Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPB

BMKG paksa awan hujan turun di Laut Jawa

Semarang, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendapat bantuan dari BNPB guna menangani hujan lebat yang berpotensi terjadi di Kota Semarang. Bantuan tersebut berupa pengoperasian sebuah pesawat Cassa untuk menangani munculnya potensi awan hujan di atas langit Ibu kota Jateng. 

1. Awan hujan dipaksa turun di Laut Jawa

Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPBilustrasi langit berawan (pexels.com/Tom Fisk)

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, pesawat Cassa milik BNPB saat ini berada di atas perairan Laut Jawa untuk memecah penumpukan awan hujan. Pengoperasian pesawat Cassa didukung kesiapan tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan lebat di Kota Semarang. 

"Petugas dari tim TMC masih mengusahakan sebelum masuk ke Laut Jawa maka awannya akan dipaksa turun. Kami tidak bisa memaksa tapi semoga yang terjadi hujannya tidak lebat," ungkapnya saat memaparkan strategi penanggulangan bencana banjir di Kota Semarang dan Jawa Tengah bersama BNPB di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan Semarang, Senin (2/1/2023). 

Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1916, Pohon Talijiwo di Lawang Sewu Tumbang, 2 Pegawai Terluka

2. BMKG dibantu pesawat Cassa yang dioperasikan hari ini

Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPBPesawat Cassa melayani distribusi gas elpiji Krayan Kalimantan Utara. Foto Pertamina

Di hari ini saja, katanya pihaknya memperkirakan Semarang akan dilanda hujan intensitas ringan hingga intensitas sedang. Ia mengingatkan kepada masyarakat Semarang bahwa walaupun hujan diperkirakan hanya intensitas sedang, namun kondisi itu sudah bisa menimbulkan genangan. 

"Untuk Kota Semarang tanggal 2 Januari ini hujannya ringan dan sedang tapi kondisi ini bisa membuat genangan yang muncul. Tapi kita dapat bantuan juga dari BNPB yang mendatangkan satu pesawat Cassa khusus menangani hujan di Semarang. Dan ternyata yang kita rasakan sekarang tidak hujan. Untuk besok diprediksi hujannya intensitas sedang," kata Dwikorita. 

3. Curah hujan di Semarang selama 10 hari mencapai 150 milimeter

Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPBIlustrasi Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Lebih jauh, ia menjelaskan sebenarnya curah hujan di Semarang selama 10 hari ke depan rata-rata mencapai 150 milimeter. Tetapi dirinya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya hujan dengan curah yang ekstrem hanya dalam kurun waktu sehari. 

"Potensi hujannya dalam 10 hari di Semarang yaitu 150 milimeter. Yang berbahaya adalah kalau hujannya 10 hari bisa turun hanya dalam waktu sehari. Ini karena dipengaruhi faktor perubahan iklim global. Salah satunya seperti yang terjadi kemarin di Semarang. Yang kemarin itu kategorinya sangat ekstrem. Seharusnya diprediksi turun selama sebulan. Tapi yang terjadi justru turun dalam sehari," terang Dwikorita. 

4. BMKG sudah lakukan rekayasa cuaca tujuh kali

Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPBPetugas BMKG memeriksa alat pengukur intensitas penyinaran matahari atau Campbell Stokes (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Sedangkan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengungkapkan, BMKG melakukan rekayasa cuaca sebanyak tujuh kali pada Minggu (1/1/2023). Cuaca ekstrem yang sebelumnya sempat diprediksi terjadi hingga Rabu (3/1/2023), namun hari ini (Senin (2/1/2023)) tampak lebih baik.

Bukan tanpa alasan, Ganjar mengatakan itu bagian dari hasil koordinasi yang dilakukannya dengan BMKG. Ganjar datang untuk mengukur situasi banjir setelah dilakukan rekayasa cuaca.

“Tadi baru saja saya komunikasi dengan Bu Dwikorita dari BMKG. Hari ini dilakukan rekayasa cuaca tujuh kali. Alhamdulillah hasilnya ternyata bagus, sekarang kita melihat kondisi sudah kering,” tambahnya.

5. Rekayasa cuaca dikerjakan di wilayah hulu

Kurangi Hujan di Semarang, BMKG Dibantu Satu Pesawat Cassa Milik BNPBKepala BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno menunjukkan pergerakan awan hujan yang terpantau dari citra satelit milik BMKG. (IDN Times/Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang)

Penanganan banjir yang terjadi akibat cuaca ekstrem sebenarnya sudah disiapkan. Hanya butuh kerja ekstra dan kelengkapan serta maksimalnya sarana prasarana penunjang. 

Termasuk saat banjir kemarin (akhir tahun 2022), kata Ganjar, sebenarnya juga sudah tertangani. Namun menjadi tidak terkendali karena cuacanya ekstrem. Sehingga upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan rekayasa cuaca.

“Maka kenapa kemarin saya komunikasi langsung dengan BMKG agar ada rekayasa, jadi tidak di hilirnya, tapi di hulunya, yaitu hujan. Itu dibuat diturunkan semuanya ke laut, nah itu dilakukan tujuh kali, jadi itu tindakannya," urainya. 

Ia menambahkan rekayasa cuaca di hulu dan membereskan proses sistem air yang ada di sekitar.

"Kalau Semarang itu Semarang Raya, sampai kemudian membereskan soal rob di Semarang Utara. Kalau itu semua selesai ya Insya Allah akan lebih terkendali, butuh biaya mahal, butuh waktu butuh kesabaran, dan butuh penjelasan kepada masyarakat," kata Ganjar. 

Baca Juga: 16.716 Nelayan Kecil di Jateng Gagal Melaut Akibat Dilanda Ombak Tinggi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya