Klaster Warung Makan Manyung Bu Fat Semarang 20 Orang Positif COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Klaster penularan COVID-19 terus bermunculan di Kota Semarang. Terbaru, sejumlah pengunjung di Warung Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kelurahan Krobokan, Semarang Barat kedapatan positif terpapar virus corona.
1. Penularan COVID-19 di Warung Bu Fat berasal dari penjual minuman
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menyebut sedikitnya ada 20 orang di Warung Kepala Manyung Bu Fat yang ketularan virus corona. Mereka tertular dari seorang yang berjualan minuman di depan warung tersebut.
"Kita temukan klaster baru di warung makan (kepala manyung) di sana dengan penularan virus corona dari seorang penjual minuman yang berada di depan warung," kata Hakam kepada IDN Times, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: Jalan-jalan di Semarang, Relawan Vaksin Sinovac Positif Kena COVID-19
2. Terdapat 20 orang dinyatakan positif COVID-19 dengan status OTG
Tim gugus tugas COVID-19 bersama jajaran Kelurahan Krobokan, lanjut Hakam, langsung menggelar test swab PCR di Warung Makan Kepala Manyung Bu Fat. Hasilnya, dari 30 orang yang kedapatan kontak erat, ada 20 orang diantaranya yang positif COVID-19. Saat ini mereka sedang diisolasi di rumah dinas wali kota Semarang.
Editor’s picks
Hakam menambahkan, ke-20 orang tersebut kondisinya 90 persen tanpa gejala atau berstatus OTG.
"Karena ada hubungannya dengan klaster Warung Bu Fat, maka di rumah makan itu kita swab 30 orang. Dan 20 orang dinyatakan positif (COVID-19). Semuanya sudah kita isolasi di rumah dinas," bebernya.
3. Ada ibu hamil yang tertular COVID-19, padahal mau melahirkan
Dampak munculnya klaster COVID-19 di Warung Kepala Manyung Bu Fat, ia menjelaskan ada tiga orang yang harus dirujuk ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Salah satu yang dirujuk dalam kondisi hamil tua.
"Yang bersangkutan harus dibawa ke rumah sakit karena hari ini (red: Jumat (11/9/2020)) ia dapat informasi kalau sedang proses pembukaan di ketubannya," ungkap Hakam.
Sisanya atau sekitar dua orang mengalami sesak napas.
"Sekarang masih ada enam orang yang belum keluar hasil (swab)-nya," imbuhnya.
Baca Juga: Ortu Siswa di Semarang Resah Beredar Persetujuan Belajar Tatap Muka