Menag Larang Cadar, Rohis Unnes: Menutup Aurat Jadi Sunnah Rasul

Semarang, IDN Times - Sikap Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang akan melarang pemakaian cadar di instansi pemerintahan, terus menuai polemik di tengah masyarkat.
Bahkan, perkumpulan mahasiswi Muslim yang tergabung dalam Forum Keputrian Muslimah di Fakultas Seni Rupa, Universitas Negeri Semarang (Unnes), mengecam kebijakan Menag tersebut.
1. Bercadar bagian dari Sunnah Rasul

Menurut Noor Tiara Habib Aisyah Intan, salah satu anggota Forum Keputrian Muslimah Seni Rupa Unnes, bercadar merupakan salah satu perilaku yang terpuji karena telah menjalankan sebagian dari Sunnah Rasul.
Ia menganggap apa yang dilakukan Menag sangat tidak tepat karena sudah masuk dalam ranah privasi masing-masing individu.
"Saya pribadi tidak setuju dengan wacana tersebut. Kan seorang muslimah mau pakai cadar atau tidak sudah jadi urusan masing-masing. Kalau kita sudah pakai cadar masak dilarang," kata Tiara, saat dikontak IDN Times, Jumat (8/11).
2. Kebijakan Menag sudah mencampuri prinsip berpakaian setiap orang

Kebijakan Menag itu, katanya jika dibiarkan maka akan mencampuri prinsip berpakaian setiap orang. Ia khawatir nantinya umat Muslim akan terstigma sesuai dengan cara berpakaiannya.
"Ujung-ujungnya pasti orang tanya kamu Islam apa dengan melihat cara pakaiannya. Ini bisa bermasalah di kemudian hari," akunya.
Ia justru menyoroti perilaku sebagian perempuan Muslim yang tidak berjilbab sehingga membiarkan auratnya terbuka. Menurutnya perilaku yang semata itu yang mestinya dilarang.
"Harusnya yang Muslimah yang gak pakai jilbab itu yang dilarang. Karena Muslimah ya pakai cadar kan sunnah rasul. Dan misalnya dianggapnya itu melanggar aturan berpakaian, ya mestinya yang gak pakai jilbab juga dilarang dong," ujar Tiara.
3. Rohis: Gak usah ngurusin orang yang menutup auratnya

Ia meminta kepada Menag untuk menghentikan wacana larangan bercadar di instansi pemerintahan. Ketimbang ramai-ramai mengurusi cara berpakaian seseorang, Menag lebih baik menyarankan kepada setiap Muslimah untuk menjalankan syariat Islam.
"Yang diluruskan itu mestinya bukan cadarnya. Tapi lebih kita seorang Muslim yang berhijab apakah buat fesyen semata atau memang berniat menjalankan syariat Islam. Gak usah ngurusin orang yang menutup auratnya," tutupnya.