Merajalela, Bangsal Lansia RS Kariadi Semarang untuk Pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sejumlah pasien positif COVID-19 masih terus memadati seluruh ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUP dr Kariadi Semarang untuk meminta perawatan intensif. Bahkan sudah tiga tenda darurat dibangun di area parkiran yang berisi pasien dengan infeksi virus corona.
Mereka yang dirawat di tenda darurat harus diberi terapi antivirus sebagai langkah awal untuk mengurangi kesakitan akibat terpapar COVID-19. Situasi tersebut diungkapkan dr Fathur Nur Kholis, Sp.PD-KP, selaku Ketua Tim COVID-19 Fakultas Kedokteran Undip yang berwenang menangani layanan virus corona di RSUP dr Kariadi, Semarang.
1. Tim COVID-19 RS Kariadi beri terapi antivirus untuk pasien COVID-19
Dalam sesi diskusi dengan media yang disiarkan melalui aplikasi Zoom Meeting, Fathur mengaku saat ini para pasien COVID-19 masih terus berdatangan ke rumah sakitnya termasuk meminta perawatan di ruangan IGD.
"Ruangan IGD COVID-19 saat ini masih ramai walaupun di sisi lain para pasien juga masih berdatangan ke RS Kariadi. Maka ada tiga tenda darurat yang sudah dibuka. Di tenda pasiennya kita berikan terapi awal untuk membantu meredakan kesakitannya. Beberapa terapi antivirus sudah bisa diberikan," ujar Fathur, Minggu (4/7/2021).
Baca Juga: Miris! IGD RS Kariadi Semarang Membludak, Pasien Dirawat di Tenda
2. Pasien virus corona yang masuk RS Kariadi diseleksi berdasarkan gejala
Saking melubernya, pihaknya harus menyeleksi sesuai tingkat gejala yang dirasakan oleh setiap pasien COVID-19. Pada jalur hijau di ruangan IGD, jelas Fathur, diperuntukan bagi pasien virus corona tanpa gejala yang bisa dilakukan rawat jalan.
Selanjutnya jalur kuning bagi pasien dengan gejala sakit sedang dan berat. Sedangkan jalur merah untuk pasien COVID-19 dengan kondisi berat dan sudah kritis.
"Masing-masing ada dokternya, ada bantuan dari mahasiswa resisten termasuk yang melayani bidang anastesi, bedah, anak-anak, jantung, mata, kulit, radiologi, pantologi dan klinik. Jadi semua dokter ikut berpartisipasi di situ," bebernya.
Editor’s picks
3. RS Kariadi mengubah ruang Geriatri untuk tempat isolasi COVID-19
Fathur menyebut dengan lonjakan pasien COVID-19 yang kini ada lebih dari 300 orang, RS Kariadi telah menambah kamar-kamar untuk ruangan isolasi COVID-19.
Tambahan kamar itu ada di Bangsal Rajawali, Bangsal Cendrawasih, Bangsal Geriatri dan sejumlah bangsal lainnya. Seluruh bangsal tersebut, menurutnya sudah diubah menjadi fasilitas isolasi COVID-19 agar dapat menampung para pasien yang datang dari berbagai daerah.
"Kalau ditotal sekarang lebih 300 pasien. Kita sudah tambah lagi ruangan di Rajawali, Cendrawasih, Geriatri yang dulunya dipakai khusus lansia, sekarang dijadikan untuk perawatan COVID-19. Memang angka kesakitannya sangat tinggi. Terbukti ada 30--50 pasien yang masuk ke IGD. Ini artinya kurva penularan COVID-19 sedang meningkat," akunya.
Di sisi lain, pihaknya juga disibukan dengan layanan vaksinasi dan pemeriksaan swab antigen yang dikerjakan setiap hari. Fathur menyatakan jika sudah mengerahkan seluruh sumber daya manusia (SDM) guna memaksimalkan layanan bagi para pasien COVID-19.
4. RS Diponegoro Semarang cuma punya 50 kamar isolasi COVID-19
Sementara itu, dr Setyo Gundi Pramudho, Sp.PD dari Tim COVID-19 Fakultas Kedokteran (FK) Undip yang bertugas di RS Nasional Diponegoro (RSND) Semarang bilang dirinya kini terkendala dengan minimnya bangsal isolasi yang tidak menyediakan fasilitas yang sama dengan level kesakitan pasiennya.
"Saat ini daya tampung kita ada 50 tempat perawatan termasuk untuk Intesive Care Unit (ICU) COVID-19. Nah, yang jadi masalah adalah tidak semua tempat perawatan bisa merawat pasien di level yang sama. Yang masuk gejala berat juga terbatas karena minimnya sumber dayanya," tutur Pram.
Baca Juga: Kodam Diponegoro Perketat Monitor Kesehatan Prajurit TNI saat COVID-19