Omicron Reda, Pawang Hujan Semarang Mulai Panen Orderan, Hindari Zina

Joko Mentek generasi kedua pawang hujan di Semarang

Semarang, IDN Times - Penularan COVID-19 Omicron yang mulai melandai cukup melegakan Santoso Joko Purnomo. Bagi pria yang tinggal di Sambiroto, Kedungmundu Semarang tersebut, berkurangnya jumlah kasus Omicron seolah menjadi angin segar untuk dirinya. 

Joko yang dikenal sebagai pawang hujan ini belakangan mulai leluasa mengerjakan orderan dari sejumlah event organizer (EO). Ketika berbincang dengan IDN Times, ia baru saja menerima permintaan dari salah satu acara partai politik. 

"Belum lama ini kan ada acara konser musik di lokasi kafe miliknya pengurus PDIP. Nah, saya kebagian tugas mengkondisikan cuaca biar tetap cerah dan tidak hujan," kata Joko Mentek, sapaan akrabnya, Senin (14/3/2022). 

1. Joko rutin tirakat sebelum acara hiburan dimulai

Omicron Reda, Pawang Hujan Semarang Mulai Panen Orderan, Hindari Zinailustrasi berdoa (unsplash.com/Aaron Burden)

Ia berkata, pekerjaannya sebagai pawang hujan memang membuatnya harus selalu siaga. Sejak 2004 silam dirinya punya keahlian menggeser awan mendung agar tidak terjadi hujan di lokasi acara.

Menggeser awan pun tak bisa dilakukan seenaknya. Timingnya harus tepat. Perubahan cuaca yang terjadi sangat cepat juga harus diamati dengan jelas. 

Sebelum menggeser awan, Joko biasanya melakukan ritual tirakatan semalam suntuk. Keesokan harinya ketika acara dimulai, ia mulai beraksi. 

"Saya gak pernah pakai ritual yang aneh-aneh. Cukup tirakatan. Doanya hanya membaca hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir. Bacanya cuman itu tok dari malam sebelum acara sampai besoknya pas acara dimulai. Intinya kita minta pertolongan kepada Allah SWT agar terhindar dari segala bahaya dan malapetaka," kata lelaki berusia 61 tahun tersebut. 

Baca Juga: Sepi Job! Kisah Pawang Hujan Berburu Pekerjaan saat Pandemik

2. Joko mulai panen orderan dari EO luar kota

Omicron Reda, Pawang Hujan Semarang Mulai Panen Orderan, Hindari ZinaIlustrasi menonton konser (Pixabay)

Setelah sempat kerepotan mencari sumber penghasilan karena pemerintah melarang acara-acara konser, kini kondisi yang lebih baik dirasakan oleh Joko. 

Sedari akhir Desember 2021 sampai Maret 2022, dirinya mengaku panen orderan acara-acara konser skala terbatas. Dengan jumlah penonton yang masih sedikit, beberapa dinas di Kota Semarang maupun kabupaten/kota sudah mulai berani mengadakan event outdoor

3. Joko mendapat honor rata-rata Rp3 juta

Omicron Reda, Pawang Hujan Semarang Mulai Panen Orderan, Hindari ZinaIlustrasi Rupiah. (sumber: scmp.com)

Terhitung, ia kini kerap dapat job acara-acara di Karanganyar, Kendal, Salatiga dan sekitarnya. Dalam sepekan Joko rutin dapat orderan dua kali. 

Menurutnya, berbagai acara hiburan di wilayah kabupaten/kota bisa memberikan rezeki yang cukup bagi dirinya. 

"Saya dapat honornya kisaran Rp3 juta setiap event di daerah. Kalau di Kota Semarang kan orang-orang belum berani mengadakan event yang besar. Paling banter acara pernikahan. Kalau acara nikahan, saya kebagian jatah menghalau hujan pas prosesi midodareni. Sekali job, saya dapatnya sekitar dua jutaan," akunya. 

4. Pantang berzina agar ilmunya tetap awet

Omicron Reda, Pawang Hujan Semarang Mulai Panen Orderan, Hindari ZinaIlustrasi Langit Mendung (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Joko merupakan generasi kedua pawang hujan. Ilmu menghalau hujan ia dapatkan dari sang kakek yang wafat di usia 102 tahun. 

Joko mendapat warisan ilmu menghalau hujan usai ikut memakamkan jenazah kakeknya pada 1983. Ketika itu, ia baru sekolah setingkat SMA. 

"Karena sejak kecil ya kira-kira baru SD saya suka tirakatan di rumah, lalu saya dapat warisan ilmu dari simbah. Simbah sempat bilang ilmu saya bisa hilang kalau nekat berzina di luar. Itu jadi pantangan dan gak boleh dilanggar. Makanya sejak sampai sekarang saya berusaha menjaga supaya kelebihan yang diwariskan kepada saya harus saya jaga dengan hati-hati," cetusnya. 

Ia berharap pemerintah segera menyelesaikan proses vaksinasi COVID-19 agar situasi pandemik bisa segera selesai.

"Moga-moga pandemik secepatnya selesai. Biar kita bisa aktivitas normal lagi," tandasnya. 

Baca Juga: 7.000 Pasien Omicron di Semarang Bergejala Ringan, Tetap Wajib Prokes 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya