Restorasi Masjid Menara Kampung Melayu Semarang, Butuh Dana Rp170 M
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang tahun 2023 kembali mengebut penataan kawasan Kampung Melayu di sepanjang Jalan Layur, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara. Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, penataan akan difokuskan untuk mengembalikan peninggalan sejarah bangunan yang ada di Kampung Melayu.
"Setelah yang Kota Lama selesai, maka nanti kembali ke Kampung Melayu. Agar kami bersama-sama memperkuat sejarah kawasan Semarang Lama khususnya agar lokasi Kampung Melayu menjadi makin hebat," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya usai meresmikan pembentukan Pokdarwis Kampung Melayu, Minggu (15/1/2023).
1. Masjid Menara dikembalikan ke arah Kali Semarang
Menurutnya, mengembalikan sejarah panjang Kampung Melayu Semarang membutuhkan peran yang optimal dari para pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Dalam waktu dekat, Pokdarwis akan ditugasi membuatkan foodcourt di lokasi taman Kampung Melayu untuk menambah keramaian bagi para pengunjung.
Sedangkan pihaknya saat ini telah memerintahkan Dinas Tata Ruang (Distaru) untuk menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk mendukung program restorasi pada bangunan Masjid Menara. Restorasi juga akan menyasar ke seluruh rumah-rumah adat yang ada di Kampung Melayu.
"Masjid Menara nantinya akan direstorasi. Sebab dari awalnya masjidnya kan menghadap di sisi Kali Semarang. Maka nantinya akan dikembalikan ke arah yang semula. Kalau sekarang kan sudah ada jembatannya yang menghubungkan ke Kota Lama. Ini sudah jadi satu kesatuan. Juga akan ada tambahan lagi untuk foodcourt dan kalau tetenggernya Kampung Melayu kan sudah dibangun," terangnya.
Baca Juga: Pokdarwis Segera Dibentuk untuk Angkat Wisata Kampung Melayu Semarang
2. Anggaran restorasi mencapai Rp170 miliar
Mbak Ita mengatakan tahap restorasi Masjid Menara akan terkoneksi dengan penataan Kali Semarang. Ia telah mengajukan kebutuhan anggaran kepada Kementerian PUPR untuk membiayai pengerjaan tahap restorasi. Estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp170 miliar.
"Nanti restorasinya dari belakang Lawang Sewu sampai Bandarharjo. Kan DED sudah jadi tinggal diserahkan ke Pak Menteri PUPR. Sesuai DED-nya (kebutuhan) kurang lebih Rp170 miliar. Targetnya moga-moga sebelum 2024 sudah terealisasi," jelasnya.
Editor’s picks
3. Restorasi Kali Semarang dimulai dari belakang Lawang Sewu
Untuk proses restorasi Kali Semarang, katanya sesuai jadwal dikerjakan mulai dari anak sungai belakang Lawang Sewu sampai ujung Kali Semarang di Kampung Bandarharjo.
Konsep yang diajukan kepada Kementerian PUPR berupa water front city yang mana pemukiman penduduk akan dirancang menyerupai kampung di Kali Code Yogyakarta.
4. Pemkot Semarang adopsi penataan Kali Code
Tak cuma itu saja, nantinya akan ada penambahan mesin pompa untuk mengendalikan banjir di sepanjang Kali Semarang. Untuk saat ini jumlah pompa Kali Semarang hanya ada tiga. Sehingga menurutnya ketika hujan deras, banjir terkadang menggenangi sekitar Kali Semarang.
"Kali Semarang karena fungsinya untuk pengendali banjir oleh karena itulah jumlah pompanya masih kurang sebab sekarag hanya ada tiga pompa. Nah kalau pas hujan cukup tinggi airnya masih melimpas ke sini. Diharapkan dengan adanya kajian yang utuh yang diberikan ke pak menteri, maka ke depan konsepnya water front city. Artinya semua rumah menghadap ke sungai kayak Kali Code. Dengan penataan seperti itu, kita semua akan berusaha merawat sungainya," terangnya.
5. Disbudpar ditugasi bikin kajian yang matang
Selain itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) diberi tugas membuat kajian secara utuh sebagai upaya memperkuat nilai sejarah Kampung Melayu Semarang.
Penguatan nilai sejarah dimaksudkan untuk memperkaya storytelling bagi wisatawan yang berlibur ke Kampung Melayu.
Baca Juga: Kampung Melayu Semarang Dipermak Total, Dipasangi Batu Andesit Mirip Kota Lama