Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing Liar

Banyak kucing jalanan yang harus diamputasi

Semarang, IDN Times - Tingkat kepedulian masyarakat Kota Semarang terhadap kucing jalanan tergolong rendah. Selain dianggap pengganggu dan perusak, banyak kucing piaraan yang dibuang begitu saja ke tempat sampah dalam kondisi sakit-sakitan.

1. Tono sisihkan uang jajan untuk beri makan kucing jalanan

Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing LiarSejumlah relawan saat memberi makan kucing liar yang ditemukan di pasar tradisional Kota Semarang. (Dok Catmeong)

Tri Martono, yang tinggal di kawasan Semarang Selatan mengaku harus berkeliling ke jalan-jalan sampai mendatangi tempat pembuangan sementara (TPS) yang tersebar di sekitar Banyumanik dan Pudakpayung untuk memungut kucing-kucing yang dicampakan oleh pemiliknya.

"Saya sudah tiga tahun terakhir keliling Semarang untuk merawat kucing yang dibuang pemiliknya ke tempat sampah maupun pasar. Awalnya saya prihatin lihat kucing yang kondisinya kurus dan terjangkit penyakit. Lalu saya mikirnya, mending sedikit demi sedikit uang jajan saya kumpulkan buat ngasih makan kucing di jalanan. Pada akhirnya keterusan sampai sekarang," kata Tono, sapaan akrabnya saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (15/10/2021).

Baca Juga: 10 Potret Unik Anjing sampai Kura-kura Ikut Ibadah Pemberkatan di Semarang

2. Banyak kucing yang dibuang ke bak sampah dan pasar-pasar

Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing LiarAnggota Catmeong Semarang saat menjelajahi Kota Semarang untuk memberi makan pada kucing liar. (Dok Catmeong)

Saat berkeliling menyambangi tempat sampah dan pasar, Tono pun menemukan teman-teman sebayanya yang ikut berempati terhadap nasib kucing jalanan.

Ia kemudian memutuskan membuat kelompok bernama Tim Catmeong yang kini beranggoatakan sembilan orang. Tono mengaku saat ini banyak pecinta hewan yang bermunculan di Semarang. Namun di sisi lain banyak juga warga yang semakin tidak peduli terhadap nasib kucing jalanan.

"Mayoritas warga Semarang itu sama sekali gak peduli sama kucing. Kalaupun ada warga yang punya kucing, pasti sering dibuang ke pasar. Karena dianggap bisa menularkan penyakit, merusak tanaman di perumahan, merusak genteng dan lain sebagainya. Makanya, setiap hari saya keliling jam 11 malam sampai jam 3 Subuh, pasti menemukan 15 ekor kucing yang dibuang sama pemiliknya," bebernya.

3. Terenyuh lihat kucing yang harus diamputasi

Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing LiarSalah satu kucing yang mengalami pendarahan di telinganya. (Dok Catmeong)

Diakuinya bahwa kondisi kucing yang dibuang pemiliknya sangat memprihatinkan. Ada banyak kucing yang ia temukan sudah terserang penyakit gatal-gatal, kutuan bahkan sebagian ada yang terpaksa diamputasi.

"Ya karena kucing jalanan kan hidupnya di kolong tempat sampah, jadi banyak kakinya tergenjet bak sampah yang terbuat dari besi. Udah gitu dia penyakitan juga. Jalan satu-satunya kita bawa ke dokter untuk diamputasi. Saya merasakannya kasihan banget. Soalnya, gak cuma kucing kampung, kucing ras sekarang ini juga ada yang dibuang ke sampah," akunya.

4. Tono galang donasi lewat media sosial

Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing LiarIlustrasi aplikasi-aplikasi media sosial. (Pixabay.com/Pixelkult)

Agar kucing jalanan bisa ia rawat dan mendapat asupan gizi yang baik, Tono kerap menyebar informasi lewat Facebook dan Instagram-nya. Dari media sosial (medsos), ia menggalang donasi sekaligus mengetuk hati anak-anak muda agar berempati terhadap hewan piarannya.

Lewat medsosnya, Tono mendapatkan donasi dengan nominal yang bervariasi. Kadang ada yang ngasih sepuluh ribu sampai ratusan ribu rupiah. 

"Pas lama-lama nyebar donasi, ada orang Semarang yang nyumbangin uangnya. Terus dari luar kota juga sering. Malahan dari WNI yang tinggal di Malaysia dan Taiwan juga ngasih donasi. Dia nelpon terus minta rekening. Saya senangnya karena dari hari ke hari, yang peduli pada nasib hewan jalanan sekarang makin banyak. Edukasi juga saya sebarluaskan supaya jangan lagi menyiksa kucing jalanan. Lebih baik kita peduli dan memberikan sediki rezeki untuk memberi pakan kucing," paparnya.

5. Pemkot diharapkan bisa bangun shelter penampungan kucing jalanan

Kisah Tri Martono, Galang Donasi lewat Medsos untuk Rawat Kucing LiarSejumlah anak muda memberi makan kucing liar yang ditemukan di pasar tradisional. (Dok Catmeong)

Tono dan teman-temannya juga berharap bahwa Pemkot Semarang bisa sedikit memberikan dukungan dengan membuatkan shelter khusus penampungan kucing jalanan. Dengan begitu, ia pengin agar kucing yang ada dishelter bisa dirawat, diobati sekaligus diadopsi oleh warga yang tertarik memiliki hewan piaraan.

"Saya minta kepada Pemkot supaya lebih aware terhadap hewan jalanan. Gak cuma kucing, anjing yang berkeliaran di jalanan bisa diberi tempat penampungan di shelter. Toh nantinya bisa jadi obyek wisata yang mengedukasi anak-anak agar meningkatkan kepeduliannya terhadap sesama makhluk hidup," pungkasnya.

Baca Juga: Cuaca Semarang Panas Gerah, Warga Minum Air 3 Liter Sehari

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya