Lagi Gali Pondasi Ruko, Pak Subur Tertimpa Batu Seberat 500 Kilo di Ngaliyan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Grobogan, IDN Times - Seorang warga Kampung Tegowanu Kulon RT 06/RW III, Grobogan bernama Muhammad Subur ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tertimpa longsoran tanah.
Ketika melakukan evakuasi, para petugas Damkar dan Basarnas menemukan tubuh Subur tertimbun batu padas seberat 500 kilogram. Dari keterangan tim Damkar Kota Semarang, bongkahan batu padas jatuh dari ketinggian 15 meter dan langsung mengenai tubuh Subur.
Baca Juga: Habis Beli Oleh-oleh, PNS Kejebak Lift JPO Pandanaran, Begini Kondisinya
1. Tertimpa batu padas saat menggali pondasi
Listiyono, Kasi Keselamatan Damkar Kota Semarang mengatakan Subur tertimpa longsoran batu padas ketika sedang menggali pondasi belakang ruko Gatsu, Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan.
"Pas kejadian dia lagi mulai menggali tanah untuk dipasangi batu dan pondasi cakar ayam. Karena pondasi dibuat tepat di bawah tebing padas dan tanahnya lembek habis kena hujan, maka material dari atas tebing berjatuhan ke bawah mengenai korban. Korban tertimpa batu padas beratnya 500 kilogram," kata Listiyono kepada IDN Times, Jumat (7/7/2023).
2. Evakuasi berlangsung tiga jam
Listiyono mengaku Subur yang berusia 45 tahun meninggal seketika karena tertimpa batu padas. Proses evakuasi berlangsung dramatis lantaran posisi timbunan longsor berada di belakang bangunan ruko.
"Jadi awalnya pemilik ruko mempekerjakan beberapa tukang termasuk korban untuk membuat halaman belakang. Makanya, hambatannya ya karena sudah ada bangunan ruko di depannya. Ya kita gak pakai alat berat. Akhirnya, cuma alat seadanya untuk mengevakuasi korban," akunya.
3. Pakai sekop dan cetok untuk bongkar reruntuhan
Editor’s picks
Praktis, karena alat berat tidak bisa digunakan, petugas Danton 3 Damkar memilih memakai sekop, pacul, cetok, linggis dan mesin pengebor untuk membongkar reruntuhan batu padas.
Sebuah sekop dipakai untuk memindahkan tumpukan tanah padas. Lalu pacul dan cetok untuk menggali reruntuhan. Kemudian mesin bor dan linggis dipakai untuk membongkar batu padas yang keras.
"Ya terpaksa kita pakai alat seadanya. Mulai sekop, cetok, linggis, hammerbor atau mesin bor, pacul. Mulai jam 10.00 pagi kita lakukan evakuasi, tapi baru jam satu lebih berhasil mengangkat tubuh korban," akunya.
4. Warga yang tinggal di bawah tebing harus hati-hati
Lebih jauh lagi, diakuinya bahwa tindakan pemilik ruko yang menyuruh para tukang untuk menggali pondasi dengan kondisi tebing yang lembek merupakan hal yang sembrono. Pasalnya, diduga ada unsur kelalaian sampai mengakibatkan korban tertimpa batu padas.
Listiyono pun menyarankan supaya warga Semarang yang tinggal di wilayah perbukitan untuk ekstra hati-hati saat memperbaiki rumah atau bangunan yang letaknya di bawah tebing.
"Kami imbau warga di bawah tebing supaya cermat, lebih hati-hati dan utamakan keselamatan dulu sebelum mengerjakan sesuatu. Perlu melihat situasi sekitar apakah tebingnya lapuk atau kuat. Karena keselamatan harus menjadi nomor satu," ujarnya.
5. Jenazah korban dibawa ke rumah sakit
Untuk saat ini, jenazah Subur telah dibawa tim gabungan ke rumah sakit terdekat untuk diberi penanganan lebih lanjut. Petugas juga berusaha memberitahu keluarga Subur yang ada di Tegowanu.
"Tadi kan ada personel TNI juga. Mungkin jenazah korban dibawa ke Kariadi atau Bhayangkara. Tentunya keluarga juga dihubungi," ujar Listiyono.
Baca Juga: Sarifudin Ngeluh Alat Kelaminnya Kemasukan Cincin, Langsung Dipotong Damkar