardak, Dari Wamen PUPR Kini Jadi Dewan Penyantun Yayasan Undip
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Mantan Ketua Umum Persatuan Ikatan Insinyur (PPI) tahun 2018, Ir Achmad Hermanto Dardak terpilih menjadi anggota Dewan Penyantun Yayasan Alumni Undip (YAU). Bersama eks Dirut BNI Sigit Pramono, Hermanto Dardak akan diberi kewenangan untuk menjembatani kepentingan kampus Universitas Semarang (USM) yang berada dibawah naungan YAU.
1. Hermanto Dardak dan mantan Dirut BNI kolaborasi jadi Dewan penyantun yayasan Undip
Menurut Rektor USM Dr Supari keberadaan Hermanto Dardak dan Sigit Pramono akan semakin menguatkan formasi Dewan Penyantun YAU. Pasalnya, Hermanto Dardak dan Sigit merupakan dua sosok yang sarat pengalaman.
"Kami bersyukur dewan penyantun diisi figur-figur yang hebat di bidangnya. Harapan kami, USM makin bisa bersaing sebagai universitas dengan lulusan yang punya kompetensi unggul," katanya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: USM Rangkul 212 Peneliti Asing untuk Atasi 4 Masalah Krusial di Jateng
2. Hermanto Dardak merupakan mantan Wamen PUPR
Hermanto Dardak yang notabene ayah kandung Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak merupakan mantan Wakil Menteri PUPR era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hermanto Dardak terakhir kali menjadi Ketua Umum PII tahun 2018.
Sementara Sigit Pramono adalah mantan Dirut BNI yang menjadi seorang bankir tulen. Memulai karir sebagai pegawai Bank Exim Semarang tahun 1984-1985, karir Sigit menanjak dan terakhir menjadi Ketua Umum Perhimpunan Bank Bank Nasional Indonesia.
Editor’s picks
3. Hermanto Dardak juga mendampingi Mahfud MD
Ia menjelaskan Hermanto Dardak dan Sigit Pramono saat ini resmi menjadi anggota Dewan Penyantun YAU untuk mendampingi ketua dewan penyantun sekaligus Menkopolhukam, Prof Mahfud MD.
Keberadaan Hermanto Dardak dan Sigit Pramono menggantikan posisi Prof Sudharto P Hadi dan Drs Kodradi yang kini menjadi ketua dan anggota pembina YAU dan Ir Soeharsojo IPU.
Kapasitas Hermanto diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi Fakultas Teknik USM. "Sebagai mantan ketua PII tentu yang bersangkutan bisa memberikan manfaat. Apalagi, akreditasi mandirinya program studi teknik di Indonesia sudah dibawah PII," paparnya.
4. Rektor USM: Mahfud MD punya posisi strategis
Lebih lanjut, Supari menyampaikan peran dewan penyantun bisa turut memberikan arahan-arahan, pembinaan, nasehat sekaligus menjembatani kepentingan USM dengan instansi luar kampus.
"Mahfud MD sebagai ketua dewan penyantun memiliki posisi strategis untuk memperluas networking sebagai bagian pengembangan USM ke depan," ungkapnya.
Ia mengenal Mahfud sebagai orang lama di USM, jauh sebelum menjadi Menkopolhukam.
Baca Juga: Puluhan Dosen USM Dilatih Penguatan HKI. Ternyata Ini Manfaatnya