Permintaan di Jateng Melonjak, Depo Oksigen Demak: Harga Masih Normal

Cek harganya, sama dengan di lapangan, gak?

Demak, IDN Times - Penjualan sejumlah depo oksigen di Kabupaten Demak meningkat berlipat-lipat menyusul tingginya angka kesakitan warga yang tertukar virus corona. Lonjakan penjualan terjadi salah satunya di depo PT Candi Mitra Gas Demak.

Doni, pemilik depo tersebut mengatakan, saat ini dirinya dalam sehari memproduksi 1.000 meter kubik oksigen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jumlah tersebut naik 100 persen ketimbang kondisi normal hanya 500 meter kubik.

"Yang naik itu permintaan, sehari kami produksi 500 meter kubik, tapi sekarang bisa 1000 meter kubik sehari," ujarnya, Senin (5/7/2021). 

1. Permintaan oksigen naik 100 persen seiring banyaknya pasien COVID-19 yang dirawat

Permintaan di Jateng Melonjak, Depo Oksigen Demak: Harga Masih NormalGubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengecek langsung permintaan oksigen di depo Demak. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Menurutnya, untuk harga oksigen yang dijual ke masyarakat sejauh ini masih normal. Yakni untuk ukuran tabung besar dibanderol seharga Rp45 ribu dan untuk oksigen tabung kecil dibanderol Rp30 ribu. 

Sedangkan depo oksigen lainnya PT Tira, juga mengalami situasi serupa. Yohana sang pemilik depo mengungkapkan harga oksigen di tempatnya tidak mengalami kenaikan. 

Yohana masih menjual kisaran harga Rp33 ribu hingga Rp55 ribu per tabung. Di sisi lain, menurutnya permintaan oksigen kini terus merambat naik. Dari awalnya ia jual hanya 200 meter kubik sehari beberapa hari terakhir ia bisa menjual 1.000--1.500 meter per hari.

Baca Juga: Situasi Darurat, PGN Pasok 29,9 Ton Oksigen di Jateng dan DIY 

2. Kebutuhan oksigen di Jawa Tengah sudah mencapai 424.940 meter kubik

Permintaan di Jateng Melonjak, Depo Oksigen Demak: Harga Masih NormalKondisi produksi oksigen di salah satu depo Kabupaten Demak. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Dilain pihak, Penjabat Sekda Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo mengklaim jika kebutuhan oksigen di wilayahnya saat ini sekitar 424.940 meter kubik sehari. 

Diakuinya bahwa banyaknya permintaan oksigen untuk memenuhi fasilitas para pasien COVID-19 yang dirawat intensif di Intensive Care Unit (ICU) maupun isolasi di rumah sakit maupun lokasi isolasi terpusat.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh perusahaan penyedia oksigen. Kami sedang mendata kebutuhan riil di lapangan agar manajemennya terkendali," ungkapnya.

3. Tabung kosong bisa diisi siapapun, gak harus pemilik

Permintaan di Jateng Melonjak, Depo Oksigen Demak: Harga Masih NormalIlustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan sudah membentuk Satgas Oksigen untuk mengatasi lonjakan kebutuhan oksigen rumah sakit. Tim satgas oksigen disuruh mendata berapa jumlah depo, pabrik, dan juga kapasitas produksinya.

Ganjar juga meminta seluruh suplier oksigen tidak mengedepankan ego masing-masing. Selama kondisi darurat Ganjar memerintahkan kepada depo untuk mengisi tabung-tabung yang kosong bisa oleh siapa pun, tidak harus oleh suplier pemilik tabung.

"Termasuk manajemen botol dan tabung di rumah sakit yang harus diperbaiki. Setelah habis, langsung ditaruh di depan untuk diangkut dan diisi ulang, jadi jangan sampai ada yang kekurangan," terangnya. 

Ia menduga kelangkaan pasokan oksigen akibat terhambatnya pada stok.

"Jadi memang menipis. Maka kemarin kita rapat dengan pemerintah pusat, untuk menambah tangki-tangki besar. Maka sudah didatangkan Isotank dari Morowali," bebernya. 

Baca Juga: RS Darurat Corona Semarang Minim Pasokan Oksigen, 9 Pasien Dimasukan ICU

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya