Syarat Ekspor Ribet, 6.997 Bonsai asal Semarang Sukses Tembus Belanda

Semarang, IDN Times - Sebanyak 6.997 pohon bonsai yang dibudidayakan warga Semarang telah diekspor ke Belanda. Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang menyebutkan, tanaman bonsai tergolong laris di pasar luar negeri karena memiliki sejumlah keuntungan.
Baca Juga: Jadi Peluang Bisnis! Kotoran Kelelawar Asal Jateng Laku Diekspor ke Taiwan
1. Buyer Belanda minta bonsai bebas serangga
Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang, Turhadi Noerchman mengaku para buyer di Belanda sering menerapkan syarat untuk tanaman bonsai yang dipesan.
Syarat yang diberlakukan antara lain bebas serangga Meloidogyne spp, Bemisia argentifolii, Chaetanophothrips occidentalis.
"Jadinya mesti dilakukan serangkaian tindakan karantina sebelum diterbitkan sertifikat kesehatan sebagai jaminan tanaman bonsai sehat masuk ke negara tujuan," ungkap Turhadi, Senin (4/9/2023).
2. Eksportir bonsai dapat untung Rp3,1 miliar
Berdasarkan hasil kinerja ekspor selama Januari-Agustus 2023, jumlah bonsai yang diekspor ke Belanda sebanyak 6.997 pohon dengan nilai jual Rp3,1 miliar.
Editor’s picks
Menurutnya kondisi tersebut melonjak ketimbang tahun lalu di periode yang sama hanya ada 4.825 pohon dengan perolehan nilai ekonomi Rp2 miliar.
“Ekspor komoditas tanaman bonsai asal Semarang ini menunjukkan hasil menggembirakan karena makin laris di pasar internasional, disamping keunikannya juga persyaratannya sesuai dengan negara tujuan," paparnya.
3. Ekspor bonsai harus melalui syarat-syarat yang rumit
Lebih lanjut, Turhadi menjelaskan pihaknya menerapkan sistem in line inspection pada tanaman bonsai guna memastikan komoditas ekspor pertanian bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Kegiatan in-line inspection yang ia maksud mencakup pengambilan tanaman bonsai dari sumber petani, penggantian media tanam, perlakuan, penyiraman, perawatan di screen house, pengawasan pengemasan hingga stuffing atau pemuatan ke dalam kontainer siap ekspor.
4. Balai Karantina Pertanian beri pendampingan
Turhadi mengatakan pihaknya juga rutin memberikan pendampingan mulai proses awal hingga proses akhir pemuatan bibit tanaman bonsai, sebagai upaya mitigasi terbawanya OPTK
“Kegiatan in line inspection digencarkan untuk memecahkan hambatan permasalahan SPS atau Sanitary Phyosanitary sehingga dapat menekan tingkat ketidaksesuaian di negara tujuan atau NNC (notification of non compliance)," ujarnya.
Baca Juga: 5 Alasan Pria Banyak Menekuni Hobi Bonsai, Bikin Happy Bro!