Petugas BKSDA Bongkar Penyelundupan Ratusan Burung Kacer di dalam Pesawat

Pengiriman burung kacer tidak dilengkapi surat resmi

Boyolali, IDN Times - Petugas gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah membongkar aksi penyelundupan 200 burung kacer di Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali. Burung kacer tersebut diselundupkan melalui pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-536 pada Minggu (16/8/2020).

 

1. BKSDA temukan 39 burung kacer sudah mati saat diselundupkan ke Solo

Petugas BKSDA Bongkar Penyelundupan Ratusan Burung Kacer di dalam PesawatPetugas memeriksa 200 burung kacer yang dimasukan dalam wadah khusus. Dok Humas BKSDA Jateng

Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto mengatakan saat ditemukan di lokasi Bandara Adi Soemarmo, terdapat 161 ekor burung kacer dalam kondisi masih hidup. Sedangkan sisanya ada 39 ekor sudah mati.

"Saat ditemukan, burung kacer yang dikirim dari Tanjung Pinang Kepulauan Riau menuju Solo itu tidak dilengkapi surat-surat dokumen angkut," kata Darmanto kepada IDN Times, Kamis (20/8/2020).

Baca Juga: 6 Burung Ini Mampu Terbang Ratusan Kilometer dalam Sehari

2. Ada 200 burung yang diselundupkan menggunakan pesawat

Petugas BKSDA Bongkar Penyelundupan Ratusan Burung Kacer di dalam PesawatPixabay/Free-Photos

Ia menyampaikan pihaknya semula mengetahui jika ada 200 burung kacer yang dikirimkan menggunakan pesawat dari Bandara Raja Haji Fisabillilah Riau.

Setelah transit ke Bandara Soekarno-Hatta, katanya, pesawat lalu terbang menuju Solo dan mendarat di Bandara Adi Soemarmo pada Minggu (16/8/2020) pukul 15.30 WIB. 

3. Petugas BKSDA menemukan pengiriman burung kacer tidak dilengkapi dokumen angkut

Petugas BKSDA Bongkar Penyelundupan Ratusan Burung Kacer di dalam PesawatPetugas BKSDA saat membawa bangkai macan tutul ke Semarang. Dok Humas BKSDA Jateng

Pihaknya yang berkoordinasi dengan tim konservasi BKSDA seksi I dan Balai Pertanian Solo kemudian memeriksa barang-barang yang diangkut menggunakan pesawat.

"Di Bandara Solo, ternyata proses pengirimannya tidak dilengkapi dokumen angkut secara resmi dan hanya dilengkapi sertifikat kesehatan satwa dari Balai Karantina Tanjung Pinang. Barang bukti dan pemiliknya langsung kita periksa lebih lanjut. Hasilnya, kita putuskan untuk dilakukan translokasi burung kacer ke habitat aslinya di Kepulauan Riau," terangnya.

Pihaknya menekankan bila tahapan translokasi atas burung kacer tersebut sudah ia lakukan pada Senin. Petugasnya sudah berkoordinasi untuk mengembalikan satwa langka tersebut ke Riau. "Selanjutnya burung itu kita lepasliarkan lagi untuk mendukung upaya pelestarian satwa yang saat ini sudah langka," tandasnya.

Baca Juga: 10 Penampakan Samson dan Boboi saat Dievakuasi personel BKSDA Jateng

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya